Momen kekalahan Jepang sudah terlihat pada Agustus 1945, saat Perang Pasifik antara pihak sekutu yang dipimpin Amerika Serikat (AS) melawan Jepang sudah mencapai periode puncak. Namun, sebenarnya Jepang menyerah kepada Sekutu tanggal berapa?
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 tentara Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Kedua kota di Jepang saat itu hancur lebur dan membuat mental Jepang anjlok.
Hal itu kemudian mengakibatkan Jepang menyerah kepada pasukan sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab Jepang menyerah kepada Sekutu
Penyebab menyerahnya Jepang kepada sekutu adalah peristiwa pengeboman di dua kota, yakni Hiroshima dan Nagasaki. Pengeboman tersebut telah menewaskan dan melukai ratusan ribu manusia. Tak hanya itu, efek radiasi dari senjata nuklir juga membekas dalam waktu yang lama.
Pemandangan mengerikan itu akhirnya membuat moril tentara Jepang runtuh seketika. Padahal sebelumnya, pasukan Jepang dikenal selalu tampil habis-habisan dalam setiap pertempuran.
Mereka tidak segan untuk bunuh diri dari pada harus menyerah. Pertempuran Saipan misalnya, dengan amat jelas memperlihatkan watak pantang menyerah tentara Jepang.
Pihak sekutu baru bisa menaklukkan Jepang setelah melalui pertempuran selama berminggu-minggu.
Dijatuhkannya bom di Hiroshima dan Nagasaki ialah konklusi untuk menutup jilid peperangan tersebut. Jepang menyatakan menyerah pada sekutu pada 15 Agustus 1945.
Dampak bagi Indonesia saat Jepang Menyerah
Dikutip dari laman resmi Kemdikbud, pada tanggal 10 Agustus 1945 Sutan Syahrir mendapat info melalui radio bahwa Jepang telah kalah dan menyerah kepada sekutu. Momen ini kemudian dimanfaatkan Indonesia untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal 12 Agustus 1945 Soekarno Hatta, dan Radjiman diterbangkan ke Dalat, Vietnam untuk melakukan perundingan kemerdekaan dengan Marsekal Terauchi.
Para pemuda juga turut mendorong Soekarno dan Hatta untuk segera melakukan proklamasi lebih cepat. Untuk itu para pemuda yang dimotori oleh Chaerul Saleh, Sukarni dan Wikana, mereka membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.
Pada Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta dan menuju rumah Laksamana Maeda untuk melakukan penyusunan proklamasi.
Penyusunan proklamasi dilakukan oleh Sukarno, Muhammad Hatta, dan Achmad Soebardjo. Penyusunan ini disaksikan oleh Sukarni, B.M Diah, Sudiro dan Sayuti Melik. Setelah itu naskah proklamasi diketik oleh Sayuti Melik.
Pada pagi harinya pukul 10.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno.
(faz/pay)