Ini Lho Pentingnya Pemahaman soal ASEAN bagi Generasi Muda

ADVERTISEMENT

Ini Lho Pentingnya Pemahaman soal ASEAN bagi Generasi Muda

Inkana Izatifiqa R Putri - detikEdu
Rabu, 01 Sep 2021 16:13 WIB
Kemenlu
Foto: Screenshoot detikcom
Jakarta -

Survei ISEAS-Yusof Ishak Institute pada Februari 2021 menunjukkan 38,7% responden di negara ASEAN menilai ASEAN masih jauh dari masyarakat. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pun menilai kondisi ini menggambarkan pentingnya pemahaman tentang ASEAN bagi masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda.

"Saya ingin menyampaikan bahwa survei ISEAS-Yusof Ishak Institute pada Februari 2021 di 10 negara ASEAN, menyebutkan bahwa sebanyak 38,7% responden menilai ASEAN masih bersifat elitis dan jauh dari masyarakat. Di Indonesia bahkan angkanya masih di atas negara ASEAN, yaitu 49,6% dari responden," ujarnya dalam acara Peluncuran Buku Bahan Pengajaran ASEAN, Rabu (1/9/2021).

"Survei ini menggambarkan arti penting menanamkan pemahaman ASEAN sejak dini bagi masyarakat Indonesia," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Retno menilai generasi muda sangat berperan dalam menentukan masa depan ASEAN. Untuk itu, dirinya berharap buku Bahan Pengajaran ASEAN dapat menjadi jembatan dalam membuka wawasan tentang ASEAN, dan menguatkan identitas dan nilai ASEAN di generasi muda.

"Saya sangat mengapresiasi penyusunan Bahan Pengajaran ASEAN sebagai upaya kita untuk mengenalkan ASEAN secara dini kepada generasi muda. Generasi muda lah yang arah dan corak ASEAN di masa depan," katanya.

ADVERTISEMENT

Dari sisi kekuatan ekonomi, lanjut Retno, survei yang sama menunjukkan responden menempatkan ASEAN di urutan kedua setelah RRC, mengguli AS dan Uni Eropa. Sementara dalam aspek pengaruh politik dan strategis, ASEAN berada di urutan ketiga setelah RRC dan AS.

"Dari survei tersebut dapat dipahami bahwa masyarakat masih melihat ASEAN adalah kekuatan penting di kawasan dan di dunia. Namun, di saat yang sama masih terdapat gap pemahaman yang tinggi di dunia, termasuk Indonesia," paparnya.

Retno juga mengatakan selama lebih dari 5 dekade, ASEAN telah berkontribusi pada perkembangan stabilitas perdamaian di kawasan Asia Tenggara. Di bidang ekonomi, ASEAN juga menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dunia. World Economic Forum dalam laporannya pun memproyeksikan di tahun 2030 ASEAN akan menjadi ekonomi keempat terbesar di dunia, dengan PDB senilai USD 4,5 triliun.

Di tahun 2023, Indonesia juga akan menjadi Chairman of ASEAN dan Natural Leader of ASEAN. Untuk itu, Retno menyebut generasi muda perlu memahami persoalan tentang ASEAN. Dengan demikian manfaat ASEAN dapat dirasakan oleh masyarakat.

"Ini yang harus kita lakukan, membumikan ASEAN. Memastikan ASEAN memberikan manfaat bagi masyarakat. Ini hanya bisa terjadi jika masyarakat memahami dan bangga dengan identitas ASEAN. Dan saya harapkan buku yang diluncurkan menjadi jembatan dalam membuka wawasan tentang ASEAN, dan menguatkan identitas dan nilai ASEAN di masyarakat," katanya.

Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menjelaskan kolaborasi antarnegara dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan global. Terlebih generasi muda yang akan menjadi duta Indonesia dan berkontribusi untuk dunia.

"Buku untuk pendidikan dasar dan menengah yang kami luncurkan hari ini akan sangat membantu upaya kita menciptakan merdeka belajar. Oleh karena itu, besar harapan kita agar bapak dan ibu guru memanfaatkan sebagai bahan ajar di sekolah," katanya.

"Secara garis besar buku ini merujuk pada ASEAN Curriculum Sourcebook yang menekankan pada 5 tema utama antara lain, mengenal ASEAN, menghargai identitas dan keragaman, mengaitkan isu global dan isu lokal, mendorong persamaan, dan bekerja sama mewujudkan masa depan bersama yang berkelanjutan," pungkasnya.

(ncm/ega)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads