Situasi pandemi yang tidak menentu kerap membuat seseorang rentan mengalami burnout. Jika tidak dicegah, burnout dapat mengganggu kesehatan mental hingga menurunkan produktivitas kerja.
Dilansir Healthline, Burnout merupakan keadaan kelelahan vital atau kondisi stres kronis atas pekerjaan yang belum berhasil dikelola. Kondisi ini bisa disebabkan berbagai faktor mulai dari suasana di rumah yang tak mendukung untuk bekerja, kebosanan, hingga jadwal pekerjaan yang tidak teratur.
Menurut Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran (Unpad), Iceu Amira DA, S.Sos., S.Kep., Ners., M.Kes., kondisi kelelahan emosional pada 'Burnout' berbeda dengan kelelahan fisik biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kelelahan secara fisik saja dengan istirahat bisa selesai. Kalau kelelahan emosional, dengan istirahat saja belum tentu selesai. Maka harus ada intervensinya," katanya saat pada Webinar dan Talkshow "Say No to Burnout: Be More Productive" di Unpad beberapa waktu lalu dan dikutip dari situs Unpad, Selasa (10/8/2021).
Dampak pada Kehidupan Sosial
Iceu Amira menjelaskan, burnout merupakan sindrom psikologis yang disebabkan adanya rasa kelelahan yang luar biasa, baik secara fisik, mental, maupun emosional. Dampaknya, seseorang dapat kehilangan minat dan motivasi.
Menurutnya, 'burnout' dapat mengurangi produktivitas dan menguras energi sehingga membuat seseorang merasa tidak berdaya, putus asa, lemah, dan cepat marah.
"Jika mengalami dalam waktu yang lama, akan berdampak pada kehidupan sosial terutama pekerjaannya," jelas Iceu.
Bisa Terjadi pada Siapa Saja
Pembicara lain, dosen Fkep Unpad Indra Maulana S.Kp., Ners., M.M., menuturkan, burnout biasanya terjadi akibat pekerjaan yang menumpuk dan terlalu berat. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, bukan hanya dari kalangan pekerja.
Ibu rumah tangga misalnya, rentan mengalami burnout di masa pandemi ini karena menghadapi banyak pekerjaan rumah, ditambah dengan tugas menemani anak sekolah daring. Siswa atau pelajar juga bisa mengalaminya karena begitu banyak tugas yang belum dipahaminya.
Tenaga medis pun rentan mengalami burnout karena harus menghadapi banyaknya pasien akibat pandemi. Begitu juga dengan pekerja lainnya yang harus menghadapi banyak pekerjaan terlebih dengan situasi keterbatasan di tengah pandemi.
"Kita harus kelola waktu supaya tidak terjadinya stres yang berkepanjangan karena pekerjaan yang menumpuk," ungkap Indra.
Selain terjadi gangguan psikologis, Indra mengatakan bahwa burnout juga dapat mengakibatkan gangguan fisik, seperti sakit pada lambung dan imunitas menurun.
Selain dari pekerjaan yang banyak dan terlalu berat, Penyebab burnout sendiri bisa berasal dari gaya hidup yang penuh tekanan, serta kemampuan adaptasi seseorang dalam menghadapi masalah.
Cara mencegah burnout klik halaman selanjutnya
Simak Video "Video Polisi Tetapkan Mahasiswa Unpad Pengemudi Sedan Maut Jadi Tersangka"
[Gambas:Video 20detik]