Top! Sarjana Teknik Ini Terjemahkan Puluhan Karya Sastra Jawa Klasik

ADVERTISEMENT

Top! Sarjana Teknik Ini Terjemahkan Puluhan Karya Sastra Jawa Klasik

Achmad Syauqi - detikEdu
Sabtu, 31 Jul 2021 13:37 WIB
Bambang dengan beberapa buku cetakan terjemahan karya sastra Jawa klasik. (Achmad Syauqi detikcom)
Top Abis! Sarjana Teknik Ini Terjemahkan Puluhan Karya Sastra Jawa Klasik (Foto: Achmad Syauqi/detikcom)
Klaten -

Bambang Wiyono (50) tidak memiliki latar belakang pendidikan sastra, apalagi sastra Jawa. Tapi warga Desa Mireng, Kecamatan Trucuk, Klaten, Jawa Tengah itu telah menterjemahkan puluhan karya sastra Jawa klasik (abad 18) ke dalam bahasa Indonesia modern yang lebih milenial.

"Sudah ada 20 an lebih naskah saya terjemahkan, sebagian sudah saya cetak dan publikasi. Ini selama empat tahun terakhir," ungkap Bambang saat berbincang santai dengan detikEdu di teras rumahnya, Sabtu (31/7/2021) siang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dituturkan Bambang, hobinya menterjemahkan karya sastra Jawa klasik yang berwujud tembang dimulai tanpa sengaja. Awalnya alumnus fakultas teknik sipil UII Yogyakarta tahun 1997 itu hanya penyuka filsafat.

ADVERTISEMENT

"Saya punya hobi membaca buku filsafat Islam, Arab sampai Persia. Tapi sulit mencari sumber asli naskahnya dan yang ada cuma terjemahan bahasa Inggris yang mungkin bisa berbelok maknanya," papar Bambang.

Dari rasa tak puas itu, sambung Bambang, dirinya mulai melirik karya sastra Jawa klasik yang asli karya para pujangga Jawa. Toh, karya sastra Jawa abad 18 juga mengandung filsafat yang di dalamnya ada ajaran Islam.

"Saya menemukan ternyata di Jawa pun karya bercorak itupun banyak. Kata karya Mangkunegara, Ronggowarsito, Pakubuwana IV dan lainnya. Cuma di Jawa banyak terpengaruh tarekat yang dijadikan suluk, laku orang Jawa," ujar Bambang.

Bambang menyampaikan dari ketertarikan itu dirinya mulai berburu bahan. Dari bertukar bahan sampai searching di internet mencari naskah latinnya.

"Saya buat blog, kadang ada sesama penggemar kita tukar bahan. Kadang mencari format pdf kamus online Jawa sampai karya orang Belanda, juga di situs universitas Leiden dan lainnya," papar Bambang.

Di awal, terang Bambang, prosesnya tidak mudah sebab kadang satu kata Jawa diterjemahkan dalam bahasa Belanda atau Inggris. Untuk menerjemahkan ke bahasa Indonesia perlu waktu.

"Ya prosesnya tidak mudah tapi akhirnya selesai. Yang pertama saya terjemahkan Serat Wedatama karya KGPAA Mangkunegara IV, sudah saya cetak malah," kata Bambang.

Setelah empat tahun berjalan...

Setelah empat tahun berjalan, lanjut Bambang, sekitar 20 karya sudah diterjemahkan. Mulai karya Ronggowarsito, Mangkunegara IV, Pakubuwana IV sampai Yosodipuro.

"Dari beberapa pujangga itu yang paling sulit karya Yosodipuro II karena bahasa Jawanya paling kuno. Seperti Serat Sasonosunu, Serat Wicarakeras, Nitiprana dan lainnya," jelas Bambang.

Saat ini, imbuh Bambang, dirinya tengah fokus menerjemahkan Serat Centhini baru 500 halaman. Serat tersebut paling banyak sehingga butuh waktu lama.

"Ini baru dapat 500 halaman saya dapat teks dari translate karya Karkono Kamajaya. Entah sampai kapan selesainya, yang orang Perancis saja belum selesai," tutur Bambang yang juga pengusaha mebel.

Bambang mengaku, niatnya menulis karya sastra Jawa klasik ke dalam huruf latin dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia untuk memudahkan generasi muda memahami.

"Saya terjemahkan ke bahasa Indonesia dan saya jabarkan per kata agar mudah dipahami anak -anak muda. Agar filosofinya masuk," sambung Bambang yang memiliki nama samaran Bambang Kusen Almarie itu.

Bambang menambahkan, karya sastra Jawa klasik itu juga tidak bertentangan dengan ajaran Islam sebagai agama mayoritas. Hanya kontekstualisasi berbeda.

"Tidak ada pertentangan menurut saya, hanya kontekstualisasi saja yang beda. Ronggowarsito itu seorang santri, di serat Wulangreh karya PB IV juga ada ajaran agar hidup berdasar Quran, hadis, ijmak dan Qiyas," ucap Bambang yang juga takmir masjid itu.

Atas karya terjemahannya itu, imbuh Bambang, dirinya tidak berorientasi bisnis. Siapapun boleh mengakses blognya dan bukunya dengan hanya mengganti ongkos cetak.

"Saya tidak berpikir bisnis, silahkan kalau mau ambil PDF saya, dicetak juga silahkan. Yang saya cetak cuma ganti ongkos saja, mau cetak ke percetakan saya tak punya modal," tambah Bambang.



Simak Video " Video: Melihat Patung Biawak di Wonosobo yang Viral gegara Mirip Asli"
[Gambas:Video 20detik]

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads