Indonesia memiliki beragam suku bangsa dengan kekayaan bahasa yang tersebar di berbagai daerah. Salah satunya bahasa Jawa.
Orang Jawa biasa menggunakan kosa kata bahasa daerah dalam aktivitas kesehariannya. Kosa kata bahasa Jawa ini kerapkali digunakan untuk menyebutkan istilah yang sulit didefinisikan dalam bahasa Indonesia.
Akhir pekan lalu, Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto sempat menyebut Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo kemajon, keminter, dan mlandhang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu disampaikan Bambang lantaran kekesalannya pada gubernur Jateng tersebut. Ganjar memang tak diundang saat Ketua DPP PDIP Puan Maharani memberikan arahan untuk kader dan kepala daerah se-Jateng dari PDIP.
Lantas, apa maksud ketiga kosa kata bahasa Jawa yang digunakan politikus PDIP tersebut?
Dosen Sastra Jawa Universitas Gadjah Mada (UGM) Sulistyowati mengatakan, penggunaan kosa kata bahasa Jawa harus dilihat berdasarkan konteksnya. Konteks harus dipahami secara utuh untuk bisa mengetahui maksud dari kata tersebut.
"Sebetulnya kalau namanya bahasa itu tergantung konteks pemakaian. Harus kita lihat semua dalam konteks ini apa sih sebetulnya yang membingkai hingga kata itu muncul. Nah, itu yang harus kita pahami harus utuh," paparnya seperti dihubungi detikEdu pada Senin (24/5/2021).
Bahasa Jawa terbagi menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan pertama ngoko lugu, kemudian ngoko alus, lalu krama lugu/madya, terakhir krama inggil. Keempat tingkatan tersebut digunakan dalam situasi yang berbeda. Hal ini tergantung konteks termasuk siapa lawan bicaranya.
Lies, begitu sapaan akrabnya, mengatakan kemajon, keminter, dan mblandhang bisa bermakna Jawa ngoko maupun krama. Dalam kaidah bahasa Jawa memang ada beberapa kata yang bisa dirunut sebagai kata ngoko maupun krama.
Berikut arti kemajon, keminter, dan mblandhang dalam kosa kata bahasa Jawa
1. Kemajon
Kemajon berasal dari akar kata maju. Kata tersebut mendapat imbuhan ke dan en hingga menghasilkan kata kemajon. Jika diartikan, kemajon adalah melebihi batas.
Kemajon bisa dimaknai positif maupun negatif. Hal ini tergantung pada konteks penggunaannya. Lies memaparkan, kalau dalam sebuah kontestasi atau persaingan untuk kepentingan tertentu itu bisa dimaknai negatif.
2. Keminter
Keminter berasal dari kata pinter. Pinter memiliki makna positif. Kemudian kata tersebut mendapatkan imbuhan em dan menghasilkan kata keminter.
Variasi imbuhan lain dari pinter adalah um, jadi bisa menghasilkan kata keminter atau kuminter. Kata tersebut memang dimaknai sedikit negatif karena artinya memiliki sifat sok pinter.
3. Mblandhang
Seperti dua kata sebelumnya, mblandhang dapat diartikan sebagai sesuatu yang positif maupun negatif. Mblandhang sendiri artinya sesuatu yang sangat cepat.
Secara leksikal, mblandhang bermakna sesuatu yang lebih dari batas. Kata ini bisa menjadi positif jika berada dalam konteks yang mendukung. Namun, jika dilepaskan dalam dalam konteks persaingan maka bisa berarti negatif.
Itulah makna kata kemajon, keminter, dan mblandhang dalam kosa kata bahasa Jawa. Pada intinya, penggunaan kata bahasa Jawa tidak bisa lepas dari konteks.
(pal/pal)