Apakah kamu pernah mendapat SMS atau telepon yang meminta kode OTP untuk aplikasi tertentu di ponsel, padahal sedang tidak menggunakan aplikasi tersebut?
Jika pernah, jangan berikan kode OTP yang kamu terima ya. Sebab, situasi ini adalah salah satu tanda bahwa ada oknum cyber criminal atau pelaku kejahatan siber yang berusaha mengakali keamanan data pribadi kamu untuk mendapat uang dan keuntungan lainnya.
Akibatnya, data pribadi kamu bisa bocor ke pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab ini dan digunakan untuk hal-hal yang tidak semestinya di luar izinmu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu kebocoran data yang diusahakan pelaku kejahatan siber lainnya yaitu meminta nomor kartu kredit, data KTP, dan data pribadi lainnya.
Jika data sudah terlanjur tersebar, jangan panik. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengamankan data-data pribadi kamu jika terjadi kebocoran data.
Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (DTETI) Fakultas Teknik (FT) UGM Sri Suning Kusumawardani membagikan cara mengamankan data pribadi setelah terjadi kebocoran data, seperti dikutip dari akun Instagram resmi Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (2/5/2021).
Berikut tips cara mengamankan data pribadi jika terjadi kebocoran data dari dosen DTETI FT UGM:
- 1. Ganti email pada akun-akun penting
Jika memungkinkan, ganti email yang kamu gunakan pada akun-akun penting, seperti akun Bank, akun uang digital, dan lain-lain.
- 2. Jangan gunakan PIN dengan data yang sudah bocor
Jangan pernah gunakan PIN dengan data yang sudah bocor, seperti tanggal lahir. Tanggal lahir sangat mudah ditemukan di berbagai situs dan media sosial hanya dengan dengan satu kali pencarian saja. Begitu juga dengan angka-angka tertentu yang biasa kamu gunakan di dunia maya.
- 3. Gunakan password yang kuat
Gunakan password atau kata kunci, atau kata sandi yang kuat untuk mengamankan akun-akun saat ini.
Sri menyarankan, gunakan 12 karakter ke atas untuk mencegah usaha percobaan pelaku kejahatan siber mengambil alih akun. Terutama, akun dengan email yang sudah terlanjur diketahui oleh cyber criminal tersebut.
4. Gunakan autentikasi 2 faktor
Gunakan autentikasi 2 faktor pada akun WhatsApp, Telegram, media sosial, email, dan akun-akun yang dirasa penting lainnya. Khususnya, pada aplikasi yang menyediakan layanan autentikasi 2 faktor ini.
Adapun autentikasi 2 faktor berfungsi untuk mempersulit pelaku kejahatan siber mengambil alih akun milik kamu.
- 5. Waspada bahaya serangan lanjutan
Setelah mengamankan akun-akun penting lengkap dengan autentikasi dan penggantian kata sandi, tetap waspada akan bahaya serangan lanjutan yang bisa dilakukan pelaku kejahatan siber.
Contoh serangan siber lanjutan yaitu mendapat SMS atau telepon yang meminta kode OTP, meminta nomor kartu kredit, meminta data pribadi, dan lain-lain.
- 6. Amankan akun dari percobaan log in yang tidak diketahui
Jika kamu tidak sedang log in sebuah aplikasi, tetapi muncul notifikasi percobaan log in yang tidak diketahui di email atau sebuah aplikasi, segera amankan akun kamu. Sebab, notifikasi log in yang tidak kamu lakukan, atau yang bukan seizin kamu, adalah tanda akun kamu sedang coba diambil alih oleh pelaku kejahatan siber.
Nah, itu dia cara mengamankan data pribadi kamu jika terjadi kebocoran data. Tetap waspada dan berhati-hati ya, detikers!
(pay/pal)