Ngeri! Ini Dampak Limbah Nuklir Jepang jika Sampai ke Perairan Indonesia

ADVERTISEMENT

Ngeri! Ini Dampak Limbah Nuklir Jepang jika Sampai ke Perairan Indonesia

Rahma I Harbani - detikEdu
Senin, 03 Mei 2021 21:08 WIB
Peserta aksi memajang spanduk Tolak Pembuangan Limbah Nuklir Fukushima di Laut di Kawasan Patung Kuda, Jakarta, Senin (3/5/2021). Pembuangan limbah nuklir berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan laut.
Foto: Rifkianto Nugroho/Ngeri! Ini Dampak Limbah Nuklir Jepang jika Sampai ke Perairan Indonesia
Jakarta -

Jika tidak ditangani dengan baik, limbah nuklir sebanyak 1,25 juta ton yang hendak dibuang Jepang akan membawa dampak negatif bagi perairan dunia.

Bahkan bisa membawa dampak bagi perairan Indonesia pula seperti yang dijelaskan oleh pakar nuklir dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yudi Utomo Imardjoko.

Menurut Yudi, limbah nuklir yang mengandung zat radioaktif berumur panjang peluruhannya sehingga dapat membahayakan perairan dunia hingga perairan Indonesia. Sebab limbah tersebut dapat terbawa oleh arus laut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena dia (zat radioaktif) umurnya panjang, jadi kalau pun di laut dia (zat radiaoktif) akan mengikuti arus. Nanti kalau sampai perairan Indonesia, perairan Indonesia bisa terkontaminasi kalau itu (zat radioaktif) dibuang," terangnya saat dihubungi detikEdu, Jumat (30/4/2021), dan ditulis Senin (3/5/2021).

Zat radioaktif berumur panjang menyebabkan dampak yang berbeda-beda bagi hewan dan manusia mulai dari pusing atau sakit kepala, epilepsi, pingsan, menyebabkan kanker, bahkan dapat berujung pada kematian bila kadar kontaminasinya tinggi.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya manusia dan hewan, efek zat radioaktif berumur panjang juga dapat menyebabkan kematian biota laut yang terkontaminasi.

"Dan juga biota laut juga bisa mati. Karena dia (biota laut) kan menelan radiasi (zat radioaktif) yang berumur panjang, ya itu toksik (racun) semua. Intinya itu limbah radioaktif itu toksik," kata dosen departemen teknik nuklir dan teknik fisika UGM ini.

Sebaliknya, Yudi menambahkan limbah nuklir yang mengandung zat radioaktif yang berumur pendek peluruhannya tidak akan menyebabkan masalah bagi perairan maupun kehidupan di sekitarnya.

Klik halaman selanjutnya

Radiasi yang dihasilkan dari zat radioaktif yang berumur pendek peluruhannya pun sama dengan radiasi yang ada di alam.

"Tetapi kalau (zat radioaktif) yang umurnya pendek sih, (tingkat radiasinya) sama dengan radiasi alam, jadi sudah aman," imbuhnya.

Perlu diketahui, faktor pembeda tingkat bahaya dari zat radioaktif dilihat berdasarkan periode umur zat radioaktif tersebut.

Zat radioaktif yang memiliki umur pendek peluruhannya dikatakan aman karena tidak membutuhkan waktu lama untuk menyamakan pengaruh radiasinya dengan radiasi yang ada di alam. Misalnya, Cesium-137 yang memiliki isotop kecil.

Sementara zat radioaktif yang berumur panjang peluruhannya memerlukan waktu lama agar pengaruh radiasinya bisa berkurang dan setara dengan radiasi yang ada di alam. Misalnya, Plutonium-239 atau Americium-245 yang umurnya mencapai puluhan ribu tahun hingga jutaan tahun.

Jepang berencana membuang limbah nuklir sebesar 1,25 juta ton ke Laut Cina Selatan dalam dua tahun mendatang. Limbah nuklir ini diketahui berasal dari pembangkit nuklir Fukushima yang bocor akibat gempa bumi dan tsunami pada 2011 lalu.

(nwy/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads