Perjuangan Razzaq Ikut UTBK 2024 di Unesa, Masih Diinfus dan Didampingi Perawat

ADVERTISEMENT

Perjuangan Razzaq Ikut UTBK 2024 di Unesa, Masih Diinfus dan Didampingi Perawat

Cicin Yulianti - detikEdu
Senin, 06 Mei 2024 19:00 WIB
Razzaq ditemani perawat saat UTBK di Unesa
Razzaq ditemani perawat saat UTBK di Unesa. Foto: Unesa
Jakarta -

Ujian Tes Berbasis Komputer (UTBK) 2024 adalah kesempatan berharga bagi calon mahasiswa baru untuk mencapai kampus impiannya. Banyak peserta yang rela berkorban mengikuti ujian dalam kondisi apapun.

Seperti yang dilakukan oleh Muhammad Aimanur Razzaq yang gigih ikut UTBK di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dalam kondisi sakit. Peserta lulusan SMAN 1 Gresik ini terserang Demam Berdarah Dengue (DBD) saat menjelang ujian.

Di ruang ujian, Razzaq mengisi satu per satu soal dengan tangan yang masih diinfus dan didampingi perawat. Ia mulai merasakan gejala DBD saat mengerjakan contoh soal UTBK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat latihan soal itu saya merasa badan mulai panas, dan terpaksa menghentikan latihan karena badan rasanya sudah mulai tidak stabil. Saya dibawa ke rumah sakit, setelah cek di lab, ternyata kena DBD dan harus dirawat intensif di RS Semen Gresik," kata Razzaq dalam laman Unesa, dikutip Senin (6/5/2024).

ADVERTISEMENT

Razzaq mengaku sempat bingung dengan kondisinya. Dikarenakan dia ingin masuk kampus impiannya yakni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), ia memutuskan untuk tetap ikut UTBK.

"Dari awal saya sudah mempersiapkan UTBK ini dengan mengikuti bimbel. Awalnya mau fokus penyembuhan, karena waktu UTBK sudah mepet jadi saya paksakan untuk tetap belajar," terangnya.

Sempat Tak Diizinkan Ujian

Selaku perawat di rumah sakit RS Semen Gresik, Muhammad Fathurrahman mengatakan kondisi Razzaq masih belum stabil dan masih harus diinfus. Menurut dokter yang menangani, Razzaq seharusnya tak melakukan aktivitas berat sebelum pulih.

"Saya ditugaskan untuk mendampingi karena takutnya ada apa-apa dengan pasien. Jujur, saya salut perjuangan dia yang meski sakit, tetapi tetap harus mau berjuang untuk tes masuk perguruan tinggi," tutur Fathurrahman.

Namun, Razzaq memohon kepada sang dokter agar bisa tetap ikut UTBK dengan didampingi perawat. Dengan tekad yang kuat, Razzaq pun menempuh perjalanan dari Gresik ke Surabaya untuk mengikuti ujian.

Menurut Fathurrahman, kegigihan dari Razzaq juga terlihat saat masih dirawat di rumah sakit. Ia rajin belajar dan mengerjakan contoh soal UTBK meski dengan badan yang terkapar di atas ranjang.

Ia mengatakan, Razzaq masih perlu diinfus untuk memastikan tubuhnya tidak dehidrasi. Kehadirannya menemani Razzaq diperlukan mengingat pasien DBD bisa tiba-tiba demam kembali dan hal itu perlu ditangani oleh pihak medis.

Atas perjuangan Razzaq, Rektor Unesa Nurhasan memberikan apresiasi. Menurutnya, selain kondisi badan yang sakit, Razzaq juga pantang menyerah dengan jarak ke lokasi Pusat UTBK Unesa yang cukup jauh.

"Ada banyak sekali cerita perjuangan peserta UTBK, semoga hasilnya nanti bisa membawa peserta di prodi dan kampus tujuannya masing-masing," ucapnya.

Nurhasan mengatakan Unesa telah menyediakan tim medis yang siaga selama UTBK berlangsung. Tim tersebut disiapkan untuk menangani kasus peserta yang tiba-tiba sakit atau semacamnya.

"Selain tim medis, kita juga ada relawan khusus dari SMCC yang selalu standby di setiap lokasi tes. Tim kami ini ada yang dosen dan ada mahasiswa. Ketika misalnya ada yang pingsan, atau kurang sehat ada tim kami yang siap menangani," kata Nurhasan.




(cyu/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads