Studi Ungkap Fenomena di Balik Aksi Menggoyangkan Kotak Kado

ADVERTISEMENT

Studi Ungkap Fenomena di Balik Aksi Menggoyangkan Kotak Kado

Noor Faaizah - detikEdu
Jumat, 05 Jan 2024 11:00 WIB
Ilustrasi kado Natal & Tahun Baru
Ilustrasi kado Foto: Shutterstock
Jakarta -

Kita kerap melakukan tukar kado bersama teman atau kerabat terdekat dalam acara tertentu. Pernahkah detikers, ketika kamu mendapatkan kotak hadiah pemberian teman lalu kamu menggoyang-goyangkannya? Seakan ingin menebak apa isi di dalamnya.

Ternyata, tindakan menebak-nebak isi kado ini cukup mudah diketahui melalui pengamatan orang-orang lo.

Berdasarkan penelitian yang terbit di Proceedings of the National Academy of Sciences, para peneliti menemukan bahwa pengamat masa kini hanya membutuhkan beberapa detik untuk mengetahui informasi mana yang mereka cari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hanya dengan melihat bagaimana tubuh seseorang bergerak, Anda dapat mengetahui apa yang mereka coba pelajari tentang lingkungannya," kata Chaz Firestone, ilmuwan kognitif Universitas Johns Hopkins, dikutip dari Popular Science.

Penelitian mengenai kognisi dan persepsi manusia ini dapat berdampak pada kecerdasan buatan di masa depan. "Kami melakukan hal ini sepanjang waktu, namun hanya ada sedikit penelitian mengenai hal ini," tambah Firestone.

ADVERTISEMENT

Tindakan Pragmatis vs Epistemik

Tanpa disadari, otak kita mampu mengenali dan menganalisis beberapa tindakan orang lain dalam sehari. Tindakan yang dimaksud mencakup tindakan pragmatis maupun epistemik.

Dilansir dari laman Popular Science, tindakan pragmatis merujuk pada segala sesuatu yang menggerakkan seseorang untuk menuju suatu tujuan. Sementara tindakan epistemik yaitu tubuh yang bergerak untuk memperoleh informasi dan belajar tentang dunia.

Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa otak manusia dapat dengan cepat dan akurat menebak tujuan tindakan pragmatis orang lain hanya dengan observasi.
Studi baru yang dilakukan oleh peneliti dari Department of Psychological and Brain Sciences di Johns Hopkins University, menyelidiki jenis perilaku yang terdiri dari tindakan epistemik.

Tindakan epistemik lebih mengarah pada proses pengenalan lingkungan, seperti mencelupkan jari ke dalam kolam untuk menguji suhu atau mencicipi kuah sup untuk memeriksa komposisi bumbu yang pas.

Firestone bersama rekan-rekannya akhirnya menyelidiki bagaimana interaksi antara penglihatan dan pemikiran atau persepsi. "Apa yang kami lakukan menunjukkan bahwa pikiran Anda mampu melacak informasi yang mereka cari, sama seperti mereka yang mengetahui isi dalam kotak dengan menggoyangkannya," kata Firestone, dikutip dari Science Daily (11/12/2023).


Studi Tindakan Epistemik Bantu Perkembangan AI

Peneliti meminta 500 peserta untuk menonton dua video seseorang mengambil sebuah kotak berisi benda dan mengguncangnya. Salah satu video memperlihatkan seseorang yang mengguncang sebuah kotak untuk mengetahui jumlah benda yang ada di dalamnya.

Sementara video lainnya menunjukkan seseorang yang mengguncang kotak untuk mengetahui bentuk benda di dalamnya. Ternyata hampir setiap peserta mampu mengetahui siapa subjek yang mengocok kotak untuk mengetahui jumlah benda dan siapa yang mengocok kotak untuk mengetahui bentuk isinya. "Yang mengejutkan saya adalah betapa intuitifnya hal ini," kata Sholei Croom, rekan penulis studi.

"Orang-orang benar-benar dapat memahami apa yang orang lain coba pikirkan, yang menunjukkan bagaimana kita dapat membuat penilaian meskipun apa yang kita lihat sangat rumit dan berubah dari orang ke orang," tambah Croom.

Studi terkait tindakan epistemik sangat bermanfaat bagi para insinyur untuk mengembangkan teknologi artificial intelligence(AI) yang lebih antisipatif untuk berinteraksi dengan manusia dengan lebih baik.

Dalam penelitian selanjutnya, Firestone bersama rekan-rekannya ingin tahu apakah mungkin untuk mengamati tujuan epistemik dibandingkan tujuan pragmatis subjek dengan menguraikan apa yang terjadi di otak mereka.

Mereka juga mengaku penasaran apakah mungkin untuk membuat model terperinci yang dengan tepat mampu mengetahui bagaimana tindakan fisik dapat mengungkap maksud epistemik.

"Ketika Anda memikirkan semua perhitungan mental yang harus dilakukan seseorang untuk memahami apa yang orang lain coba pelajari, ini adalah proses yang sangat rumit," kata Firestone.

"Tetapi temuan kami menunjukkan bahwa hal ini adalah sesuatu yang mudah dilakukan orang. Mengetahui kemana tujuan seseorang atau produk apa yang mereka cari adalah satu hal, tetapi menyimpulkan apakah seseorang tersesat atau jenis informasi apa yang mereka cari adalah hal lain."




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads