Istilah imperialisme pertama kali muncul di Perancis pada era Napoleon Bonaparte atau sekitar 1830-an seperti yang dikutip dari jurnal milik Oslan Amril berjudul Aspek Psikologi Sosial Jugun Ianfu Sebagai Korban Kekerasan Seksual Penduduk Jepang di Indonesia. Istilah ini sebagian besar digunakan oleh penulis Inggris untuk menjelaskan upaya kerajaan Inggris dalam memperluas kekuasaannya.
Orang Inggris merasa sangat berpengaruh karena mereka telah menjajah wilayah-wilayah di Asia dan Afrika. Mereka berpendapat bahwa penjajahan dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan wilayah-wilayah yang dijajah yang dianggap tertinggal dan untuk kebaikan dunia.
Pengertian Imperialisme
Mengutip dari buku Explore Sejarah Indonesia Jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI oleh Abdurakhman dan Arif Pradono, imperialisme berasal dari kosakata Latin "imperare" yang berarti memerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imperialisme adalah konsep politik yang merujuk pada upaya suatu negara untuk menguasai wilayah dan sumber daya lainnya, seringkali dengan menggunakan kekuatan militer, serta untuk memengaruhi dan mengendalikan berbagai aspek kehidupan di wilayah yang ditaklukkan.
Kategori Imperialisme
Pada umumnya, imperialisme dibagi menjadi tiga kategori kategori,yakni;
1. Imperialisme Kuno
Imperialisme kuno adalah jenis imperialisme yang yang terjadi sejak zaman kuno hingga masa Revolusi Industri. Pada masa inilah, negara-negara cenderung berusaha memperluas wilayah kekuasaannya dengan cara menaklukkan negara-negara lain. Tujuan utama adalah memperluas wilayah dan kekuasaan politik.
2. Imperialisme Modern
Setelah Revolusi Industri pada abad ke-19 hingga berakhirnya Perang Dunia II, imperialisme modern berkembang dengan motivasi ekonomi sebagai dasar. Sumber daya alam, bahan baku industri, dan wilayah pasar untuk produk industri adalah tujuan utama negara imperialis. Ini biasanya melibatkan eksploitasi sumber daya dan populasi di wilayah yang dijajah.
3. Imperialisme Ultramodern
Setelah Perang Dunia II, imperialisme modern muncul. Salah satu hal yang membedakan mereka adalah bagaimana mereka dapat mempengaruhi bangsa atau negara lain melalui pengaruh mental, ideologi, dan psikologi. Ini termasuk mencoba mempengaruhi budaya, cara berpikir, dan pandangan dunia orang-orang di wilayah yang dituju.
Tujuan Imperialisme
Kembali merujuk pada sumber pertama, tujuan utama dari imperialisme adalah ingin mengambil keuntungan ekonomi dari wilayah yang mereka kuasai, terutama jika sumber daya ekonomi negara tersebut lemah. Selain aspek ekonomi, ada juga aspek etnosentrisme, yaitu keyakinan bahwa satu bangsa lebih baik atau lebih unggul daripada bangsa lain.
Selain itu, ambisi negara untuk menjadi negara besar yang memerintah dunia juga menjadi faktor yang mendorong imperialisme. Contoh yang baik adalah upaya imperialisme Jepang, yang merupakan upaya untuk meningkatkan otoritas dan kekuatan mereka di seluruh dunia.
Penyebab Suatu Negara Menjadi Imperialis
Berikut adalah beberapa penyebab mengapa negara menjadi imperialis yang dikutip dari buku RPUL untuk SMP oleh Dini Indrastuty.
- Keinginan untuk menjadi bangsa yang jaya dan terbesar di seluruh dunia
- Keinginan untuk mendapatkan kekayaan dari suatu negara
- Ingin ikut dalam perdagangan dunia
- Ingin menguasai perdagangan
- Keinginan untuk menjamin suburnya industri
Dampak Imperialisme Terhadap Negara Jajahan
1. Bidang Politik
a. Terciptanya tanah-tanah jajahan
b. Adanya politik pemerasan
c. Terjadinya perang kolonial
d. Timbulnya politik dunia
e. Timbulnya nasionalisme
2. Akibat Ekonomis
a. Negara imperialis mendapat melimpah kekayaan, sementara negara jajahan akan mendapat kemiskinan
b. Industri negara imperialis menjadi besar dan perniagaan bangsa jajahan menghilang
c. Perdagangan dunia meluas
d. Adanya lalu-lintas dunia
e. Kapital surplus dan penanaman modal di tanah jajahan
f. Kekuatan ekonomi penduduk asli tanah jajahan hilang
3. Akibat sosial
a. Negara imperialis hidup dengan kemewahan, sedangkan negara jajahan hidup dengan kemiskinan
b. Negara imperialis maju, sedangkan negara jajahan mengalami kemunduran
c. Segala hak dimiliki negara imperialis, sedangkan negara yang dijajah tidak memiliki hak apa pun
(pal/pal)