Singapura memberikan beasiswa pelatihan artificial intelligence (AI) bagi warganya, termasuk yang berusia di atas 40 tahun. Program peningkatan kapasitas ini dinamai The AI Apprenticeship Programme (AIAP).
Dikutip dari laman AI Singapore, penerima beasiswa AIAP akan mendapat uang saku bulanan sekitar SGD 3.500 - 5.500, atau sekitar Rp 41,5 juta - Rp 65,2 juta per bulan. Besarnya tergantung lama pengalaman kerja di bidang yang relevan dan kualifikasi masing-masing.
Warga Singapura pendaftar AIAP disyaratkan lulusan perguruan tinggi atau politeknik. Mereka juga disyaratkan untuk memiliki dasar-dasar pengetahuan atau keterampilan teknis tentang AI atau machine learning dan Python. Warga yang belum pernah mengerjakan proyek AI di lapangan bisa turut mendaftar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program Beasiswa Pelatihan AI Singapura
Program beasiswa pelatihan ini berangkat dari kekurangan talenta AI asal Singapura. Harapannya, AIAP bisa memecahkan berbagai masalah Singapura dan perusahaan-perusahaan Singapura dengan kecerdasan buatan (AI).
Masa pelatihan AIAP terdiri dari 2 bulan deepskilling di bidang AI engineering dan 7 bulan on-the-job (OJT) training. Pada tahap OJT, penerima beasiswa belajar memecahkan masalah-masalah AI dan machine learning nyata di dunia industri serta software engineering seiring mengubah model AI jadi produk.
Khusus warga Singapura yang berusia 40 tahun atau lebih, program AIAP dapat diperpanjang dengan tambahan 3 bulan. Peserta dengan kriteria ini akan ditempatkan pada tim proyek AI Singapore untuk merasakan pengalaman bisnis dan teknis tambahan secara langsung.
Setelah masa pendaftaran dan asesmen teknis pada April lalu, calon peserta AIAP Batch 17 akan menjalani wawancara pada 27 Mei 2024 mendatang. Program AIAP 2024 sendiri akan berlangsung pada 2 September 2024-6 Juni 2025. Khusus warga 40 tahun ke atas dapat menjalani program hingga 5 September 2025.
Sementara itu, masa pendaftaran AIAP Batch 18 akan dibuka pada 14 Juni 2024 mendatang di aisigapore.org. Berdasarkan laman resminya, apprentice AIAP direkrut oleh IBM, Grab, hingga Gojek.
"Apprentice di sini tidak karena hype AI, ya. Mereka benar-benar mau mengejar karier di bidang AI atau sains data setelah program," kata Wei Yih, Kepala AI Engineering.
Simon, salah satu penerima beasiswa AIAP Batch 5 menuturkan dirinya seorang ahli biologi. Baginya, belajar lintas bidang melalui program beasiswa AI ini sangat mungkin, kendati jika pernah gagal di tahap wawancara atau asesmen teknis.
"Jangan menyerah! Jika kamu gagal, coba lagi. Jika ahli biologi seperti saya bisa, kamu juga. Kan jadi tahu asesmen teknis atau wawancaranya seperti apa, jadi kamu tahu apa saja kekuranganmu di area keterampilan dan pengetahuan terkait, lalu cobalah meningkatkan kemampuan di area itu," tuturnya.
Penerima beasiswa lainnya, Siew Lin, menuturkan pengalamannya sebagai package development engineer di perusahaan semikonduktor masih bisa relevan di dunia AI.
"Saya bisa melihat pengembangan prototipe AI, menjadi model AI, lalu masuk produksi dalam skala besar. Karena itu saya mendaftar di AIAP, agar mengembangkan kapasitas diri dan mengasah skill set yang penting," ucapnya.
(twu/faz)