Beasiswa ke Luar Negeri dan Hasil Investasi Negara pada Awardee LPDP

ADVERTISEMENT

Beasiswa ke Luar Negeri dan Hasil Investasi Negara pada Awardee LPDP

Kristina - detikEdu
Jumat, 18 Mar 2022 08:30 WIB
Ini yang Baru dari Pendaftaran Beasiswa LPDP 2018
Ilustrasi beasiswa LPDP. Foto: dok. tangkapan layar
Jakarta -

Sepuluh tahun sudah negara Republik Indonesia berinvestasi melalui beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Jumlah awardee-nya bahkan sudah mencapai 29.872, hampir 30 ribu.

Putra-putri terbaik bangsa penerima manfaat beasiswa itu tersebar di lima benua berkat kucuran dana Rp 14,9 triliun dari pemerintah. Uang itu merupakan bagian dari dana abadi pendidikan yang dirintis sejak 2010 lalu.

Jumlahnya kini sudah mencapai Rp 99,1 triliun. Ini termasuk dana yang berkaitan dengan pendidikan, di antaranya dana abadi penelitian, perguruan tinggi, dan kebudayaan. Semuanya dikelola oleh LPDP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dana abadi pendidikan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), porsinya sebesar 20 persen dari total anggaran. Untuk tahun 2022 ini, total anggaran pendidikan sebesar Rp 542,8 triliun, menurut data Kementerian Keuangan sebagaimana disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

"Anda yang ingin mendapatkan beasiswa sekali lagi Anda sedang melamar untuk mendapatkan fasilitas, privilege dari negara. Ini adalah uang rakyat. Maka, rakyat akan meminta kembali Anda membayar dalam bentuk bakti Anda," ujar Sri Mulyani pada Pembukaan Beasiswa LPDP secara daring, Jumat (25/2/2022) lalu.

ADVERTISEMENT

Ya. Tentu negara tidak membagikan uang dari rakyat tersebut secara percuma. Awardee LPDP merupakan investasi negara untuk bersama membangun Indonesia ke arah yang lebih baik, begitu kata Menkeu dan direktur LPDP serta jajarannya. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana kontribusi yang diberikan oleh para lulusan LPDP?

Mayoritas Alumni LPDP Bekerja di Sektor Publik

Kontribusi sendiri telah diatur dalam buku panduan maupun surat pernyataan beasiswa LPDP. Lembaga yang mengemban amanah untuk mengelola dana pendidikan ini menggunakan rumus 2n+1 khususnya untuk alumni yang menempuh studi di luar negeri.

Rumus ini menegaskan bahwa alumni LPDP diwajibkan pulang dan berkontribusi di Indonesia selama dua kali masa studi ditambah satu tahun setelah selesai studi secara berturut-turut.

Sejauh ini alumni LPDP diketahui bekerja di sejumlah sektor. Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama LPDP, Andin Hadiyanto memaparkan, sebanyak 61,9 persen alumni LPDP bekerja di sektor publik, 35,8 persen di sektor privat atau swasta, dan 2,3 persen sisanya bekerja di sektor sosial.

Alumni yang banyak terjun di sektor publik ini umumnya merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN), Tentara Nasional Indonesia (TNI), atau Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Di bidang pendidikan misalnya, mereka merupakan akademisi atau peneliti.

Hasil investasi negara di awardee LPDP dalam satu dekade, mayoritas alumni bekerja di sektor publik.Hasil investasi negara pada awardee LPDP dalam satu dekade, mayoritas alumni bekerja di sektor publik. Foto: Tim infografis detikcom/Fuad Hasim

Sejatinya kontribusi dapat diimplementasikan dalam berbagai bentuk, begitu kata sejumlah alumni LPDP baik dalam dan luar negeri yang berbincang dengan detikEdu.

Ismi, alumnus LPDP dalam negeri yang menamatkan studi magister di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini mengatakan, tidak ada kekhususan terkait bentuk pengabdian kepada negara.

"Bahkan ketika berwirausaha itu pun itu adalah bentuk pengabdian kita terhadap bangsa. Karena kan kalau wirausaha juga membantu perekonomian orang-orang yang ada di daerah kita," ujar Ismi kepada detikEdu pekan lalu.

Ismi kini mengabdikan dirinya di sektor pendidikan. Dia bekerja di sebuah sekolah internasional jenjang SMA setelah sebelumnya sempat bekerja freelance.

Pekan lalu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Penerima Beasiswa LPDP/Mata Garuda, Satya Hangga Yudha Widya Putra juga mengatakan kepada detikEdu perihal pengabdian ini. Kontribusi bisa dilakukan di berbagai macam sektor.

"Pada waktu kita balik ke Indonesia kita bisa mengabdi berkontribusi di berbagai macam sektor, bisa di eksekutif, legislatif, yudikatif, BUMN, swasta, organisasi, perguruan tinggi di manapun itu, bahkan tidak harus di Mata Garuda," ujar Hangga.

Mata Garuda sendiri merupakan ikatan alumni penerima beasiswa LPDP yang berpusat di Ibu Kota dan mempunyai cabang di setiap daerah. Organisasi yang berdiri sejak 2015 ini menjadi ruang kolaborasi untuk mengelola dan mengembangkan potensi awardee LPDP melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakannya.

"Menyalurkan gagasan kontribusi, mengaktifkan semangat berkolaborasi, dan juga mengeksplorasi segala kesempatan untuk berkarya," begitu semangat Mata Garuda sebagaimana dikatakan awardee LPDP di Energy and Environmental Policy, New York University ini.

Bagaimana hubungan alumni dengan LPDP? Simak selanjutnya>>>

Hubungan Awardee dengan Pihak LPDP

Saat ini ada 5.842 mahasiswa on going yang tersebar di lima benua. Sebanyak 68,1 persen atau 3.976 orang berada di dalam negeri dan 31,9 persen atau 1.866 orang lainnya menempuh studi di luar negeri.

Baik mahasiswa on going maupun alumni mereka tetap menjalin komunikasi dengan pihak LPDP sebagai donatur beasiswa.

Ninda Arum Rizky Ratnasari, awardee LPDP yang telah lulus dari program Master of English Studies di The University of Sydney turut membenarkan hal tersebut. Para alumni tetap menjalin komunikasi dengan pihak LPDP melalui milis. Itu juga digunakan untuk pertukaran informasi antar awardee dan alumni.

"Kami punya milis dan pertukaran informasi antar awardee dan alumni termasuk dengan LPDP semua dilakukan lewat milis. Ya ada juga grup informal seperti di Telegram dan WhatsApp, sifatnya lebih casual kalau ini," ujar Ninda kepada detikEdu pekan lalu.

Millis tersebut, kata Ninda, setiap hari selalu ramai. Berbagai informasi seputar seminar, publikasi paper, info kegiatan, info universitas, hingga lowongan karier bertebaran di sana. Sayangnya, LPDP belum memiliki platform khusus untuk alumni yang sedang mencari kerja.

Berbicara soal keaktifan alumni, dari puluhan ribu alumni LPDP, rasio tingkat keaktifan dalam forum masih terhitung kecil. Menurut pengamatan Ninda, alumni yang pasif lebih besar dibandingkan mereka yang aktif.

Wanita yang saat ini bekerja dengan sistem remote di salah satu perusahaan asing di bidang big data dan artificial intelligence product yang berbasis di Australia ini mengatakan, LPDP menyediakan berbagai program untuk alumni.

"LPDP punya banyak program untuk alumni. Alumni disatukan di bawah naungan sebuah lembaga namanya Mata Garuda, ini tersebar di setiap kota ya. Agendanya banyak dan bersifat umum maupun regional," kata Ninda.

LPDP Berkolaborasi dengan Sejumlah Kementerian

Dalam mengoptimalkan penggunaan dana abadi pendidikan melalui skema beasiswa ini, LPDP berkolaborasi dengan sejumlah kementerian. Di antaranya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2021 dan Kementerian Agama serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tahun 2022 ini.

Di Kemendikbudristek sendiri, pengelolaan beasiswa dilakukan oleh Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik). Sasaran beasiswa masih bersifat targeted, hanya untuk para dosen, guru, pelaku budaya, dan siswa yang memiliki prestasi talenta nasional maupun internasional.

Program kolaborasi ini telah menjaring 2.181 awardee yang terdiri 611 orang untuk beasiswa degree non dosen dan 1570 untuk dosen. Adapun total penerima beasiswa non degree sebanyak 65.146 orang.

Pekan lalu saat dihubungi detikEdu, Kepala Puslapdik Kemendikbudristek, Abdul Kahar menuturkan, program ini tak lain untuk meningkatkan kompetensi dosen Indonesia. Mengingat dosen yang berpendidikan S3 masih terhitung kecil--baru 19 persen--baik di perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS).

Padahal, kata Kahar merujuk pada sebuah riset, "Kalau sebuah perguruan tinggi ingin maju, kemudian yang berbasis riset, minimal 37 persen dosennya harus berkualifikasi S3."

Hal ini senada dengan tujuan awal program beasiswa. Uang beasiswa LPDP pada tujuannya digunakan untuk bersama-sama membangun negeri, begitu ujar Menkeu Sri Mulyani.


Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads