Hubungan Awardee dengan Pihak LPDP
Saat ini ada 5.842 mahasiswa on going yang tersebar di lima benua. Sebanyak 68,1 persen atau 3.976 orang berada di dalam negeri dan 31,9 persen atau 1.866 orang lainnya menempuh studi di luar negeri.
Baik mahasiswa on going maupun alumni mereka tetap menjalin komunikasi dengan pihak LPDP sebagai donatur beasiswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ninda Arum Rizky Ratnasari, awardee LPDP yang telah lulus dari program Master of English Studies di The University of Sydney turut membenarkan hal tersebut. Para alumni tetap menjalin komunikasi dengan pihak LPDP melalui milis. Itu juga digunakan untuk pertukaran informasi antar awardee dan alumni.
"Kami punya milis dan pertukaran informasi antar awardee dan alumni termasuk dengan LPDP semua dilakukan lewat milis. Ya ada juga grup informal seperti di Telegram dan WhatsApp, sifatnya lebih casual kalau ini," ujar Ninda kepada detikEdu pekan lalu.
Millis tersebut, kata Ninda, setiap hari selalu ramai. Berbagai informasi seputar seminar, publikasi paper, info kegiatan, info universitas, hingga lowongan karier bertebaran di sana. Sayangnya, LPDP belum memiliki platform khusus untuk alumni yang sedang mencari kerja.
Berbicara soal keaktifan alumni, dari puluhan ribu alumni LPDP, rasio tingkat keaktifan dalam forum masih terhitung kecil. Menurut pengamatan Ninda, alumni yang pasif lebih besar dibandingkan mereka yang aktif.
Wanita yang saat ini bekerja dengan sistem remote di salah satu perusahaan asing di bidang big data dan artificial intelligence product yang berbasis di Australia ini mengatakan, LPDP menyediakan berbagai program untuk alumni.
"LPDP punya banyak program untuk alumni. Alumni disatukan di bawah naungan sebuah lembaga namanya Mata Garuda, ini tersebar di setiap kota ya. Agendanya banyak dan bersifat umum maupun regional," kata Ninda.
LPDP Berkolaborasi dengan Sejumlah Kementerian
Dalam mengoptimalkan penggunaan dana abadi pendidikan melalui skema beasiswa ini, LPDP berkolaborasi dengan sejumlah kementerian. Di antaranya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2021 dan Kementerian Agama serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tahun 2022 ini.
Di Kemendikbudristek sendiri, pengelolaan beasiswa dilakukan oleh Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik). Sasaran beasiswa masih bersifat targeted, hanya untuk para dosen, guru, pelaku budaya, dan siswa yang memiliki prestasi talenta nasional maupun internasional.
Program kolaborasi ini telah menjaring 2.181 awardee yang terdiri 611 orang untuk beasiswa degree non dosen dan 1570 untuk dosen. Adapun total penerima beasiswa non degree sebanyak 65.146 orang.
Pekan lalu saat dihubungi detikEdu, Kepala Puslapdik Kemendikbudristek, Abdul Kahar menuturkan, program ini tak lain untuk meningkatkan kompetensi dosen Indonesia. Mengingat dosen yang berpendidikan S3 masih terhitung kecil--baru 19 persen--baik di perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS).
Padahal, kata Kahar merujuk pada sebuah riset, "Kalau sebuah perguruan tinggi ingin maju, kemudian yang berbasis riset, minimal 37 persen dosennya harus berkualifikasi S3."
Hal ini senada dengan tujuan awal program beasiswa. Uang beasiswa LPDP pada tujuannya digunakan untuk bersama-sama membangun negeri, begitu ujar Menkeu Sri Mulyani.
(kri/lus)