Bagi detikers yang berminat kuliah di luar negeri dapat melanjutkan studi dengan mendaftar beasiswa. Namun, untuk meraih beasiswa tentu banyak hal yang harus dipersiapkan dengan baik.
Untuk itu dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya Pantri Muthriana Erza Killian memberikan 3 cara jitu untuk meraih beasiswa di luar negeri. Apa saja itu? Simak pemaparannya berikut ini:
Cara Jitu Raih Beasiswa Luar Negeri
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Menentukan Substansi Studi
Hal yang pertama dilakukan adalah menentukan substansi studi. Hal ini dapat dilakukan dengan menentukan topik penelitian yang akan diambil dan menyusun daftar supervisor potensial terutama bagi yang ingin melamar beasiswa doktor.
"Untuk topik penelitian yang akan diambil ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu originality, feasibility dan Community," kata Erza yang dikutip dari laman UB.
Dalam aspek originality yaitu mengambil topik penelitian yang diambil sebaiknya memiliki kontribusi empiris atau teoritis bahkan keduanya.
"Cari juga apakah ada elemen kebaruan dari topik penelitian yang diambil," kata Erza.
Selanjutnya adalah aspek feasibility, aspek ini berhubungan dengan pengerjaan penelitian dengan waktu yang telah ditentukan.
"Adakah data dan utamanya bisa diakses datanya. Dan tentu yang terakhir adalah soal pendanaan penelitian," ujar Erza.
Sedangkan aspek community adalah memperhatikan komunitas peneliti yang ingin diajak berdialog dan keahlian yang akan dibangun.
2. Memilih Negara dan Kampus Tujuan
Dalam memilih negara dan kampus tujuan beasiswa ada empat hal yang harus diketahui yaitu sistem pendidikan, sistem pendukung, jaringan alumni, dan alasan pragmatis. Untuk sistem pendidikan hal yang harus dipahami adalah durasi lamanya berkuliah.
"Seperti saya dulu saat magister ada pilihan di Australia atau Inggris. Tapi saya pilih Australia karena durasinya lebih lama karena dulu saya ingin studi lebih lama di luar negeri," kata Ezra.
Sementara itu rangking kampus yang dituju juga penting. Hal ini mencakup sistem pembimbingan yang harus diperhatikan.
Selanjutnya untuk sistem pendukung, perhatikanlah gaya hidup negara yang dituju dan juga dukungan kampus untuk mahasiswa internasional. Jaringan alumni juga sangat penting.
"Kekuatan alumninya seperti apa, kemudian prospek kerjasama ke depan termasuk jejaring keilmuannya," kata Erza.
Terakhir yaitu alasan pragmatis berkaitan dengan nilai TOEFL/IELTS, biaya hidup, dan aksesibilitas di negara atau kampus tersebut.
3. Memilih Beasiswa
Dalam memilih beasiswa ada empat hal yang harus diperhatikan. Pertama yaitu fasilitas dari beasiswa tersebut.
"Pastikan beasiswanya full atau parsial. Apakah ada dana riset termasuk apakah dana tunjangan untuk keluarga," kata Erza.
Kedua yaitu persyaratan umum dalam beasiswa. Misalnya yaitu minimal IPK, nilai IELTS atau TOEFL, dan kelengkapan administrasi lainnya. ketiga yaitu adalah hak dan kewajiban penerima beasiswa.
"Beberapa beasiswa ada kewajiban tambahan misal diminta juga mengajar atau jika sudah lulus apakah harus langsung pulang ke Indonesia atau tidak," kata Erza.
Terakhir yaitu jaringan alumni dalam memilih beasiswa.
"Jaringan alumni ini akan mendukung kita selama studi termasuk ketika pasca studi jaringan alumni akan tetap berguna," ujar Erza.
Menurut Erza tiga cara itu harus dilakukan secara bersamaan dalam mencari beasiswa.
"Pengalaman saya dilakukan secara bersamaan agar salah satunya tidak tertinggal saat kita harus mempersiapkan hal hal administrasinya," kata Erza.
(atj/pal)