Sejumlah dosen penerima beasiswa (awardee) Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Doktor Luar Negeri Pathway 2024 Tahap 2 mendatangi Grha Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), Senin (26/5/2025) untuk menggelar aksi damai dan audiensi dengan pihak kementerian.
Mereka meminta kejelasan nasib 42 awardee usai program BPI Pathway ini diputus. Program BPI Pathway 2024 adalah beasiswa persiapan (pathway) doktor luar negeri bagi dosen Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan/Pendidikan Profesi Guru (LPTK/PPG) atau vokasi.
Dosen penerima beasiswa persiapan ini antara lain menjalani program penguatan bahasa Inggris untuk mendukung peluang mendapat pernyataan diterima tanpa syarat (Letter of Acceptance) dari kampus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari sosialisasinya di kanal YouTube USAID Teman LPDP pada 17 Juni 2024 lalu, beasiswa persiapan doktor ini merupakan kerja sama Kemdiktisaintek dengan United States Agency for International Development (USAID), badan bantuan luar negeri dan bantuan pembangunan dari pemerintah Amerika Serikat.
Jika sudah mendapat LoA Unconditional dari kampus AS, maka penerima beasiswa akan didanai studi program doktor sampai lulus sesuai ketentuan. Pemberangkatan ke kampus AS dijadwalkan terbang paling lambat Desember 2025.
Berdasarkan panduan pendaftaran resminya, dosen peserta beasiswa BPI Pathway 2024 yang sudah menjalani persiapan (pathway) diminta mengajukan LoA Unconditional dari tiga perguruan tinggi di AS. Jika tidak dapat LoA, dosen harus bersedia mengundurkan diri dari program beasiswa.
Perwakilan penerima Beasiswa BPI Pathway Batch 2 Adrian Damora mengatakan, kendati kebijakan politik AS membuat program beasiswa persiapannya terhenti di tengah jalan, para dosen lanjut persiapan mandiri, termasuk memenuhi syarat bahasa Inggris dari kampus tujuan.
Mereka mengharapkan tetap dapat mengajukan LoA Unconditional dari perguruan tinggi luar negeri dan mendapat pendanaan beasiswa kuliah program doktor setelah persiapan tersebut.
Ia mencontohkan, sejumlah awardee mengeluarkan uang pribadi untuk penguatan bahasa Inggris di kampung Inggris. Adrian sendiri yang seorang dosen Universitas Syiah Kuala (USK), Aceh membayar biaya tes dan ongkos dengan uang pribadi untuk dapat ikut tes bahasa Inggris TOEFL iBT yang tersedia di Medan.
Sejumlah awardee juga telah mendaftar ke kampus luar negeri dengan uang sendiri. Beberapa di antaranya juga telah mendapatkan LoA Unconditional. Namun, ia menyayangkan saat mengetahui bahwa hasil pertemuan terakhir dengan Kemdiktisaintek antara lain yakni penerima Beasiswa BPI Pathway Doktor Luar Negeri 2024 Batch 2 akan diberi skema baru dari Kemdiktisaintek berupa beasiswa joint degree program doktor. Tiga tahun di dalam negeri, satu tahun pengalaman di luar negeri.
Sementara itu, 26 orang awardee Batch 1 sebelumnya telah berangkat ke berbagai kampus di AS, Australia, dan Selandia Baru.
"Harapan kami adalah, ini (awardee Batch 2 yang sudah punya LoA Unconditional) tetap diberangkatkan ke luar negeri. Negaranya kami pun sebenarnya tidak harus ke US gitu ya," kata Adrian pada detikEdu, Senin (26/5/2025).
"Teman-teman ada yang bahkan sudah punya LoA dari New Zealand, Malaysia, dan sebagainya.Kalau bisa digunakan LoA itu akan lebih bagus. Tinggal dicairkan beasiswa (program gelar doktornya)," imbuhnya.
Adrian menggarisbawahi, sesuai sosialisasinya, beasiswa BPI Gelar diadakan oleh Pemerintah Indonesia dengan pendanaan bersumber dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Untuk itu, ia menilai pendanaan studi doktor bagi awardee beasiswa pathway (persiapan) tetap dapat dilanjutkan.
USAID Tutup dan Nasib Beasiswa BPI Pathway
Sejak Donald Trump menjabat Presiden AS lagi mulai 20 Januari 2025, bantuan USAID dipangkas pada berbagai program di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Ia juga mengupayakan penutupan badan pembangunan internasional AS.
Sementara USAID tidak dapat ditutup tanpa persetujuan kongres di AS, Trump menunjuk Departemen Luar Negeri AS untuk bertanggung jawab mengelola program-program USAID yang tersisa mulai 1 Juli 2025. Namun, belum jelas program mana saja yang akan diurus, dilansir Independent.
Respons Kemdiktisaintek >>>
Simak Video "Video: Pegawai USAID Dikasih Waktu 15 Menit Kemasi Barang dari Markas"
[Gambas:Video 20detik]