Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) telah berkolaborasi untuk memperluas ruang lingkup dan sasaran dari program-program yang dijalankan oleh LPDP. Pada tahun ini, sosialisasi perluasan beasiswa LPDP akan ditingkatkan dan dimulai lebih awal.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek, Abdul Kahar. Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima wartawan, Rabu (5/1/2022), Kahar mengakui bahwa sosialisasi perluasan beasiswa LPDP pada tahun 2021 masih dirasa kurang optimal.
"Bilamana pada tahun 2021 sosialisasi berbagai program terobosan perluasan beasiswa LPDP bagi pendidik dan tenaga kependidikan, siswa berprestasi, serta pelaku budaya dirasa kurang, maka pada tahun 2022 sosialisasi akan ditingkatkan dan dimulai lebih awal," ucap Kahar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Minat LPDP 2022? Ini Kabar Baik Buat Kamu |
Salah satu bentuk perluasan beasiswa LPDP yang diluncurkan pada Merdeka Belajar episode ke-10 adalah beasiswa non-gelar untuk para pendidik vokasi. Program ini berupa beasiswa untuk membiayai kegiatan peningkatan kapasitas para guru SMK atau dosen vokasi di luar kampus, seperti sertifikasi, magang, dan pelatihan, serta penguatan riset dan riset-riset keilmuan dosen vokasi.
Kahar menyampaikan bahwa Kemendikbudristek menangkap animo yang luar biasa dari dari dosen, guru, pelaku budaya, dan mahasiswa berprestasi agar dapat meningkatkan kapasitas melalui program pendidikan gelar maupun non-gelar.
"Saat ini kita lebih fokus dalam rangka peningkatan kapasitas SDM yang ada di bawah (pembinaan) Kemendikbudristek. Seperti misalnya pelaku budaya, ini tahun pertama kita lakukan. Kemudian juga beasiswa khusus kepada teman-teman kita para guru, ini tahun pertama kita kerja sama dengan LPDP," ucap Kahar dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar, Kamis (30/12/2021) lalu.
"Untuk dosen memang sudah berjalan beberapa tahun, tapi sebelumnya akses untuk para dosen kita masih terbatas," imbuh Abdul Kahar.
Berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), mayoritas responden, yakni sebanyak 88,6 persen, menilai tahapan dan proses pendaftaran beasiswa LPDP untuk pengembangan kapasitas pendidik vokasi sangat mudah/mudah. Sebanyak 73,3 persen juga menilai proses seleksinya sangat/cukup jelas dan transparan.
Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, memberikan rekomendasi terhadap pelaksanaan program beasiswa yang dikelola Kemendikbudristek bersama LPDP. Menurut Djayadi, kunci utamanya terletak pada sinergi.
"Jadi ada sinergi dari kementerian sampai ke seluruh implementator pelaksana, terutama pelaksana target program ini berada, misalnya perguruan tinggi negeri. Itu yang perlu dicek lagi. Ke depan kuncinya bagaimana memastikan sinergi antara semua pelaksana, mulai dari pusat sampai semua lembaga yang terkait langsung, harus dipastikan," tegasnya.
Kedua, memperkuat sisi-sisi monitoring. "SurveiLSI ini kan bagian dari evaluasi. Tetapi ada kelemahannya evaluasi model begini. Kelemahannya adalah tidak bisa lagi balik ke belakang, jadiperbaikannya ke depan. SementaraKemendikbudristek pasti menginginkan program berjalan interaktif, sehingga ketika ada masalah langsung diselesaikan. Karena itulah yang sifatnya pengawasan bisa diperkuat," kata Djayadi.
Selanjutnya Manfaat Beasiswa LPDP>>>