Sebanyak 13 ogoh-ogoh karya sekaa teruna dari sejumlah banjar adat di Kuta Selatan, Badung, Bali, meramaikan festival ogoh-ogoh di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK). Pawai ogoh-ogoh yang dimeriahkan dengan pertunjukan fragmentari itu menyedot sekitar 10 ribu pengunjung.
Selain wisatawan, situasi di kawasan GWK semakin ramai dengan kehadiran para suporter dari masing-masing banjar yang terlibat dalam festival ogoh-ogoh tersebut. Alex, salah satu turis asal Australia, mengaku kagum dengan pertunjukan ogoh-ogoh di Bali.
"Budaya Bali ini memang tidak pernah membuat kami bosan. Ini perlu dihormati dan ini sangat menarik bagi kami," kata Alex saat ditemui di GWK, Rabu (2/3/2025) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dinda, wisatawan asal Surabaya, setali tiga uang. Ini menjadi kali pertama bagi Dinda untuk menyaksikan semarak ogoh-ogoh di Bali.
"Saya sendiri ingin tahu sih. Belum pernah lihat pertunjukan begini karena ada momen khusus kan," ujar Dinda.
Sebanyak 13 ogoh-ogoh tersebut sebelumnya sudah tampil di desa masing-masing saat malam pengerupukan atau sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Setelah pawai pada hari ini, belasan ogoh-ogoh tersebut akan dipajang di kawasan GWK hingga 10 April mendatang.
Direktur Operasional GWK, Rossie Andriani, menuturkan festival ogoh-ogoh ini adalah yang kelima kalinya digelar oleh GWK. Menurutnya, pengunjung membeludak karena bertepatan dengan momen libur Lebaran.
"Hari ini saja tiket masuk ke arena ogoh-ogoh lebih dari 10 ribu tiket. Momen ini juga bertepatan dengan libur panjang Idul Fitri sehingga harinya tepat sehingga banyak warga atau wisatawan asing dan domestik dapat menikmati ogoh-ogoh kali ini," ungkap Rossie di sela-sela acara, Rabu malam.
Rossie menjelaskan 13 ogoh-ogoh tersebut juga akan kembali dinilai untuk menentukan juara. Adapun para juri yang dilibatkan adalah para praktisi seni yang bergelut di bidang ogoh-ogoh, termasuk satu juri internal dari GWK.
(iws/iws)