Ratusan ribu penonton tumpah ruah menyaksikan pawai ogoh-ogoh pada malam pengerupukan di depan Pura Desa Adat Kuta, Badung, Bali. Tak hanya warga lokal, tapi juga warga negara asing (WNA).
Ogoh-ogoh diarak bersama musik dan tari tradisional pada Jumat (28/3/2025). Rute pengarakan ogoh-ogoh dimulai dari Jalan Blambangan, melalui Bakung Sari, Kuta Art Market, dan berakhir di Pantai Kuta. Antusiasme masyarakat terlihat dari kepadatan penonton yang rela berdesakan untuk menyaksikan pertunjukan ini.
Salah satu penonton, Anggi Permana (32) asal Medan, mengungkapkan kegembiraannya bisa kembali menyaksikan pawai ini. "Saya sudah tujuh tahun tinggal di Bali dan setiap tahun selalu menonton Ogoh-Ogoh di Kuta. Seru karena festival seperti ini jarang ada, apalagi ini budaya Hindu yang sangat unik," ujarnya, Jumat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
WNA pun turut menyaksikan pawai ogoh-ogoh. Seperti Irina dan Vlad, pasangan asal Rusia yang telah menetap di Bali selama lima tahun. Mereka menikmati pengalaman menyaksikan pawai ogoh-ogoh.
"Karena kami sudah lama tinggal di sini, kami merasa menjadi bagian dari Bali. Budaya Bali sebaiknya kami pelajari dan rasakan langsung," kata Irina.
"It's Amazing! Setiap kali datang ke festival ini, selalu ada sesuatu yang baru untuk ditemukan dan dipelajari," tambah Vlad.
Selain menjadi ajang seni dan budaya, pawai ogoh-ogoh juga dihadiri oleh tokoh penting. Salah satunya cucu Presiden Sukarno, Muhammad Putra Perwira Utama beserta istri, yang turut menyaksikan langsung kemeriahan pawai ogoh-ogoh. Putra Sukmawati Soekarnoputri itu mengenakan pakaian adat bali lengkap dengan udeng.
Untuk diketahui, sebanyak 13 Sekaa Teruna (ST) dari berbagai banjar di Desa Adat Kuta turut serta dalam pawai ini. Mereka menampilkan ogoh-ogoh berbagai rupa yang mencerminkan nilai-nilai kebaikan dan keburukan dalam kehidupan.
Pawai diawali dengan parade ogoh-ogoh mini yang diarak anak-anak dari 13 banjar. Selain mempertahankan tradisi, pawai ogoh-ogoh di Kuta juga menjadi magnet pariwisata yang memperkenalkan budaya Bali ke mata dunia.
(nor/nor)