Cuaca buruk mengganggu aktivitas wisatawan yang berlibur di Pantai Kuta, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Selain ombak tinggi yang mencapai revetmen, pantai juga menerima kiriman sampah laut, sehingga ruang pasir untuk berjemur hilang.
Pantauan detikBali, Rabu (1/1/2025), kondisi cuaca di Pantai Kuta dan sekitarnya sejak pagi hingga siang juga mendung. Akibatnya, wisatawan hanya menikmati pemandangan pantai dari bawah payung.
Pedagang juga terpaksa membangun tanggul darurat di atas revetmen. Mereka menyiapkan kursi-kursi di bawah payung pantai yang sudah berjejer di atasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Air sudah naik dari jam 12 siang. Biasanya turun sebentar sekitar jam 2 sore, setelah itu naik lagi. Jam 10 malam itu tinggi juga airnya, biasanya," ujar salah seorang pedagang, Jumidin.
Menurut dia, kondisi ini sudah terjadi selama musim hujan sejak awal Desember 2024. Masalah sampah, kata Jumidin, juga tak bisa terselesaikan karena Pantai Kuta akan mendapat kiriman sampah setiap hari.
"Ya nggak ada berjemur di bawah. Nggak ada tempat, hujan juga. Sampah laut juga. Kita yang dagang ikut bersihkan. Kalau (sampah) naik sampai sekitar tempat ini, ya kita bersihkan," tuturnya.
Pantai Kuta juga sebelumnya ramai dikunjungi saat malam pergantian tahun, Selasa (31/12/2024) malam. Di sisa momen libur Natal dan Tahun Baru 2025 ini, Pantai Kuta tetap menjadi primadona bagi para wisatawan domestik dan mancanegara.
Meski situasi di tempat wisata yang terkenal dengan pasir putih ini tidak seperti biasanya, justru tidak menyurutkan pelancong untuk datang. Sejumlah turis masih terlihat wara-wiri meski gerimis mengguyur Pantai Kuta sejak pagi.
Salah seorang wisatawan mancanegara, Jack mengaku tetap suka berkunjung ke Kuta. Dia sudah lima kali berlibur di Bali, nun baru kali ini ia datang di saat cuaca sedang buruk. "Enjoy. Sampah di mana-mana tapi tak masalah," kata dia.
Wisatawan asal Jakarta, Dinus setali tiga uang. Menurut dia, kondisi yang terjadi di Pantai Kuta bisa dimaklumi karena penyebabnya faktor alam. Hanya saja, perlu tenaga ekstra bagi pemerintah untuk tetap memastikan kondisi pantai terus bersih.
"Yang namanya alam, kami nggak bisa berbuat, ya. Tapi selama ke Bali, walaupun kondisi begini, nggak masalah. Pantai masih bisa dinikmati," pungkas Dinus.
(dpw/dpw)