Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersama pimpinan gereja Katolik dan Dinas Pariwisata di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), meluncurkan peta perjalanan (travel pattern) wisata religi Katolik di daerah tersebut. Ada 54 spot wisata religi yang bisa dikunjungi peziarah dan wisatawan.
Peluncuran travel pattern itu melibatkan Keuskupan Ruteng, Keuskupan Agung Ende, Keuskupan Maumere, Keuskupan Larantuka, Dinas Pariwisata Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, dan Flores Timur.
54 spot wisata tersebut ada kamar yang pernah ditempati Paus Yohanes Paulus II di Maumere, gereja, kapela, gua maria, taman doa, situs sejarah religi, hingga rumah retret. Spot wisata religi itu tersebar di Kabupaten Manggarai Barat (ujung barat Flores) hingga Kabupaten Flores Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Travel pattern ini dapat menjadi panduan bagi para peziarah yang ingin menjelajahi kekayaan religius di Pulau Flores," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh, Sabtu (28/9/2024).
Frans menjelaskan pembuatan travel pattern wisata religi Katolik di Pulau Flores ini merupakan salah satu cara untuk memberikan pengalaman lebih kepada wisatawan dengan menyediakan informasi destinasi selain destinasi-destinasi berbasis alam dan budaya di daerah tersebut. Wisata ziarah religi Katolik ini bisa menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan karena dapat memberikan pengalaman spiritual, mengenal lebih dekat tradisi gereja katolik Pulau Flores, dan menawarkan aktivitas ziarah berbeda lainnya.
"Launching travel pattern ini juga dilakukan untuk mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan dengan tetap memperhatikan tren wisata di masa mendatang. Inisiatif ini tidak hanya akan meningkatkan daya tarik pariwisata Flores sebagai destinasi religi Katolik, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan spiritual pulau Flores," lanjut dia.
Launching travel pattern wisata religi katolik Pulau Flores ini dilakukan bersamaan dengan momen peringatan Hari Pariwisata Sedunia (World Tourism Day). Ini bentuk komitmen BPOLBF dan gereja Katolik, pemerintah daerah, dan stakeholder lainnya untuk mewujudkan Pulau Flores sebagai tujuan wisata religi yang berkelanjutan, yang menawarkan pengalaman spiritual bagi para peziarah.
Launching Travel Pattern ini juga merupakan langkah strategis untuk mengintegrasikan spiritualitas dengan pariwisata yang menghadirkan pengalaman bermakna bagi pengunjung. "Momen ini bukan hanya merayakan keindahan pariwisata, tetapi juga menegaskan pentingnya spiritualitas dalam perjalanan kita," ujar Frans.
Sekretaris Keuskupan Maumere Romo Yakobus Donnisius Migo mengatakan inisiatif meluncurkan peta perjalanan wisata religi katolik itu merupakan salah satu cara untuk membagikan kekayaan iman dan tradisi yang ada di Pulau Flores. Ia mengapresiasi kolaborasi Keuskupan dengan BPOLBF dan dinas pariwisata dalam peluncuran travel pattern tersebut.
"Saya berharap travel pattern ini dapat memfasilitasi pengalaman spiritual yang mendalam bagi setiap peziarah, sekaligus mendukung perekonomian lokal. Mari kita sambut para peziarah dengan keramahtamahan dan membuka hati kita untuk berbagi kasih dan kebersamaan," kata Direktur Politeknik Cristo Re Maumere itu.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ngada Ivan Botha mengatakan kolaborasi dalam penyusunan Travel Pattern ini adalah langkah signifikan untuk memperkenalkan khazanah budaya dan spiritual yang dimiliki Pulau Flores. Menurut dia, wisata religi menawarkan kesempatan bagi pengunjung untuk tidak hanya menjelajahi keindahan alam, tetapi juga mendalami nilai-nilai keagamaan dan tradisi lokal.
"Mari kita bersama-sama mempromosikan Flores sebagai destinasi wisata religi Katolik yang menginspirasi, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap peziarah," kata Ivan.
Adapun pembuatan Travel Pattern ini merupakan salah satu tindak lanjut dari penyelenggaraan Webinar dan FGD Potensi dan Strategi Pengembangan Wisata Religi Katolik di Pulau Flores yang telah dilaksanakan pada 17 Mei 2024 dan 5 Juli 2024. FGD itu untuk menjadikan pulau Flores sebagai destinasi utama wisata religi Katolik di Indonesia.
Berikut daftar 54 destinasi wisata religi Katolik di Pulau Flores
Manggarai Barat
- Gua Maria Golo Koe Labuan Bajo
- Gereja Katedral Roh Kudus Labuan Bajo
- Gereja Katolik St. Petrus Paroki Sernaru
- Gua Maria Wae Lia
- Gereja Tua Rekas
- Gereja St. Michael Rangga
Manggarai
- Gereja Katedral Lama Ruteng
- Gereja Katedral Baru Ruteng
- Gua Maria Golo Curu
- Gereja Paroki Kristus Raja Pagal
- Kapela St. Hendrikus Jangkalang
- Gua Maria Rorong Besi
Manggarai Timur
- Gua Maria Pong Dode
- Gua Maria Watu Rabo
- Gereja Tua St. Theresa Lengko Ajang
- Gua Maria Cing Coleng
- Gua Maria Sere
- Seminari Pius XII Kisol
Nagekeo
- Rumah Retret Sabda Allah Boanio Nagekeo
Ngada
- Biara Susteran Karmel Bajawa
- Rumah Retret Kemah Tabor Mataloko
- Seminari Yohanes Berkhmans Todabelu Mataloko
- Taman Ziarah Patung Bunda Maria Ratu Semesta Alam Wolowio
- Gereja MBC Bajawa
- Rumah Retret Sang Timur Bejo
- Taman Kerahiman Lengkosambi
- Taman Ziarah Santa Maria Fatima Mengeruda, Soa
Ende
- Rumah Bina Kerahiman Ilahi Ende
- Gereja Katedral Ende
- Gereja Santa Maria Immaculata Jopu
- Taman Doa Santo Yosef Frainademetz Ende
- Biara Santo Yoseph Ende
- Taman Ziarah Maria Lourdes Detusoko
Sikka
- Patung Kristus Raja Kota Maumere
- Gereja Katedral Santo Yosef Maumere
- Patung Maria Bunda Segala Bangsa Nilo
- Kamar Paus (Vatikan Semalam)
- Wisung Fatima
- Gereja Tua Sikka
- Wair Nokerua Magepanda
- Gua Maria Fatima Watuwea Magepanda
- Bukit Salib Tangga Seribu Tanjung Kajuwulu
- Watu Krus Bola
- Replika Kota Bethlehem
Flores Timur
- Kapela Tuan Ma
- Kapela Tuan Ana
- Taman Doa Mater Dolorosa
- Gereja Katedral Larantuka Reinha Rosari
- Kapela Tuan Meninu
- Kapela Mgr. Gabriel Manek, SVD
- Taman Doa Bukit Fatima (San Dominggo)
- Taman Doa Yesus Gembala Baik, Pulau Waibalun
- Kapela Tuan Berdiri, Wure
- Taman Berdoa Pieta Larantuka
(nor/nor)