Cagar Budaya Goa Jepang Klungkung, Objek Wisata yang Kini Rawan Longsor

Cagar Budaya Goa Jepang Klungkung, Objek Wisata yang Kini Rawan Longsor

Putu Krista - detikBali
Senin, 06 Mei 2024 07:31 WIB
Kondisi Goa Jepang di Banjarangkan, Klungkung, Bali, yang memiliki historis panjang perang kemerdekaan, Jumat (26/4/2024). Putu Krista/detikBali)
Foto: Kondisi Goa Jepang di Banjarangkan, Klungkung, Bali, yang memiliki historis panjang perang kemerdekaan, Jumat (26/4/2024). Putu Krista/detikBali)
Klungkung -

Lubang-lubang yang dibangun berjajar di pinggir tebing Desa Banjarangkan, Klungkung, Bali, dikenal sebagai Goa Jepang. Goa Jepang memiliki sejarah panjang dalam perang kemerdekaan RI.

Ada 16 lubang gua dengan kedalaman 14 meter. Goa Jepang berada persis di pinggir jalan dan sudah ditetapkan sebagai cagar budaya serta dikembangkan menjadi objek wisata di Klungkung.

Kondisi Goa Jepang di Banjarangkan, Klungkung, Bali, yang memiliki historis panjang perang kemerdekaan, Jumat (26/4/2024). Putu Krista/detikBali)Kondisi Goa Jepang di Banjarangkan, Klungkung, Bali, yang memiliki historis panjang perang kemerdekaan, Jumat (26/4/2024). Putu Krista/detikBali)


Goa Jepang ini diinisiasi oleh tentara Jepang pada 1941-1942 silam. Gua ini dibangun dengan sistem romusha (kerja paksa) pada masyarakat setempat untuk membuat tempat perlindungan dan penyimpanan barang serta senjata berupa gua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan detikBali, beberapa gua rawan longsor akibat tanah di atasnya sangat labil. Sedangkan di sisi kiri yang dijadikan sebagai rest area oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung situasinya sepi dan jarang termanfaatkan saat ini.

Kondisi Goa Jepang juga nampak tak terurus. Ranting tampak menutup mulut gua, plang rambu sekitar goa yang bengkok dan sebagainya. Untungnya, setiap pagi kawasan ini dibersihkan oleh petugas kebersihan Klungkung.

Salah satu warga setempat yang sering berada di lokasi, Nyoman Sindu mengatakan dulu sering ada kegiatan di Goa Jepang. Namun saat ini kondisinya sepi.

"Dulu kan pernah ada festival di sini, jadi rame. Ada mainan anak-anak juga, saat ini tidak lagi," kata pria berusia 65 tahun itu beberapa waktu lalu.

Sindu mengatakan saat musim hujan, tanah di atas gua kerap longsor dan beberapa kali menutupi jalan. Namun menurutnya gua masih aman karena yang dilubangi adalah batu padas.

"Yang diujung saja yang paling rawan, malam hari juga gelap penerangan di rest area juga lampunya sudah mati," imbuhnya.

Sementara Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan Kabupaten Klungkung, I Ketut Suadnyana, mengatakan pemerintah setempat berupaya melindungi peninggalan bersejarah itu dengan mengusulkan gua tersebut sebagai cagar budaya ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Terkait kondisi Goa Jepang yang tampak tidak terurus, Suadnyana mengaku yang bertanggung jawab adalah Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan dan Dinas Pariwisata.

Kondisi Goa Jepang di Banjarangkan, Klungkung, Bali, yang memiliki historis panjang perang kemerdekaan, Jumat (26/4/2024). Putu Krista/detikBali)Kondisi Goa Jepang di Banjarangkan, Klungkung, Bali, yang memiliki historis panjang perang kemerdekaan, Jumat (26/4/2024). Putu Krista/detikBali)

"Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan yang bertugas untuk melakukan pembersihan, termasuk Dinas Pariwisata juga menaruh petugasnya di sana untuk menjaga kebersihan di Goa Jepang," tandasnya.

Kelapa Pelaksana (Kalaksa) BPBD Klungkung I Putu Widiada mengatakan kawasan wisata Goa Jepang memang rawan terjadi tanah longsor. BPBD sudah memasang tanda bahaya rawan tanah longsor, namun tanda tersebut dirusak dan tiangnya bengkok karena ditabrak truk parkir.

"Walaupun secara teknis guanya kuat, tapi tanah di atasnya sangat labil dan berulang kali kejadian tanah longsor dan pohon tumbang di sini," kata Widiada.




(nor/nor)

Hide Ads