Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Manggarai Barat, Ignasius Suradin, menyoroti kapal pesiar yang langsung bersandar di Pulau Komodo maupun tempat lainnya di kawasan Taman Nasional Komodo. Hal itu bisa berdampak pada rusaknya biota laut di kawasan Taman Nasional Komodo serta tidak memberikan dampak ekonomi bagi pengelola kapal wisata.
Menurut Ignas, kapal pesiar seharusnya bersandar di Pelabuhan Marina Labuan Bajo. Dari pelabuhan ini wisatawan dari kapal pesiar bisa menggunakan kapal wisata di perairan Labuan Bajo seperti pinisi atau kapal cepat untuk mengunjungi Pulau Komodo dan destinasi lainnya di kawasan Taman Nasional Komodo.
"Tujuannya agar memberikan efek domino ekonomi bagi warga lokal," kata Ignas di Labuan Bajo, Rabu (20/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ignas mengatakan dengan bersandar di pelabuhan Marina Labuan Bajo, kedatangan wisatawan yang dibawa kapal pesiar itu bisa memberikan dampak ekonomi bagi baik pelaku wisata, usaha kuliner, hingga UMKM.
Ignas mencontohkan setiap kapal pesiar yang bersandar di Pulau Komodo membawa sekitar 1.000 wisatawan. Biasanya hanya sekitar setengah dari jumlah itu yang mau melihat komodo, sedangkan sisanya bisa berjalan-jalan di Labuan Bajo.
"Kalau kapal pesiar berlabuh di Marina Labuan Bajo dengan asumsi yang lihat komodo 50 persen berarti dia (wisatawan) butuh kapal lokal. Jadi, jauh lebih besar efek domino ekonominya jika kapal pesiar bersandar di pelabuhan Marina Labuan Bajo," papar Ignas.
Ignas menambahkan kapal pesiar yang langsung berlabuh di Pulau Komodo dan sekitarnya juga bisa merusak biota laut seperti terumbu karang. Padahal, biota laut itu menjadi daya tarik bagi turis yang berkunjung ke sana.
"Jika kapal pesiar berlabuh di pelabuhan Marina Labuan Bajo itu menyelamatkan terumbu karang di sana," imbuh pemilik Komodo Fantastico Tour dan Bajo Transport tersebut.
Sebanyak 15 kapal pesiar bersandar di Pulau Komodo dan Pulau Rinca sejak Januari hingga pertengahan Maret 2024. Data Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo, kapal pesiar itu membawa 11.912 tamu warga negara asing dan 6.865 awak kapal.
Kapal pesiar tersebut kebanyakan datang dari Australia. Ada juga dari Timor Leste, Papua New Guinea dan Malaysia.
(gsp/dpw)