Wisata bahari hiu paus di Teluk Saleh, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal. Baru-baru ini, Teluk saleh yang terkenal dengan hiu pausnya yang ramah dengan manusia itu dikunjungi oleh Youtuber ternama Indonesia, Ria Ricis. Dia berenang bersama hiu paus.
Tapi tahukah Anda berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa melihat dan berenang bersama hiu paus Teluk Saleh Sumbawa? Rupanya, para pengunjung harus merogoh kocek sebesar Rp 2-3 juta dalam sekali kunjungan.
Salah seorang tur operator Teluk Saleh, Muhaidin, mengatakan jumlah biaya itu bukan merupakan perorangan, tetapi biaya per grup atau per paket wisata dari pelabuhan hingga ke lokasi titik hiu paus berada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biayanya paket wisata minimal Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta per grup. Satu grup maksimal 10 orang, sesuai rata-rata kapasitas perahu. " kata Muhaidin pada detikBali, beberapa waktu lalu.
Muhaidin menyebutkan total pembayaran senilai Rp 2,5 juta-Rp 3 juta itu tergantung fasilitas dan pelayanan yang disediakan oleh pemilik kapal atau perahu. Karena harga itu juga sudah termasuk sewa perahu pulang pergi (PP), jasa bagan, umpan hiu, guide lokal, sarapan sederhana, dokumentasi, dan peralatan snorkeling.
"Tidak termasuk penginapan, transportasi darat atau udara dan kebutuhan pribadi lainnya," ujarnya.
![]() |
"Biasanya ada juga operator wisata yang menjual berdasarkan hitungan per orang, tapi jika ditotal dalam sekali trip tetap berkisar di angka itu saja, hanya sistem jualannya saja yang berbeda," tambahnya.
Muhaidin mengatakan hiu paus ini terdapat di kawasan Teluk Saleh dan jalan satu-satunya hanya melalui Pelabuhan Desa Labuhan Jambu, Kecamatan Tarano, Sumbawa.
Perjalanan dari Bandara Sumbawa ke Labuhan Jambu memakan waktu sekitar 2 jam. Sementara itu waktu tempuh dari pelabuhan ke titik lokasi hiu paus berada sekitar 1-2 jam menggunakan perahu nelayan.
"Hiu paus di Teluk Saleh selalu muncul setiap waktu, tidak bergantung pada musim-musim tertentu, hanya saja lebih tergantung pada cuaca (gelombang) kalau hujan tidak berpengaruh sama sekali," tutur Muhaidin.
Muhaidin mengaku cara untuk bisa mendeteksi keberadaan hiu paus ketika ada tamu yang berkunjung adalah operator wisata berkomunikasi dengan pemilik atau ABK bagan sebelum berangkat ke lokasi hiu paus.
Pemilik atau ABK bagan langsung mengirim informasi keberadaan hiu paus di bagannya masing-masing kepada operator wisata. Artinya, sudah ada semacam kerja sama antara operator wisata dengan pemilik bagan.
"Kami tur operator biasanya sebelum tamu tiba di lokasi, kami sudah mendapatkan informasi ada berapa hiu paus di sana dan lokasinya di mana. Jadi tamu tidak harus menunggu lama atau keliling di setiap lokasi untuk mencari kemunculan hiu paus," jelasnya.
Sementara untuk keamanan mulai dari keberangkatan, aktivitas snorkeling sampai tamu kembali tiba di hotel sudah dilakukan semaksimal mungkin. Para tur operator tidak pernah membawa tamu lebih dari kapasitas perahu.
Di setiap perahu tetap disediakan life jacket atau pelampung. Bahkan sebelum tamu berinteraksi dengan hiu paus, harus dibekali seputar standar operasional prosedur (SOP) yang harus ditaati, seperti menjaga jarak aman dengan hiu paus yaitu 3 meter dari sisi kiri dan kanan serta 4 meter dari bagian ekor.
"Tamu selalu didampingi oleh guide lokal saat berinteraksi dengan hiu paus, anggota operator yang lain memantau dari atas perahu dan bagan, jadi tamu betul-betul terpantau selama beraktivitas. Jika ada tamu yang melanggar SOP, maka guide harus langsung menegur dengan cara yang baik," cetusnya.
(nor/nor)