Bali selatan surganya pantai Pulau Dewata. Tak hanya Pantai Kuta, Bali memiliki banyak wisata pantai yang wajib dijelajahi.
Pantai Melasti, salah satu pantai di Bali, yang tak boleh dilewatkan. Selain keindahan pantai berpasir putih, traveler akan dimanjakan pemandangan pantai dari atas tebing.
Tebing-tebing tinggi di Pantai Melasti jadi spot foto primadona. Bagaimana tidak, traveler bisa mendapat hasil foto ciamik dan Instagramable.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan cuma itu, pantai dengan nama unik dari salah satu upacara di Bali ini, juga disebut-sebut sebagai surganya wisata bawah laut. Cocok untuk traveler yang hobi snorkeling.
Bagaimana? Tertarik mengunjungi Pantai Melasti saat liburan di Bali? Yuk, simak dulu lokasi, jam buka, hingga harga tiket masuk, seperti dilansir dari laman pantaimelasti.com dan berbagai sumber.
Lokasi
Pantai Melasti menerapkan konsep harmonisasi Tri Hita Karana, yang artinya hubungan harmonis untuk mencapai kebahagiaan. Yaitu hubungan manusia dengan Tuhan (parahyangan), manusia dengan sesama (pawongan), dan manusia dengan alam (palemahan).
Pantai Melasti berlokasi di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Jarak tempuh dari Bandara I Gusti Ngurah Rai kurang lebih sekitar 39 menit.
Akses menuju Pantai Melasti juga tidak terlalu sulit. Traveler bisa mengendarai sepeda motor atau mobil, dan menggunakan aplikasi peta untuk menuju lokasi.
Jam Buka
Jam buka Pantai Melasti selama 24 jam setiap hari. Jadi, traveler bisa puas berlama-lama nongkrong di Pantai Melasti setelah menyaksikan matahari terbenam (sunset).
Melihat tebing dari atas tebing Pantai Melasti juga tak kalah seru. Kalau mau bermain atau sekadar duduk-duduk di bibir pantai, tetap perhatikan keselamatan dan tinggi ombak ya.
Harga Tiket Masuk
Tiket masuk ke Pantai Melasti untuk orang dewasa Rp 10.000 dan anak kecil Rp 3.000. Selain tiket masuk, pengunjung juga dikenakan biaya parkir.
Adapun biaya parkir motor Rp 2.000 dan mobil Rp 5.000. Sedangkan, untuk kendaraan besar seperti bus atau truk biaya parkirnya Rp 10.000.
Fasilitas
Pantai Melasti sudah dilengkapi dengan fasilitas penunjang. Seperti pemandian umum yang bersih dan parkiran yang tertata rapi.
Biasa menjadi jujukan foto prewedding, Pantai Melasti juga dilengkapi dengan fasilitas wedding dressing room. Ruangan ini dilengkapi kaca dan kamar kecil untuk berganti pakaian.
Traveler juga tak perlu khawatir kelaparan saat mengunjungi Pantai Melasti. Sebab, sudah banyak pedagang makanan dan minuman yang menjajakan dagangannya di sini.
Objek Wisata Sekitar
Ada beberapa objek wisata yang bisa dinikmati saat berkunjung di Pantai Melasti. Banyak spot foto keren hingga kulineran di Pantai Melasti.
Seru bukan? Yuk, cek berbagai objek wisata di Pantai Melasti berikut ini.
1. Taman Angsoka
Taman ini dibuat berdasarkan inspirasi kisah pewayangan Ramayana. Tatanan dan arsitekturnya memakai konsep pertamanan Bali.
Traveler akan disuguhkan keindahan dan keasrian. Ada banyak spot foto berlatar tanaman hijau dan pepohonan tinggi di Taman Angsoka.
2. Tebing Kembar
Tebing kembar menjadi salah satu ikon Pantai Melasti. Lokasinya di sepanjang jalan menuju pantai.
Traveler akan melewati dua tebing kembar saat turun ke pantai. Tebing ini juga menjadi spot foto ikonik di Pantai Melasti.
3. Kuliner
Pecinta kuliner merapat! Selain menikmati keindahan Pantai Melasti, traveler bisa kulineran. Terdapat warung hingga restoran mewah di sekitar pantai.
Tempat makan tersebut menyajikan berbagai kuliner khas Bali maupun Barat. Asyik bukan, bisa kulineran dengan lanskap pemandangan menakjubkan laut biru.
4. Kori Agung
Terdapat tiga kori agung di pintu masuk Pantai Melasti. Namun, yang bisa dilewati hanya dua sisi. Tempat ini juga biasa menjadi spot foto keren.
Kori agung ini berisi Bhoma yang bermakna pembersihan diri. Sehingga, dipercaya yang memasuki kori agung akan dibersihkan pikiran, perkataan, dan perbuatannya.
5. Anjungan Watu Gangga
Anjungan Watu Gangga merupakan tempat masyarakat setempat melaksanakan upacara adat. Anjungan ini dimanfaatkan sebagai sarana pemecah ombak.
Artikel ini ditulis oleh Hanna Patricia M. Lubis peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/irb)