15 Hidden Gems Bali yang Indah dan Antimainstream!

15 Hidden Gems Bali yang Indah dan Antimainstream!

Debora Danisa Kurniasih Perdana Sitanggang - detikBali
Jumat, 28 Okt 2022 11:16 WIB
Ilustrasi hidden gems Bali.
Foto: dok. Pemkab Klungkung
-

Dari dulu hingga sekarang, Bali senantiasa menjadi tujuan wisata favorit warga Indonesia maupun wisatawan dari seluruh dunia. Saking seringnya ke Bali, mungkin beberapa orang mulai jenuh dengan tempat wisata yang itu lagi, itu lagi.

Eits, siapa bilang tempat wisata di Bali hanya itu-itu saja? Coba deh kunjungi dulu hidden gems yang belum banyak dieksplor berikut ini. Dijamin liburanmu makin asyik dan tidak membosankan! Siapkan catatanmu karena daftar ini akan sangat panjang.

Rekomendasi Spot Hidden Gems di Bali yang Wajib Dikunjungi

1. Kerta Gosa Klungkung

Tempat ini dikenal juga sebagai Pengadilan Istana Klungkung. Seperti namanya, tempat ini dulu pernah difungsikan sebagai tempat sidang atau pengadilan pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Yakni pada 1908-1945, seperti dikutip dari situs Pemkab Klungkung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bangunan Kerta Gosa sendiri dulunya merupakan bagian dari Kerajaan Klungkung. Kerta Gosa dibangun pada 1686 oleh I Dewa Agung Jambe, penguasa pertama Kerajaan Klungkung. Saat pertama kali didirikan, tempat ini difungsikan sebagai tempat pertemuan dan diskusi untuk memajukan kerajaan.

Lokasi dan Cara ke Sana

Kerta Gosa berada di Klungkung, berjarak 40 kilometer di sebelah timur Denpasar. Anda bisa dengan mudah menemukan 'eks' gedung pengadilan di karena terdapat tepat di depan Kantor Bupati Klungkung saat ini. Anda bisa menjangkau tempat ini dengan kendaraan pribadi atau sewa.

ADVERTISEMENT

Daya Tarik

Kerta Gosa memiliki keunikan pada dua balenya, yakni Bale Kertagosa dan Bale Kambang. Bale Kambang dikelilingi oleh kolam dan terdapat lukisan tradisional pada bagian langit-langitnya. Lukisan tersebut bercerita tentang sidang yang dulu sering dilaksanakan di sana.

Lukisan tradisional juga terdapat pada Bale Kertagosa yang menggambarkan hukum karma atau akibat dari perbuatan manusia. Sangat mencerminkan proses persidangan yang mengedepankan keadilan, bukan?

Selain itu, Kerta Gosa menyajikan keunikan berupa peralatan lama yang pernah digunakan ketika masih menjadi pengadilan. Ada meja dan kursi dengan ukiran dan hiasan dari perada.

Harga Tiket

Harga tiket masuk ke Kerta Gosa Klungkung dibedakan antara wisatawan lokal, wisatawan mancanegara, dan kebutuhan di luar wisata seperti foto prewedding dan pembuatan film. Harga tiket tersebut sewa selendang dan sarung yang wajib digunakan selama berada di kompleks Kerta Gosa. Berikut rinciannya, dikutip dari travelspromo.com.

  • Wisatawan lokal: Rp 15 ribu (dewasa) / Rp 10 ribu (anak-anak)
  • Wisatawan mancanegara: Rp 50 ribu (dewasa) / Rp 25 ribu (anak-anak)
  • Foto prewedding: Rp 300 ribu (wisatawan lokal) / Rp 500 ribu (wisatawan mancanegara)
  • Syuting: Rp 2 juta (komersial) / Rp 250 ribu (pendidikan)
Ilustrasi hidden gems Bali.Foto: dok. Pemkab Klungkung

2. Pura Goa Lawah

Masih di Klungkung, Anda bisa mengunjungi Pura Goa Lawah atau Goa Lawah Temple. Pura ini berada pada sebuah gua alam dan berbentuk bangunan pelinggih, seperti dikutip dari Indonesia Kaya. Berdasarkan catatan sejarah, Pura Goa Lawah didirikan pada tahun 929 Saka atau 1007 Masehi.

Lokasi dan Cara ke Sana

Pura ini berlokasi di Kelurahan Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Waktu tempuh dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sekitar 2 jam, sementara dari kota Denpasar membutuhkan waktu sekitar 1 jam.

Daya Tarik

Masyarakat setempat meyakini bahwa pura ini memiliki hubungan yang kuat dengan Pura Besakih meskipun jaraknya cukup jauh di Lereng Gunung Agung. Lorong pura ini diyakini terhubung dengan Pura Besakih, sebelum lorong itu kemudian runtuh akibat gempa pada 1917.

Dalam catatan sejarah pada Lontar Prekempa Gunung Agung, Pura Goa Lawah merepresentasikan kepala Naga Basuki. Lalu Pura Goa Raja di kompleks Pura Besakih melambangkan ekor. Naga Basuki dalam mitologi Hindu adalah salah satu dari tiga naga jelmaan dewa yang turun untuk menyelamatkan Bumi dan menjadi simbol dari keseimbangan alam.

Berangkat dari konsep keseimbangan alam tersebut, Pura Goa Lawah pun dijadikan pusat pemujaan kepada Bhatara Tengahing Segara, dewa yang memelihara lautan. Serta Dewa Maheswara yang menguasai arah mata angin tenggara seperti diyakini dalam mitologi Hindu Bali.

Oh ya, daya tarik lainnya adalah pura gua ini dihuni oleh banyak kelelawar. Selain pura, di sekitarnya juga terdapat Pantai Goa Lawah yang berpasir hitam.

Harga Tiket

Wisatawan yang berkunjung ke Pura Goa Lawah dikenai biaya tiket sebagai berikut.

  • Dewasa: Rp 15 ribu (tanpa sewa sarung) / Rp 20 ribu (dengan sewa sarung)
  • Anak: Rp 10 ribu
Ilustrasi hidden gems Bali.Foto: dok. Indonesia Kaya

3. Pura Besakih

Mari beralih ke pura yang terkait dengan Pura Goa Lawah, yakni Pura Besakih. Berlokasi di sebelah barat Gunung Agung, pura ini dijuluki Mother of Temple. Dilansir situs Kementerian Keuangan, nama Besakih diambil dari bahasa Sansekerta 'wasuki', artinya selamat. Pura Besakih dibangun pada tahun 1284 oleh pemuka agama Hindu keturunan India, Rsi Markandeya.

Lokasi dan Cara ke Sana

Pura Agung Besakih berada di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, Anda membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 50 menit dengan mobil.

Daya Tarik

Di samping berfungsi sebagai tempat persembahyangan umat Hindu, Pura Besakih juga kerap dikunjungi oleh wisatawan. Sebab, terdapat banyak peninggalan dari zaman megalitik yang menarik dalam pura ini. Beberapa di antaranya adalah menhir, teras piramid, dan tahta batu.

Sebagai Mother of Temple, pura ini sering dipadati umat Hindu yang hendak beribadah dan melaksanakan upacara besar.

Daya tarik lainnya adalah keindahan alam di sekitar kompleks pura. Lokasi Pura Besakih terbilang dekat dari berbagai objek wisata lain sehingga biasanya wisatawan sekalian mampir ke pura tersebut. Beberapa objek wisata di sekitar Pura Besakih antara lain Taman Bunga Edelweid dan Taman Jinja.

Harga Tiket

Pura Besakih dibuka untuk wisatawan setiap hari pada pukul 08.00-17.00 WITA. Untuk masuk ke sana, wisatawan perlu membayar tiket sebesar Rp 30 ribu.

Ilustrasi hidden gems Bali.Foto: dok. DJKN Kemenkeu

4. Pura Kehen

Pura hidden gems berikutnya adalah Pura Kehen. Pura ini menarik untuk dikunjungi karena adanya kaitan kearifan lokal antara ilmu pengetahuan teknologi dan religius magis, mengutip situs Kebudayaan Kemdikbud.

Lokasi dan Cara ke Sana

Pura Kehen berlokasi di Banjar Pakuwon, Desa Cempaga, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Pura Kehen terdapat pada ketinggian 483 mdpl. Jaraknya kurang lebih 45 km dari pusat kota Denpasar dan tepat berada di pinggir jalan raya, sehingga mudah dijangkau.

Daya Tarik

Sekilas pura ini sama seperti pura lain di Bali yang memiliki tiga halaman, yakni jeroan atau halaman dalam, jaba tengah atau halaman tengah, dan jaba sisi atau halaman luar. Yang membedakan adalah terdapat gapura menuju halaman tengah berbentuk candi kurung yang diapit oleh dua candi bentar.

Nama Pura Kehen sendiri diyakini diambil dari nama Hyang Api, menurut catatan sejarah dalam prasasti yang ditemukan. Kehen sendiri memiliki arti tempat api.

Pura Kehen juga diyakini mencerminkan hubungan antara religius magis dengan IPTEK. Sebab, struktur bangunan Pura Kehen berbentuk berteras-teras yang menyerupai bangunan berundak pada masa megalitik. Hal ini menunjukkan bahwa nenek moyang yang mendirikan pura tersebut telah mentransformasi model bangunan pura pada zaman sebelumnya agar sesuai dengan kondisi lingkungan masa berikutnya.

Harga Tiket

Tiket masuk ke Pura Kehen adalah sebesar Rp 10 ribu. Anda bisa menikmati keindahan struktur bangunan pura ini setiap hari selama jam buka, yakni pukul 09.00-17.00 WITA.

Ilustrasi hidden gems Bali.Foto: dok. Kemdikbud

5. Bukit Jambul

Mendengar namanya saja mungkin sudah membuat Anda tergelitik dan penasaran. Apa itu Bukit Jambul? Mengutip situs kintamani.id, Bukit Jambul merupakan dataran tinggi dengan pemandangan terasering atau sawah berundak. Pada umumnya wisatawan berkunjung ke sini untuk menikmati udara sejuk dan segar serta berfoto-foto dengan pemandangan yang mempesona.

Lokasi dan Cara ke Sana

Bukit Jambul terletak di Pesaban, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Jika Anda berniat mengunjungi Pura Besakih, Anda bisa juga mampir ke bukit ini untuk beristirahat sejenak dan menikmati pemandangan.

Daya Tarik

Pencari ketenangan dan healing sangat cocok berkunjung ke bukit ini. Bukti Jambul menawarkan pemandangan hijau yang menyegarkan. Sejauh mata memandang, Anda akan dimanjakan dengan penampakan sawah-sawah berundak atau terasering dan pepohonan rindang.

Psst, bahkan Anda bisa melihat jajaran pulau kecil di kawasan Nusa Penida dari sini. Bukit Jambul berada pada ketinggian 500 mdpl, cukup tinggi untuk bisa melihat panorama yang jauh sekalipun. Selain itu, Anda dapat menemukan pura dan rumah makan di sekitar sana. Membayangkan makan dengan suguhan pemandangan hijau membentang, rasanya maknyus sekali!

Harga Tiket

Tidak ada tiket khusus untuk menikmati wisata di Bukit Jambul. Namun, Anda perlu membayar karcis parkir. Anda juga boleh datang jam berapa pun. Tetapi akan lebih afdol jika Anda datang ketika hari masih terang sehingga bisa menikmati pemandangan dengan leluasa.

6. Desa Adat Penglipuran

Siapa bilang berkunjung ke desa adat itu tidak asyik? Kalau desanya seperti Desa Penglipuran, Anda bahkan mungkin ingin pindah ke sana. Desa Adat Penglipuran dinobatkan sebagai salah satu desa terbersih di dunia. Jadi, sayang sekali kalau Anda melewatkan desa ini dalam perjalanan wisata Anda.

Lokasi dan Cara ke Sana

Mengutip situs Kemenparekraf, Desa Penglipuran berlokasi di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali. Dari pusat Denpasar, Anda hanya membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan.

Daya Tarik

Banyak keistimewaan desa ini yang bisa membuat Anda betah selama berkunjung ke sana. Pertama, desanya sangat bersih dan tertata. Desa Penglipuran ditata dengan konsep Tri Mandala yang memisahkan antara area suci atau peribadatan, area permukiman penduduk, dan area pemakaman penduduk.

Selain melihat-lihat keasrian desa, Anda bisa melakukan beragam aktivitas di sini. Mulai dari mengunjungi pura, membuat kerajinan tangan dari bambu, berkeliling hutan bambu, menjajal makanan dan minuman khas, hingga menginap di rumah warga.

Jika waktunya pas, Anda juga bisa menikmati festival yang rutin diadakan di sana, Penglipuran Village Festival. Anda dapat menikmati pagelaran seni, parade pakaian adat Bali, hingga mengikuti lomba. Agenda ini menarik banyak wisatawan, jadi siap-siap saja Anda 'berdesakan' dengan wisatawan lainnya, ya.

Harga Tiket

Harga tiket yang berlaku untuk masuk ke Desa Penglipuran berkisar antara Rp 10-30 ribu. Tarifnya berbeda-beda antara wisatawan lokal dan mancanegara, serta pengunjung dewasa dan anak-anak. Desa Penglipuran dapat dikunjungi 24 jam, tetapi sebaiknya dipertimbangkan kembali jika ingin berkunjung saat malam karena penduduk setempat juga membutuhkan istirahat.

Desa Panglipuran BaliFoto: Angga Riza/detikcom

7. Subak Juwuk Manis

Jika Anda hobi mendaki atau berjalan jauh, maka Subak Juwuk Manis bisa menjadi destinasi alternatif untuk berlibur di Bali. Mengutip Eka Laraswati dan Gede Anom Sastrawan dalam Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No. 2 Tahun 2021, Subak Juwuk Manis merupakan kawasan trekking yang dikelilingi persawahan.

Lokasi dan Cara ke Sana

Subak Juwuk Manis berada di Jalan Kajeng, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Untuk mencapai ke sana, Anda dapat mengendarai mobil dari pusat kota Denpasar dengan jarak 25 km dan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 30 menit.

Daya Tarik

Subak Juwuk Manis sebenarnya merupakan salah satu dari empat subak yang ada di Kelurahan Ubud. Subak Juwuk Manis berada di bagian utara Jalan Kajeng. Luasnya sekitar 90 hektar dan terdapat jalur trekking di tengah-tengahnya. Para wisatawan mancanegara bahkan cukup sering datang ke daerah ini untuk trekking sambil menikmati pemandangan hijau di kanan-kiri.

Jalur tersebut biasanya dapat ditempuh dalam waktu 30-45 menit. Titik awal trekking berada di Balai Banjar Ubud Kaja. Tidak perlu khawatir tersesat karena ada tour guide yang memandu sambil menjelaskan tentang alam sekitar subak.

Jalur trekking ini memiliki beberapa titik pemberhentian berupa perkebunan organik milik warga lokal. Jika sedang panen, Anda bisa memetik buah dan sayur yang ada di sana. Jalur trekking berakhir di Kampung Joglo Abangan di mana wisatawan dapat beristirahat sambil menikmati sajian dari warga lokal.

Harga Tiket

Jika Anda ingin menelusuri jalur trekking sendiri, maka Anda tidak perlu mengeluarkan biaya untuk tiket. Kecuali jika Anda ingin menggunakan jasa tour guide, biasanya ada biaya jasa. Jalur trekking ini sendiri dapat dilalui dalam 24 jam. Lebih baik jika Anda melintas saat hari terang supaya pemandangan terlihat jelas.

Mengutip situs tempatwisatabali.info, harga tiket masuk ke Air Terjun Munduk berkisar antara Rp 5-10 ribu. Sementara untuk menikmati spot lain di Desa Munduk, Anda bisa mendapatkannya secara gratis. Cukup siapkan biaya untuk membayar kopinya, ya. Jangan sudah asyik-asyik minum kopi tapi lupa bayar.

Sistem pengairan subak BaliFoto: dok. Kemenpar

11. Banyu Wana Amertha

Banyu Wana Amertha merupakan nama salah satu air terjun di bagian utara Bali. Air terjun ini dapat dijuluki hidden gem karena memang letaknya yang cukup jauh dari kota. Meski perjalanan ke sana mungkin butuh waktu dan 'effort', tapi pemandangan indah yang menanti sangat worth it!

Lokasi dan Cara ke Sana

Banyu Wana Amertha terletak di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Mengutip situs visitsoutheastasia.travel, air terjun ini berjarak 3 km di sebelah utara Danau Buyan. Dari pintu masuknya, Anda harus berjalan lagi kurang lebih 20 menit menuju air terjun. Sementara itu, jarak dari Ubud kurang lebih 1,5 jam perjalanan.

Daya Tarik

Daya tarik utama yang bisa ditawarkan dari air terjun ini adalah ketenangan dan keindahan air terjunnya. Lokasi di sekitar air terjun sangat hijau dan rimbun, cocok bagi Anda yang mencari hidden gem untuk menenangkan diri dan healing dari kepenatan kota besar.

Tampilan air terjun di area ini pun memanjakan mata. Bentuk Air Terjun Banyu Wana Amertha menyerupai deretan gorden putih yang cantik. Tak jauh dari pusat situ, Anda juga bisa menemukan air terjun lain yakni Bhuanasari.

Desa Trunyan berlokasi di Kintamani, Kabupaten Bangli. Tepatnya di sebelah timur Danau Batur. Karena berada di sebelah utara Pulau Bali, Anda butuh waktu cukup lama untuk mencapainya dari pusat kota Denpasar yang berada di selatan. Perjalanan kurang lebih 2 jam 5 menit, menempuh jarak sekitar 72 km. Tak sampai di situ saja, Anda masih harus menyeberangi Danau Batur dengan perahu sekitar 20-30 menit.

Daya Tarik

Berdasarkan catatan detikBali, Desa Trunyan merupakan salah satu desa adat tertua yang ada di Pulau Dewata. Kendati ada vibe seram, tetapi desa ini menawarkan pemandangan eksotis yang tak tergantikan. Apalagi ketika Anda menaiki perahu menuju desa, Anda dapat menikmati pemandangan lereng Bukit Abang dan Gunung Batur.

Daya tarik utama tentunya adalah tradisi pemakamannya yang unik. Mayat dibiarkan membusuk di permukaan tanah cekung dekat pohon kemenyan dan tidak dibakar. Padahal dalam adat Bali, orang meninggal akan dibakar dalam upacara Ngaben. Meski dibiarkan di udara terbuka, mayat ini tidak mengeluarkan bau tidak sedap.

Mengutip Apni Tristia Umiarti dan Made Sukana dalam simdos.unud.ac.id, prosesi terhadap jenazah itu dinamakan Taru Menyan, yang kemudian menjadi asal mula nama Desa Trunyan.

Harga Tiket

Dari berbagai situs travel yang dapat Anda temukan, tidak ada tiket masuk ke Desa Trunyan. Namun, Anda perlu merogoh kocek lebih untuk perjalanan menuju ke sana. Termasuk untuk menyewa atau naik perahu menyeberangi Danau Batur. Desa Trunyan dapat Anda kunjungi kapan saja selama ada perahu penyeberangan yang beroperasi.

15. Taman Festival Bali

Hidden gem terakhir adalah Taman Festival Bali yang berada di Denpasar. Sama seperti Dam Oongan, taman ini sepi. Saking sepinya sehingga menimbulkan kesan horror.

Lokasi dan Cara ke Sana

Taman Festival Bali berlokasi di Jalan Padang Galak, Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar. Letaknya tepat di tepi laut. Untuk mencapainya, Anda bisa melewati Jalan Bypass Ngurah Rai, kemudian belok ke arah timur menuju Jalan Padang Galak.

Daya Tarik

Menurut arsip detikBali, taman festival ini sebenarnya dibangun sebagai tempat rekreasi pada 1997. Namun tak lama setelah itu, Indonesia mengalami krisis parah sehingga kemudian taman ini tidak lagi terurus. Hingga kini, Taman Festival Bali terbengkalai dan banyak kerusakan fasilitas.

Hal tersebut membuat tempat hiburan ini dipandang horor oleh warga lokal. Jika Anda tertarik untuk mengeksplor lokasi-lokasi seram untuk uji nyali, maka tempat inilah salah satu pilihan tepat.

Harga Tiket

Anda dapat masuk ke area taman ini tanpa dipungut biaya sepeser pun.

Itulah 15 daftar hidden gem yang bisa Anda kunjungi di Bali. Sebenarnya masih banyak lagi hidden gem yang lain, tetapi akan kita bahas pada kesempatan berikutnya. Semoga bermanfaat buat bucket list Anda, detikers!




(des/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads