Mengunjungi Museum Sanghyang Dedari di Karangasem

Mengunjungi Museum Sanghyang Dedari di Karangasem

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Senin, 03 Okt 2022 22:45 WIB
Museum Sanghyang DedariΒ di Banjar Dinas Geriana Kauh, Desa Duda Utara, Selat, Karangasem, Bali. (foto:istimewa)
Museum Sanghyang DedariΒ di Banjar Dinas Geriana Kauh, Desa Duda Utara, Selat, Karangasem, Bali. (foto:istimewa)
Karangasem -

Jika ingin mengenal lebih dalam tentang Tari Sanghyang Dedari, datanglah ke Museum Sanghyang Dedari yang berlokasi di Banjar Dinas Geriana Kauh, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Museum tersebut menyimpan berbagai serba-serbi Tari Sanghyang Dedari, mulai dari proses pementasan hingga properti yang digunakan para penari.

"Sebenarnya Museum Sanghyang Dedari ini sebagai sarana edukasi dan pembelajaran bagi para generasi muda terkait keberadaan tarian Sanghyang Dedari maupun peralatan pertanian yang masih tradisional," kata Bendesa Adat Geriana Kauh I Nyoman Subrata (49), Minggu (2/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pementasan Tari Sanghyang Dedari bagi warga setempat merupakan bentuk persembahan para petani agar hasil pertanian mereka tidak diserang hama maupun gagal panen. Oleh karena itu, di dalam museum juga terdapat aneka peralatan pertanian tradisional seperti lampit, tengala, dan lainnya.

Subrata menjelaskan, Museum Sanghyang Dedariawalnya merupakan ide dari seorang peneliti dari Universitas Indonesia (UI) bernama Saras Dewi pada 2016 lalu. Ketika itu, ia melakukan penelitian tentang Tari Sanghyang Dedari.

ADVERTISEMENT
Museum Sanghyang Dedari di Banjar Dinas Geriana Kauh, Desa Duda Utara, Selat, Karangasem, Bali.Museum Sanghyang Dedari di Banjar Dinas Geriana Kauh, Desa Duda Utara, Selat, Karangasem, Bali. Foto: Istimewa

Tak hanya memberi ide, Saras Dewi juga ikut membantu memfasilitasi pembuatan museum tersebut. Tujuan pembangunan museum itu adalah untuk melestarikan tarian Sanghyang Dedari. Museum Sanghyang Dedari akhirnya diresmikan pada 2019.

"Pementasan tarian Sanghyang Dedari dari awal sampai akhir bisa dipelajari oleh para generasi muda. Di sana juga terdapat lontar tentang tarian tersebut," kata Subrata.

Selain sebagai sarana edukasi, Museum Sanghyang Dedari diharapkan bisa mendatangkan wisatawan. Pihaknya berharap akan lebih banyak orang yang mengetahui ada tarian sakral di Desa Adat Geriana Kauh.

"Saat ini, memang belum bisa menarik wisatawan untuk datang berkunjung. Tapi suatu saat nanti saya sangat berharap ada wisatawan yang datang dan bisa belajar terkait kebudayaan," harapnya.




(iws/nor)

Hide Ads