Artne Coffee di Tabanan, Tempat Lahirnya Para Barista Tunanetra

Artne Coffee di Tabanan, Tempat Lahirnya Para Barista Tunanetra

Chairul Amri Simabur - detikBali
Minggu, 14 Agu 2022 21:32 WIB
Suasana outdoor Artne Coffee yang menjadi cikal bakal program Sentra Kreasi Atensi di Balai Rehabilitas Mahatmiya di Kecamatan Kediri, Tabanan.
Suasana outdoor Artne Coffee yang menjadi cikal bakal program Sentra Kreasi Atensi di Balai Rehabilitas Mahatmiya di Kecamatan Kediri, Tabanan. (Foto: Istimewa)
Tabanan -

Kehadiran Artne Coffee di Balai Rehabilitasi Sosial Mahatmiya di Kecamatan Kediri, turut mewarnai tren kemunculan kedai kopi atau coffee shop di Kabupaten Tabanan, Bali. Artne Cofee menegaskan bahwa penyandang disabilitas sensorik, khususnya tunanetra, tak hanya terampil sebagai tukang pijat atau bermusik. Mereka juga punya kans untuk menjadi seorang barista atau peracik kopi.

"Karena landasan atau konsep pendiriannya adalah socioprenuership. Artne Coffee ini berdiri pada 2018 lalu dengan mamanfaatkan garase. Waktu itu kami ingin membuka pandangan umum bahwa penyandang disabilitas sensorik tidak hanya bisa pijat atau musik saja," jelas Kepala Balai Rehabilitasi Sosial Mahatmiya, Sumarno Sri Wibowo, Minggu (14/8/2022).

Ia menjelaskan, Artne Coffee digerakkan oleh sejumlah penyandang disabilitas sensorik atau tunanetra yang menaruh minat pada barista sebagai pengembangan keterampilan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di awal ada lima orang (tunanetra). Tapi sekarang mereka sudah buka usaha sendiri. Karena, meski ikut pelatihan, mereka juga didorong untuk bisa berwirausaha. Kembali ke tengah keluarga, komunitas, atau masyarakat," katanya.

Sehingga, sambung dia, bisa dikatakan Artne Coffee merupakan workshop bagi penyandang tuna netra dalam melatih keterampilannya sebagai barista. Bahkan, mereka juga mendapatkan sertifikat pelatihan dari Kementerian Sosial.

"Ini sedang kami coba agar sertifikat tersebut tidak hanya dari Kementerian Sosial, tapi dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) yang ada di Kementerian Tenaga Kerja," sebutnya.

Artne Cofffe buka pada hari kerja, Senin hingga Jumat, dari pukul 09.00 Wita sampai maksimal 22.00 Wita.

Dalam perkembangannya, Artne Coffee menjadi cikal bakal dari program pengembangan kewirausahaan yang diwadahi Sentra Kreasi Atensi (SKA) bagi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) baik yang berbasis keluarga, komunitas, atau residensial (yang tinggal di asrama).

Dengan adanya SKA, pengembangan kewirausahaan di Balai Rehabilitasi Sosial Mahatmiya tidak hanya berlaku bagi penyandang disabilitas netra. Ruang pelatihan juga diberikan kepada PPKS lainnya seperti penyandang disabilitas fisik, rungu wicara, korban Napza, lansia produktif, ODHA (Orang dengan HIV/AIDS), korban perdagangan orang, dan klaster PPKS lainnya.

Pelatihan keterampilan yang disediakan SKA di Balai Rehabilitas Mahatmiya juga diperluas. Tidak hanya Barista, pijat, namun berkembang ke bidang lainnya seperti menjahit, tata boga atau kuliner, komputer bicara bagi penyandang disabilitas netra yang berminat pada bidang administrasi.

"Termasuk bidang lainnya. Contohnya, PPKS yang berbasis residensial ingin mengikuti pelatihan salon atau barbershop, di sentra kami tidak ada. Nanti kami kerja sama dengan barbershop, di sana mereka belajar. Pulang perginya ke asrama," sebutnya.

Menurutnya, Balai Rehabilitasi Mahatmiya menargetkan ada 1.540 orang PPKS yang bisa menjangkau program SKA. Baik yang berbasis keluarga, komunitas, atau residensial.

"Tapi yang sudah terlayani sampai sekarang sekitar 3.500 PPKS. Tentu dengan kebutuhan yang tidak sama. Misalkan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, April kemarin ada banjir, kami berikan bantuan kursi roda, karena itu yang diperlukan. Nanti kalau mereka memerlukan pelatihan keterampilan, kami berikan," sebutnya.

Pelayanan ini, sambungnya, menjangkau 13 kabupaten/kota di sebagian Provinsi Bali, sebagian Jawa Timur, dan sebagian Nusa Tenggara Timur. Pihak balai yang memberikan pendampingan mulai dari pekerja sosial, perawat, pendamping dan pembimbing asrama, instruktur.

Keterangan Foto :

Suasana outdoor Artne Coffee yang menjadi cikal bakal program Sentra Kreasi Atensi di Balai Rehabilitas Mahatmiya di Kecamatan Kediri, Tabanan. (Istimewa)




(iws/iws)

Hide Ads