Melukat merupakan upacara pembersihan diri yang sejak turun temurun telah dilaksanakan oleh umat Hindu di Pulau Dewata. Melukat saat ini menjadi tren wisata lintas agama di Bali.
Terkait hal tersebut, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, I Nyoman Kenak menjelaskan bahwa tren tersebut adalah hal yang positif meski mereka bukanlah umat Hindu atau lintas agama.
"Kita sebagai umat Hindu harus merasa bangga karena mereka juga meyakini apa yang kita yakini. Ini berarti mereka percaya dengan tradisi kita dan yang terpenting melukat ini tidak disalahgunakan saja," tuturnya.
Menurutnya, umat Hindu meyakini bahwa melukat merupakan prosesi dalam membersihkan diri dari hal-hal negatif. Adapun dalam proses melukat ada beberapa hal yang dipatuhi.
"Seperti wanita yang sedang haid tidak boleh masuk lokasi melukat karena lokasi melukat sangat kita sakralkan. Di samping itu pakaian juga harus menyesuaikan dengan aturan yang ada. Pakaian harus sopan dan pakai pakaian adat. Intinya kesantunan harus tetap dijaga," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tren Melukat Sejak 15 Tahun Lalu
Sementara itu, adapun salah satu tempat melukat yang paling banyak dituju dan namanya sudah tak asing lagi di telinga wisatawan dunia, yakni Tirta Empul.
Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Gianyar, Anak Agung Gede Putrawan, menuturkan bahwa sejak tahun 1980an lokasi melukat di Tirta Empul telah dibuka bagi para wisatawan. Adapun tren naiknya minat wisatawan untuk melukat, kata Putrawan, telah terjadi sejak 15 tahun lalu.
"Tujuan melukat adalah dapat menyegarkan pikiran karena yang paling dominan atau utama dilakukan dalam melukat adalah pada bagian areal kepala. Dengan kucuran dari pada air suci ini pikiran kita menjadi fresh dan segar. Tapi, semuanya kembali lagi pada yakin dan percayanya kita akan hal itu," ucap Anak Agung Gede Putrawan ketika dihubungi detikBali pada Senin (11/7/2022).
Menurutnya, adapun prosesi yang harus dilakukan ketika akan memulai melukat, di antaranya melakukan matur piuning dengan sarana canang. Ini sebagai pemberitahuan bahwa kita akan melakukan melukat dan adapun lokasi matur piuning ini berada di di pohon beringin di kawasan tersebut. Kemudian sebelum sebutkan apa yang menjadi keinginan kita dan barulah melakukan prosesi melukat.
"Ada dua pancuran yang dominan dicari untuk melukat, yaitu pancuran peleburan dan pancuran ipian kala, di samping tirta yang utamanya Tirta Empul. Kalau mau dilakukan secara runut silahkan dan kalau mau mencari apa yang ingin kita percayai bisa menuju pancuran peleburan atau pancuran ipian kala. Semua kembali kepada kepercayaan masing-masing," jelasnya.
Dari pantauannya selama ini, kata Putrawan, banyak wisatawan yang tak hanya datang untuk melihat keindahan dari Tirta Empul saja, namun banyak juga yang benar-benar tertarik dan ikut dalam proses melukat hingga akhir. Menurutnya, di sinilah peran seorang guide untuk menjelaskan bahwa setelah melakukan melukat seseorang akan mendapatkan kebugaran secara rohani.
"Setelah prosesi melukat selesai, jika wisatawan percaya dan mau melanjutkan untuk persembahyangan itu diperkenankan juga. Asalkan menggunakan pakaian dan aturan yang sesuai, kami akan berikan kesempatan," tuturnya.
Dirinya pun berpesan agar wisatawan yang datang ke Tirta Empul untuk salah menjaga, menghargai dan tidak menodai kawasan suci tersebut. Menurutnya, setiap harinya kawasan tersebut akan dijaga oleh para pecalang yang nantinya akan mengawasi seluruh aktivitas pengunjung dan mengarahkan para tamu mengingat tak semua tamu tahu mana area yang dianggap sakral dan sebagainya.
Kawasan Tirta Empul sendiri buka setiap hari mulai dari pukul 08.00-17.00 Wita. Adapun harga tiket bagi wisatawan domestik dewasa, yakni Rp 30.000, dan anak Rp 15.000. Sementara untuk wisatawan mancanegara dewasa, yakni Rp 50.000 dan untuk anak-anak Rp 30.000.
Jumlah Kunjungan Tahun 2019-2022
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Gianyar, total jumlah kunjungan wisatawan di pada tahun 2019 tercatat sebanyak 941.781 wisatawan dengan rincian 824.466 orang wisatawan mancanegara (wisman), 117.315 orang wisatawan domestik (wisdom).
Tahun 2020 tercatat sebanyak 192.201 wisatawan dengan rincian 150.027 orang wisman dan 42.174 orang wisdom.
Tahun 2021 tercatat sebanyak 40.636 wisatawan dengan rincian 3.638 orang wisman dan 36.998 orang wisdom.
Pada Januari-Juni 2022 tercatat sebanyak 84.333 wisatawan dengan rincian 37.878 orang wisman dan 46.455 orang wisdom.
(nor/nor)