Pekaseh Subak Intaran Barat I Made Sudiartana menuturkan, wisata jogging track di Subak Intaran Sanur diminati oleh banyak orang, termasuk warga negara asing (WNA) yang tinggal di vila kawasan Desa Sanur Kauh. Namun masalahnya, para bule ini kerap membawa anjing peliharaannya saat jogging. Situasi itu mengakibatkan jalur jogging track kadang dipenuhi kotoran anjing.
Anjing yang dibawa juga kerap lepas sehingga mengganggu tanaman petani. "Oh banyak (bule yang jogging di sini), bule-bule yang tinggal di sini itu. Bule-bule itu kan banyak ada di sini, tinggal di vila di Sanur. Itu yang jalan-jalan di sini kadang dia jalan-jalan bawa anjing. Padahal kami tidak memperbolehkan dia itu bawa anjing. Tetap dia bawa anjing ke sini, ada dua tiga gitu kalau lewat ke sawah lewat jalan jogging track ini," ujarnya, Minggu (12/6/2022).
"Anjing itu kan biasanya kalau dia buang air besar itu (atau) ngotor di tengah jalan dia. Makanya itu kami larang bawa anjing. Di samping itu kadang-kadang ada tanaman ada palawija anjingnya itu sampai lepas, sampai lari ke tengah, (tapi) dibiarin," kisahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain bule, warga lokal juga banyak yang berminat untuk jogging di Subak Intaran Barat. Bahkan, sempat ada orang jauh-jauh datang dari wilayah Kuta hanya untuk jogging di areal tersebut
"Orang-orang jauh, dari Kuta pun ada ke sini. Kebanyakan dari Denpasar ke sini. Alasannya dia ke sini untuk nyari agak tenang katanya, agak aman katanya, tidak terlalu bising," paparnya.
Untuk diketahui, lintasan wisata jogging track di Subak Intaran Barat yang juga dikenal Subak Prapat Beris ini panjangin sekitar 1 kilometer. Namun, lintasan jogging track belum bisa memutar lantaran belum dibangun secara penuh.
"Ini panjangnya hampir 1 kilometer, masuk ke tengah sawah. Mungkin tahun depan apa dari desa, apa dari Dinas Pertanian bisa untuk melanjutkan lagi 250 meter untuk jalan jogging track ujungnya biar tembus di jalan raya. (Sekarang) buntu dia, sampai sana (di ujung) balik dia lagi. Endak bisa muter. Rencananya kan bisa muter," jelasnya.
Selain itu, Sudiartana berharap ke depan Subak Intaran Barat bisa menjadi salah satu ekowisata di Denpasar. Dirinya berharap pihak desa bersedia turun untuk melakukan pengelolaan.
"Harapannya untuk ke depannya sih begitu, tapi kalau saya sendiri belum bisa. Kecuali nanti sama-sama di desa untuk ada BUMDes itu ikut serta untuk mengelola itu mungkin bisa. Kalau saya sendiri di subak mungkin belum bisa," tuturnya.
(kws/kws)