Situasi kawasan Ubud, Gianyar, Bali selama momen libur Lebaran tahun ini sangat ramai wisatawan.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kawasan wisata yang terkenal dengan seni-budayanya ini, sudah padat dengan lalu-lalang wisatawan mancanegara.
Namun diantara pemandangan sesak para pelancong, keberadaan para gelandangan dan pengemis (gepeng) di sejumlah titik di Ubud juga masih dapat dijumpai. Seperti pantauan detikBali beberapa waktu lalu, mereka berkumpul di depan toko di kawasan Ubud yang belum dibuka. Mereka diduga bersiap mendatangi sejumlah tempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi tersebut dikhawatirkan bisa mengganggu kenyamanan pengunjung mengingat saat ini pariwisata Ubud sudah mulai bangkit.
Para wisatawan sudah mulai berkunjung paska Hari Raya Idul Fitri. Bahkan kedatangan turis asing sudah terjadi jauh sebelum libur Lebaran.
Keberadaan para gepeng di kawasan Ubud sebetulnya sudah mendapat penanganan pihak Satpol PP Gianyar dan Dinas Sosial Gianyar.
Beberapa hari lalu, sejumlah gepeng yang kedapatan beraksi sudah ditertibkan lalu dipulangkan ke daerah asalnya.
Namun upaya penertiban itu hanya bertahan sementara. Satpol PP Gianyar mengakui, seusai ditertibkan, mereka yang merupakan wajah-wajah lama akan kembali lagi.
Penyebaran para tunawisma ini diakui sulit dilacak. Petugas harus bersabar karena mereka kerap kucing-kucingan saat akan ditertibkan.
"Kami mengakui saat (gepeng) sudah diamankan, beberapa hari kemudian ada lagi. Ini terus terjadi. Tapi kami bersama petugas di lapangan selalu pantau," ujar Kepala Satpol PP Gianyar I Made Warna, Rabu (4/5/2022).
Warga menjelaskan, selama libur Lebaran ini, petugas Satpol PP Gianyar sudah berpatroli ke sejumlah kawasan sentral. Terutama objek wisata yang ramai dikunjungi. Saat itu, situasi terpantau aman.
"Kalau ada kami lihat pasti kami tertibkan," katanya seraya akan terus memaksimalkan pengawasan.
Dia juga menyebut, puluhan gepeng sempat ditertibkan dan sudah dipulangkan. Mereka terdiri dari orang dewasa dan menyertakan anak-anak. Mereka juga beralih menjadi penjual cinderamata seperti gelang, bahkan tisu.
"Yang pasti, apapun itu, kami wajib menjaga ketertiban. Kami masih selalu pantau kawasan Ubud demi citra pariwisata kita. Ini kan Ubud sudah ramai, kami tetap berusaha menjamin situasi nyaman," pungkasnya.
(kws/kws)