Pasar Ramadan di Banjar Tunggal Sari, Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, Bali menjadi salah satu tempat berburu takjil atau menu buka puasa setiap tahunnya.
Begitu juga dengan Ramadan di tahun ini. Pasar yang berada di balai banjar tersebut ramai dikunjungi.
Menu yang tersedia di tempat ini juga beragam. Mulai dari makanan atau minuman yang biasa dipakai untuk berbuka seperti kolak pisang atau es buah.
Bahkan ada juga menu khas Bali seperti ayam betutu, sambal bongkot, hingga serombotan (menu sayur khas Kabupaten Klungkung).
"Segala masakan ada. Ada juga masakan khas Bali seperti ayam betutu, sambal bongkot, sampai serombotan," kata Kepala Wilayah Banjar Tunggal Sari Haji Barlian, Senin (11/4/2022).
Pasar Ramadan Banjar Tunggal Sari ini biasanya akan buka sekitar pukul 15.30 Wita atau menjelang Asar hingga pukul 19.00 atau setelah Maghrib. Aktivitas di pasar ini akan berlangsung selama satu bulan penuh atau sepanjang Ramadan.
Pembelinya bukan saja warga Banjar Tunggal Sari saja namun ada juga yang dari banjar atau daerah lainnya. Bahkan mereka yang non muslim juga berbelanja di tempat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saudara kita yang tidak mengikuti puasa ada yang rutin sampai langganan tiap hari. Jadi bukan khusus saudara-saudara kita yang muslim saja," ujar Barlian.
Ia menyebutkan suasana Pasar Ramadan di tahun ini berbeda dibandingkan dua tahun terakhir. Jumlah pedagang sekarang relatif lebih banyak dibandingkan Ramadan pada 2020 dan 2021.
"Karena pandemi Covid-19 jadi di 2020 dan 2021 agak ketat. Pedagangnya sampai dibatasi juga. Hanya sepuluh pedagang. Paling banyak 15 pedagang," jelasnya.
Di tahun ini, jumlah pedagang yang ada di Pasar Ramadan Banjar Tunggal Sari paling banyak 25 orang. Itu untuk yang membuka lapak di areal balai banjar saja. Di luar itu ada juga yang berjualan di depan rumah masing-masing.
Menurutnya, Pasar Ramadan awalnya tidak terpusat seperti sekarang. Baru pada 2009, aktivitas menjual takjil atau menu buka puasa dipusatkan di balai banjar.
"Kurang lebih dari 1970. Dulu belum ada balai banjar. Para pedagang biasanya berjualan di depan rumahnya masing-masing atau depan masjid," tuturnya.
Seiring perkembangan, Banjar Tunggal Sari memiliki balai dan baru pada 2009 dimanfaatkan untuk Pasar Ramadan. Sementara para pedagangnya merupakan warga Banjar Tunggal Sari sendiri.
"Karena sebagian besar warga Banjar Tunggal Sari bekerja sebagai pedagang makanan atau jajanan," imbuh Barlian. (*)
(dpra/dpra)