Berwisata ke Alas Kedaton, Hutan Lindung yang Dihuni Ribuan Kera

Berwisata ke Alas Kedaton, Hutan Lindung yang Dihuni Ribuan Kera

Abrur - detikBali
Minggu, 10 Apr 2022 09:17 WIB
Obyek Wisata Alas Kedaton
Obyek wisata Alas Kedaton di Kabupaten Tabanan, Bali. (Abrur)
Tabanan -

Ada rencana liburan ke mana pada akhir pekan ini? Obyek wisata Alas Kedaton mungkin bisa jadi salah satu alternatif. Kamu bisa menikmati suasana hutan lindung yang teduh dan asri, sembari menyaksikan gerombolan kera di sana.

Tempat ini bisa menjadi alternatif tempat wisata serupa selain Monkey Forest di Ubud dan Sangeh di Kabupaten Badung.

Obyek wisata yang terletak di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan ini merupakan kawasan hutan lindung. Menariknya, hutan seluas 12 hektar ini dihuni lebih dari 2.000 ekor kera.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang ini diperkirakan ada 2.500 ekor kera," jelas Bendesa Adat Kukuh, I Gusti Ngurah Artha Wijaya, Selasa (5/4).

Pengelolaan obyek wisata ini memang berada di bawah Desa Adat Kukuh. Pengunjung di tempat ini bisa menyaksikan tingkah hewan primata tersebut dari jarak dekat. Bahkan bila ditemani pemandu, pengunjung bisa berkesempatan untuk memberi makan secara langsung. Ribuan ekor kera ini telah menghuni hutan atau Alas Kedaton sejak dulu.

ADVERTISEMENT

Menurut Artha Wijaya, semula jumlah kawanan kera di Alas Kedaton tidak sebanyak sekarang.

"Sejak awal hutan ini sudah dihuni kera-kera tersebut. Semula tidak sejinak sekarang. Namun karena terus diberi makan dan tempatnya berkembang menjadi tempat wisata, kera-kera tersebut sekarang ini relatif lebih jinak," jelasnya.

Kawanan kera yang menghuni Alas Kedaton dulunya diduga terbagi ke dalam tiga kelompok. Pertama, kelompok yang ada di depan Pura Dalem Kahyangan Kedaton. Kedua, di dekat areal hutan yang diyakini sebagai kuburan kera. Serta kelompok ketiga di belakang kawasan hutan. "Sekarang ini sudah menyebar," sambung Artha.

Selain bisa menyaksikan kera secara dekat, pada hari tertentu yakni pada Selasa Kliwon Wuku Medangsia atau yang di Bali lebih dikenal dengan istilah Anggara Kasih Medangsia, pengunjung bisa menyaksikan jalannya upacara piodalan di Pura Dalem Kahyangan Kedaton.Tempat suci ini juga menjadi cagar budaya yang dilindungi.

Dalam prosesi upacara tersebut warga Desa Adat Kukuh yang terdiri dari 12 banjar adat akan menjalankan proses persembahyangan pada sore hari.

"Ada yang menarik dari pelaksanaan upacara piodalan di Pura Dalem Kahyangan Kedaton. Karena proses upacaranya harus selesai pukul 18.00 WITA. Tidak seperti piodalan di kebanyakan pura lainnya," jelasnya.

Selain itu, sambungnya, upacara tersebut akan diakhiri dengan tradisi Ngerebeg. Ritual ini dilakukan sebagai bentuk suka cita para warga Desa Adat Kukuh karena telah tuntas menjalankan upacara.

"Ngerebeg itu dimaknai sebagai gereget. Suka cita yang mendalam. Karena telah selesai menjalankan upacara dari pagi sampai batas akhirnya pukul enam sore," sambungnya.

Dalam Ngerebeg, warga desa adat baik yang anak-anak hingga dewasa akan meluapkan suka citanya dengan berkeliling pura sebanyak tiga kali. Mereka akan berlarian tedung (payung), kober (bendera panjang), atau sarana upacara lainnya yang ada di pura. "Kalau tedung atau kober sudah tidak ada, mereka akan membawa ranting atau dahan pohon untuk dibawa keliling pura sampai tiga kali," pungkasnya.




(nke/nke)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads