Sejumlah anak antusias mengikuti silang gambar kolektif untuk memperingati 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Bali. Sebelum mulai menggambar, para bocah cilik itu diperlihatkan beberapa objek seperti mesin ketik dan beberapa buku karya Pramoedya.
Dewi Widya, fasilitator acara tersebut, mengungkapkan silang gambar kolektif itu bertujuan untuk memperkenalkan sosok Pramoedya kepada anak-anak. Menurutnya, para peserta akan merespons objek melalui gambar kolektif.
"Kami mengenalkan semangatnya Pram, salah satunya tentang menulis dan toleransi ke anak-anak," ungkap Dewi Widya di Taman Baca Kesiman, Minggu (2/2/2025).
Dewi menjelaskan konsep silang gambar bertujuan agar anak-anak dapat menghargai karya teman-temannya yang lain. Setiap peserta diberikan kebebasan menggambar apapun dalam waktu 5-8 menit. Setelah itu, gambar mereka diberikan kepada peserta di sebelahnya untuk dilanjutkan.
"Pram mengekspresikan perasaannya melalui tulisan. Entah itu ditangkap seperti apa oleh anak-anak melalui gambar. Semua gambar itu adalah milik bersama dan (mereka) saling merespons gambar," imbuhnya.
Setelah rampung, setiap peserta diberikan kesempatan untuk menceritakan gambarnya masing-masing. Dewi berharap anak-anak dapat belajar tentang toleransi dan keberagaman seperti spirit Pramoedya dalam berkarya.
"Belajar sesuatu yang kolektif itu harus toleran. Jadi, kami memberikan ruang untuk berekspresi," pungkasnya.
Pramoedya Ananta Toer adalah sastrawan kelahiran Blora, 6 Februari 1929. Penulis novel Bumi Manusia itu beberapa kali masuk dalam daftar kandidat penerima Nobel Sastra. Karya-karya Pram telah diterjemahkan ke dalam puluhan bahasa.
Selain silang gambar kolektif, perayaan 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer di Taman Baca Kesiman juga dirangkai dengan berbagai kegiatan lainnya. Termasuk pemutaran dan diskusi film, bincang buku, piknik forum pembaca, hingga malam puisi serta pementasan musik.
Simak Video "Video Motif Penusukan di Denpasar: Pelaku Tersinggung Ditatap Korban"
(iws/iws)