Ketua Umum PSSI Erick Thohir menentang terjadinya rasisme dalam sepakbola. Pernyataan tersebut merespons beragam komentar rasisme dari netizen Indonesia di media sosial (medsos) beberapa waktu lalu kepada Tim Nasional (Timnas) Guinea.
"Ini karena banyak juga saudara kita yang berkulit sama. Kakak-kakak kita di Indonesia Timur kulitnya sama. Memang kalau yang dari Sumatera banyak yang putih kayak saya, dari Sumsel putih-putih. Tapi, kan banyak juga yang berkulit berbeda dan semuanya Indonesia," ujar Erick di Pelabuhan Benoa, Bali, Minggu (12/5/2024).
Erick mengatakan rasisme di sepakbola harus ditolak. Sebelumnya ia juga telah mendengar adanya teriakan-teriakan rasis kepada saudara-saudara dari Indonesia Timur dalam liga di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tidak boleh. Saya berharap suporter Indonesia harus mulai memposisikan menjadi suporter kelas dunia karena timnya sudah main di dunia. Jadi, suporternya mengikuti kalau tidak ketinggalan nanti suporternya," ungkapnya.
Erick menegaskan ada hukum terkait tindakan rasis yang dilakukan di medsos. Namun Erick tak merinci hukum yang disebutkannya.
Sebelumnya, Guinea menang 1-0 atas Indonesia dalam perebutan tiket ke Olimpiade Paris 2024. Bermain di INF Clairefontaine, Prancis, Kamis (9/5/2024), gol penalti Ilaix Moriba menumbangkan Garuda Muda.
Dilansir detikSepakbola, suporter Indonesia meluapkan kekesalannya ke Guinea dengan cara yang salah. Mereka membanjiri akun media sosial pemain dan federasi Guinea dengan ujaran rasisme.
Di kolom komentar akun Federasi Sepakbola Guinea, ujaran kebencian banyak dilontarkan suporter Indonesia. Kemudian, patroli netizen berlanjut ke akun para pemain.
Ilaix Moriba, Facinet Conte, dan Mory Keita juga menjadi korban keganasan netizen Indonesia. Ujaran kebencian, baik lewat umpatan dan simbol-simbol yang menyerang ras, membanjiri kolom komentar pada unggahan penggawa Timnas Guinea U-23 di Instagram.
Ujaran kebencian itu membuat PSSI angkat suara. Federasi mengecam perilaku suporternya, yang dinilai bisa menodai perjuangan pemain.
"Para pemain pulang dengan kepala tegak dan legawa menerima kekalahan. Jadi, kita berharap para suporter pun melakukan hal yang sama," ujar anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, di situs resmi PSSI.
"Jangan menodai perjuangan tim U-23 Indonesia dengan ujaran rasis kepada para pemain lawan."
"Mimpi anak-anak muda ini masih panjang, tolong jangan dicederai dengan aksi rasis yang sangat merugikan dan memalukan. Kita fokus mendukung timnas ke depan," kata Arya.
(hsa/dpw)