Kepolisian Daerah (Polda) Bali menegaskan siap melakukan pengamanan Piala Dunia U-20 di Pulau Dewata. Kesiapan Polda Bali dalam melakukan pengamanan tak terpengaruh meski drawing dibatalkan di Bali.
"Semua sudah siap. Tapi terkait adanya penundaan atau pun batal (drawing), itu bukan bagian dari urusan kami. Yang jelas secara rencana kegiatan pelaksanaan kami sudah siap," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto saat dihubungi detikBali, Rabu (29/3/2023).
Satake Bayu menuturkan Mabes Polri sudah melakukan ekstensi ke Bali terkait pengamanan Piala Dunia U-20. "Dari Mabes Polri yang melakukan asistensi ke Bali terkait tentang pengamanan, baik pengamanan lokasi acara, pengamanan tempat tinggal pemain maupun tempat latihan," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data yang diberikan Satake Bayu kepada detikBali, jumlah personel yang bakal melakukan pengamanan Piala Dunia U20 di Bali sebanyak 3.679 orang. Jumlah itu terdiri atas unsur Polri 2.752, TNI 93, pemerintah daerah 284, pecalang 50 dan steward 500 orang.
Sebelumnya, dikabarkan detikSepakbola bahwa drawing Piala Dunia U-20 2023 yang seharusnya digelar 31 Maret di Bali batal terlaksana. Panitia Lokal (LOC) sudah mendapatkan pemberitahuan dari FIFA.
Kepastian ini disampaikan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga dalam konferensi pers di GBK Arena, Minggu (26/3/2023). Pesan pembatalan dari FIFA ini sifatnya masih lisan yang disampaikan ke Ketum PSSI sekaligus Ketua LOC Erick Thohir.
Pembatalan ini tak lepas dari gelombang penolakan terhadap keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20 mendatang. Sebab drawing mendatang memang idealnya dihadiri oleh semua peserta, tapi Israel tak bisa datang karena penolakan tersebut.
"Kemarin kami sudah dapat informasi dari FIFA, ke LOC, dalam pemberitahuan belum ada surat resmi tapi sudah jelas bahwa drawing telah dibatalkan FIFA. Jadi ini adalah informasi yang kami dapat dari FIFA," kata Arya Sinulingga.
"Memang kami belum dapat surat resmi dari FIFA. Tapi pesannya jelas bahwa dibatalkan. Ini kami maklumi karena adanya penolakan dari Gubernur Bali (I Wayan Koster) yang menolak kedatangan Israel. Sehingga drawing tidak mungkin dilakukan tanpa keikutsertaan seluruh peserta," ujarnya menambahkan.
(nor/gsp)