Koster Tolak Israel: Suporter Kecewa-Jokowi Sebut Palestina

Koster Tolak Israel: Suporter Kecewa-Jokowi Sebut Palestina

Tim detikBali - detikBali
Rabu, 29 Mar 2023 08:43 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) (YouTube Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi) (YouTube Sekretariat Presiden)
Denpasar -

Surat Gubernur Bali Wayan Koster yang menolak kehadiran timnas Israel di Bali dalam ajang Piala Dunia U-20 berbuntut panjang. FIFA membatalkan drawing yang sedianya digelar 31 Maret di Art Center, Denpasar. Indonesia pun terancam batal menjadi tuan rumah.

Hal itu mengundang kekecewaan berbagai pihak. Antara lain, suporter dan pengusaha yang berharap Piala Dunia U-20 bisa menggairahkan perekonomian Bali. Kemarin, Presiden Joko Widodo pun tampil menyampaikan pidatonya untuk menenangkan situasi.

Kekecewaan Suporter Bali United

Dampak dari pembatalan drawing atau undian grup Piala Dunia U-20 2023 di Bali menuai reaksi komunitas suporter. Salah satunya Brigaz, suporter Bali United. Penasihat Brigaz Bali I Wayan Bersih mengaku sangat kecewa terhadap pembatalan yang dilakukan FIFA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dibilang kecewa, saya sangat-sangat kecewa," ungkap pria yang akrab disapa Ahmad tersebut kepada detikBali, Selasa (28/3).

Ahmad menegaskan sebagai pecinta timnas sangat menyayangkan kasus ini terjadi.

ADVERTISEMENT

"Padahal jauh sebelum Bali ditunjuk sebagai salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20, bahkan dapat kehormatan sebagai tempat drawing tersebut kan sudah ada perjanjian oleh semua pihak baik itu pemerintah daerah Bali, pelaksana Piala Dunia dan FIFA," tutur suporter Bali United dari 2015 tersebut.

Menurut Ahmad, saat itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali pasti sudah tahu timnas Israel bakal datang sebagai salah satu peserta Piala Dunia U-20 2023.

"Yang jadi pertanyaan kenapa setelah hari pelaksanaan drawing tinggal beberapa hari tiba-tiba ada kata penolakan dari Bali melalui kepala daerah yaitu Gubernur?" ujar Ahmad.

Terpisah, Ketua Soccer Community Dewa Ketut Sudiarsana juga mengaku teramat kecewa terhadap pembatalan tersebut. Karena tim Bali United sudah banyak berkorban untuk persiapan Piala Dunia ini.

"Ya sebagai penggemar bola tentunya sangat kecewa sekali, perhelatannya yang ditunggu-tunggu. Sampai mengorbankan Bali United main di luar, dan sangat disayangkan kenapa sepak bola dikaitkan dengan politik," ungkapnya.

Pengusaha Kecewa: Sangat Paradoks

Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB) I Wayan Puspa Negara mengaku kecewa dengan Gubernur Bali Wayan Koster yang menolak timnas Israel bertanding dalam Piala Dunia FIFA U-20 di Pulau Dewata. Menurut Puspa, pernyataan Koster amat bertentangan.

"Sungguh, sangat paradoks surat penolakan gubernur atas kehadiran tim sepakbola U-20 Israel di Bali kepada Menpora, sehingga menimbulkan situasi tak menentu dan kegundahan masyarakat luas, pecinta bola, dan pelaku pariwisata," tutur Puspa kepada detikBali, Selasa (28/3/2023).

Pasalnya, ia menilai Koster telah berjuang membawa Bali sebagai salah satu venue drawing perhelatan FIFA World Cup U-20. "Yang luar biasa baru ini rencana drawing dilaksanakan di luar Swiss, yaitu di Bali," imbuh dia.

"Kita patut apresiasi tinggi langkah gubernur Bali saat itu. Bahkan, sangat jelas penyampaian gubernur Bali bahwa terpilihnya Bali sebagai lokasi official draw FIFA U-20 dan tuan rumah Piala Dunia 2023 akan berkontribusi besar di dalam mempercepat pemulihan pariwisata dan ekonomi Bali," lanjut Puspa.

Namun, situasinya berbanding terbalik dengan surat Gubernur Bali kepada Menpora yang menyatakan penolakannya terhadap kedatangan tim Israel.

Dalam surat itu, Koster beralasan menolak kehadiran Israel karena kebijakan politiknya terhadap Palestina. Kebijakan tersebut juga dinilai tak sejalan dengan pemerintah pusat.

"Sungguh sangat paradoks dengan langkah perjuangan dan persiapan yang sudah sangat matang bahwa kami pelaku pariwisata sangat mengimpikan perhelatan FIFA World Cup U-20 jadi momentum penguatan dan kecepatan recovery (pemulihan) pariwisata," ungkapnya.

Apalagi, Puspa mengingatkan saat ini pemulihan pariwisata di Kuta, Badung, Bali, hanya sekitar 36,5 persen dari kondisi normalnya.

"Kami belum normal. Setengahnya pun belum. Oleh karena itu, kami tetap berharap ajang World Cup U-20 tetap jalan sesuai agenda FIFA," terang Puspa.

Kalau pun hanya drawing yang dipindahkan, ia menilai tidak masalah. "Namun, jika sampai perhelatan FIFA World Cup U-20 dibatalkan dan dialihkan ke negara lain, maka runtuhlah harapan kami," tegasnya.

FIFA Cek Stadion Kapten Dipta

Stadion Kapten I Wayan Dipta terus berbenah meski belum ada kepastian pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Bali. Ketut Suantika selaku Perwakilan Stadium Manajemen Stadion Kapten I Wayan Dipta mengatakan sejumlah renovasi stadion itu sudah selesai. Namun, ada juga beberapa pekerjaaan yang masih belum kelar.

"Kursi stadion sudah terpasang 100 persen, sedangkan untuk rumput sedang dilakukan grass stitching masih 30 persen," ungkap pria yang disapa Rojak ini pada detikBali, Selasa (28/3).

Video Assistant Referee (VAR) belum dipasang karena FIFA baru datang ke stadion untuk menilai persiapannya. "Belum, kemarin FIFA baru selesai assesment di Dipta, dengan LOC dan jajaran dinas terkait, cuma hasilnya nggak dipublikasi," tutup Rojak.

FIFA tetap melakukan inspeksi ke Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali, pada Senin (27/3/2023) kemarin, meski drawing FIFA U-20 2023 batal digelar. Drawing babak penyisihan seharusnya digelar pada Jumat (31/3/2023) mendatang di Gedung Ksirarnawa Taman Werdhi Budaya Art Center.

Tercatat 18 perwakilan FIFA yang ikut dalam inspeksi. Totalnya ada 40 orang termasuk dari PSSI dan INAFOC. Setelah selesai inspeksi di Stadion Dipta, rombongan mendatangi empat lapangan penunjang lainnya, yakni Stadion Ngurah Rai, Stadion Kompyang Sujana, Lapangan Gelora Samudra Kuta, dan Lapangan Gelora Trisakti.

FIFA diwakilkan oleh Project Team Venue Management FIFA Sunny Kohli, Technical Services FIFA Ross Maclean, dan Safety and Security FIFA Anke Becker.

Jokowi Sepakat dengan Dubes Palestina

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sepakat dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia terkait aturan FIFA yang harus dipatuhi oleh seluruh anggotanya. Tanpa mengelaborasi lebih rinci, Jokowi menegaskan agar tidak mencampuradukkan urusan olahraga dengan politik.

"Dalam urusan Piala Dunia U-20, kita (Indonesia) sependapat dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia bahwa FIFA memiliki aturan yang ditaati anggotanya. Jadi, jangan mencampuradukkan urusan olahraga dan urusan politik," ujarnya dalam video yang ditayangkan akun Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (28/3/2023).

Lebih lanjut Jokowi mengatakan bahwa FIFA sudah mengetahui penolakan terhadap keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20. Namun demikian, dia menegaskan bahwa pemerintah dan PSSI terus berupaya mencari solusi terbaik.

Oleh karena itu, Jokowi mengutus Ketua Umum PSSI Erick Thohir menemui tim FIFA di Zurich untuk mencari penyelesaian terbaik. "Mencari solusi terbaik," ungkapnya.

Terkait keikutsertaan Israel, Jokowi mengungkapkan saat itu Indonesia belum tahu tim kesebelasan Israel ikut serta dalam Piala Dunia U-20. Apalagi, Indonesia melalui proses seleksi yang cukup panjang.

"Indonesia menjadi tuan rumah melalui proses bidding, melalui proses seleksi panjang, dan proses akhir ada tiga kandidat negara: Brasil, Indonesia, Peru," tutur Jokowi.

"Dan akhirnya, Oktober 2019, Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA. Ini merupakan kehormatan bagi bangsa Indonesia," lanjutnya.

Nah pada saat itu, sambung Jokowi, Indonesia tidak tahu siapa saja yang ikut sebagai peserta. Sebab, saat itu masih proses prakualifikasi. "Kepastian timnas Israel U-20 dalam ajang ini pun baru diketahui Juli 2022.

Pun demikian, Jokowi menegaskan keikutsertaan Israel tidak ada kaitannya dengan konsistensi politik luar negeri Indonesia.

"Saya menjamin keikutsertaan Israel tidak ada kaitannya dengan konsisten politik luar negeri kita terhadap Palestina. Karena dukungan kita kepada Palestina selalu kokoh dan kuat," tandasnya.

Sebelumnya, Koster melayangkan surat ke Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali berisi penolakan Tim Kesebelasan Israel bertanding di Pulau Dewata. Alasannya, kebijakan politik Israel terhadap Palestina tidak sesuai dengan kebijakan politik Pemerintah Indonesia.

"Yang sampai saat ini masih menjadi masalah serius politik regional," tulis Koster dalam surat beredar bernomor T.00.426/11470/SEKRET dikirimkan pada Selasa (14/3/2023).

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Pemerintah Israel. Untuk menghormati hubungan diplomatik Indonesia dengan negara lain dunia, maka Koster mengusulkan Indonesia melarang kedatangan timnas Israel.




(hsa/nor)

Hide Ads