Tragedi Kanjuruhan yang pecah saat laga Arema versus Persebaya menelan korban sebanyak 132 orang sejauh ini. Sejumlah temuan penyidikan dan penyelidikan kemudian terungkap ternyata hanyalah kebohongan.
Dikutip dari detikJatim, Presiden Jokowi bahkan langsung memerintahkan untuk mengusut tuntas dengan membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF). Polisi juga langsung melakukan penyelidikan dan menetapkan 6 tersangka.
Tak ketinggalan, PSSI juga melakukan investigasi langsung ke lapangan dan menjatuhkan sanksi kepada Ketua Panpel Arema FC dan Security Officer.
Berikut ini sederet kebohongan tragedi Kanjuruhan yang terungkap.
1. Penemuan puluhan botol miras di Stadion Kanjuruhan
Ketua Komite Disiplin (Komdis) PSSI Erwin Tobing mengklaim telah menemukan 42 botol minuman keras (miras) bersegel di Stadion Kanjuruhan seusai tragedi Kanjuruhan akhir pekan lalu.
Penemuan 42 botol miras itu terungkap dalam investigasi PSSI setelah bertemu dengan perwakilan manajemen Arema FC, Ketua Pelaksana Pertandingan Arema FC Abdul Haris, dan security officer Arema FC Suko Sutrisno.
"Jadi ditemukan ada banyak minuman keras, botol badek atau cunrik, yang istilahnya padat dan dalam botol plastik. Itu sampai ada 42 botol belum sempat diminum di dalam stadion," kata Erwin di Malang, Selasa (4/10/2022).
Temuan ini, kata Erwin, menjadi salah satu catatan. Menurutnya, hal-hal terlarang seperti ini tidak sepantasnya bisa lolos masuk ke dalam stadion. Mengenai keterkaitan kericuhan di Stadion Kanjuruhan dengan minuman keras itu, Erwin tak mau berandai-andai.
Erwin membantah pihaknya yang menemukan botol-botol miras itu. Ia menuding botol-botol itu ditemukan oleh polisi. Hal ini disampaikan saat ia diperiksa menjadi saksi di Mapolda Jatim.
Belakangan, klaim temuan botol miras temuan polisi dan diumumkan Komdis PSSI ternyata hanya bohong semata. Ini karena Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Malang menyebutkan bahwa 46 botol itu bukan berisi miras, melainkan berisi ramuan obat untuk penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.
"Itu racikan yang dibuat oleh salah satu pemuda pelopor Kasembon, untuk obat penyakit mulut dan kuku yang waktu itu banyak menyerang ternak sapi," kata Nazarudin saat dikonfirmasi detikJatim melalui sambungan telepon, Rabu (12/10/2022).
Nazarudin kemudian menceritakan bagaimana asal muasal puluhan botol yang disita oleh polisi tersebut.
Pertengahan Agustus 2022 lalu, kata Nazarudin, pihaknya menggelar lomba pemuda pelopor se-Kabupaten Malang. Pada lomba di bidang pangan, seorang peserta mempromosikan hasil temuannya yakni racikan yang diklaim mampu menyembuhkan PMK pada ternak sapi.
2. Suara penjual dawet yang ternyata kader PSI
Pasca-Tragedi Kanjuruhan, sebuah rekaman suara perempuan mengaku penjual dawet di dekat pintu 3 tribun Stadion Kanjuruhan viral di berbagai grup WhatsApp. Rekaman suara itu menceritakan kesaksian tentang kerusuhan di stadion itu.
Suara perempuan itu mengklaim saat tragedi Kanjuruhan pecah, banyak suporter Arema yang sebelumnya sudah mabuk. Tidak hanya alkohol, kata suara itu, tapi juga obat-obatan terlarang.
Simak Video "Jika Bukan Kanjuruhan, Dimana Kandang Arema?"
(nor/hsa)