"Kami sudah melaksanakan forum koordinasi pimpinan daerah bagaimana di antara umat beragama toleransinya sangat tinggi. Kita menjaga toleransi umat beragama bukan sekadar diskusi, berteori tapi bagaimana caranya mengimplementasikannya," jelas Sanjaya dalam debat pada Rabu (20/11/2024).
Sanjaya menyebut dengan saling menjaga kerukunan beragama, Kabupaten Tabanan sampai mendapatkan Harmoni Award yang diberikan Menteri Agama RI. "Karena toleransi umat beragama dengan budaya yang lain sangat diberikan ruang dan waktu di kabupaten Tabanan ini dengan baik," lanjutnya.
Lain halnya dengan Sanjaya-Dirga, pasangan nomor urut 1 I Nyoman Mulyadi-I Nyoman Ardika menyebut akan membuat sistem perizinan yang terkoneksi antara banjar, subak, desa pakraman, hingga perumahan. Mengingat Tabanan, menawarkan pariwisata yang berpotensi dapat merubah perekonomian warga juga pendatang jadi lebih baik lagi.
"Kami sebagai masyarakat Indonesia, masyarakat Tabanan tidak akan menghalangi siapa pun yang datang ke Bali, khususnya Tabanan. Antisipasi kami yakni dengan membuat sistem perizinan terkoneksi. Siapa pun, dari mana pun, pendatang dari luar Bali maupun luar Tabanan harus menjadi satu kesatuan yang utuh menjalin bingkai Bhinneka Tunggal Ika," jelas Ardika alias Sengap.
Sengap menyampaikan sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), masyarakat bisa hidup di mana saja jika mengacu kepada hukum yang ada. Tidak ada sudut pandang yang negatif dan tetap mengedepankan asas kemanusiaan.
Jika nantinya terpilih, Mulyadi-Ardika akan membuat sinergitas dengan semua komponen baik aparatur sipil negara, adat, dan dinas terkait. "Sehingga masyarakat bisa hidup sejahtera, aman, dan damai," jelasnya.
Sengap menjelaskan perbedaan merupakan hal yang biasa, tetapi penyatuan untuk memunculkan dinamika yang luar biasa harus bisa diwujudkan di Kabupaten Tabanan. "Sehingga ke depan regulasinya kami atur, sistemnya kami perbaiki, Tabanan pasti bisa," pungkasnya.
Menjaga Tradisi di Tabanan
Mulyadi-Sengap akan tetap menyelenggarakan pesta kesenian setiap tahun di Tabanan. Seniman yang ada di Tabanan juga akan dibangunkan lagi tanpa harus mengubahnya.
"Tabanan sudah ada seniman yang sangat luar biasa, tapi kami tidak akan lupa seperti yang sekarang kami ubah menjadi seniman Jayaning Singasana. Kami tetap seperti dulu," jelas Mulyadi yang diusung Partai Golkar.
Sementara, Sengap mengakui Tabanan memiliki budaya dan tradisi yang unik. Sehingga ia akan menjaga dan melestarikan dengan tetap menggelar pesta tahunan.
"Paling prinsip kami harus memahami latar belakang dari kehidupan sosial masyarakat Tabanan. Sistem agraris akan memberikan ruang kesenian yang berbeda terhadap masyarakat Tabanan," ujar komedian yang tergabung dalam grup Clekontong Mas itu.
Tak hanya di wilayah daratan, pesta kesenian juga harus diberikan bagi para nelayan di pesisir pantai wilayah Tabanan. Ia pun menyebut sudah ada program yang disiapkan yakni Rp 1 miliar untuk satu desa adat dan program CSR pendampingan hingga transfer dana pusat.
"Yang paling prinsip, kami akan membangun rumah kreatif untuk Kabupaten Tabanan, dengan berbagai potensi yang ada. Kami wujudkan secara pelan-pelan, dimulai paling kecil," ucapnya.
Pasangan Sanjaya-Dirga juga tetap akan melaksanakan pesta kesenian setiap tahunnya. Bahkan dengan banyaknya tradisi budaya yang dibawa masing-masing umat beragama, baik Hindu, Islam, Kristen, Tionghoa, menambah kearifan lokal di Tabanan.
"Setiap kecamatan juga melaksanakan festival-festival yang sesuai kearifan lokal. Kami lihat alam Tabanan yang nyegara gunung. Kami setiap tahun melaksanakan budaya festival baik di pantai maupun gunung," ujar Sanjaya.
Okokan dan Tektekan menjadi salah satu kesenian Tabanan yang terkenal di kalangan wisatawan. "Kami mendorong, memberikan stimulus agar bisa dipentaskan di pesta kesenian kecamatan, kabupaten, hingga akhirnya tampil di Pesta Kesenian Bali (PKB) mewakili kesenian masing-masing kecamatan wilayahnya," ungkap Sanjaya.
(nor/hsa)