Bali pasca Covid-19 telah kembali hidup karena penopang utamanya yakni sektor pariwisata bangkit kembali. Ramainya Bali saat ini membawa dampak baik bagi sektor-sektor lainnya, termasuk properti.
Harga properti di Bali terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan proyeksi kenaikan dua kali lipat dalam kurun waktu 3 hingga 5 tahun. Lokasi pertumbuhan properti saat ini tidak hanya berada di daerah ramai seperti Denpasar, Gianyar, Jimbaran, dan Tabanan saja. Saat ini daerah berkembang seperti Munggu dan Seseh di Kabupaten Badung mulai diminati oleh wisatawan dan investor.
Salah satu alasannya adalah daerah Munggu memiliki lingkungan asri dengan hamparan sawah luas. Banyak pengunjung menyukai daerah seperti ini karena berbanding terbalik dengan pemandangan di perkotaan. Daerah ini bisa menjadi peluang bagi investor pemula yang ingin mendapat keuntungan dari kenaikan harga properti (capital gain) maupun potensi sewa (rental yield), seiring dengan berkembangnya pariwisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak mengherankan jika kawasan Munggu di Kabupaten Badung mulai diincar sebagai lokasi menarik bagi mereka yang ingin tinggal atau berinvestasi properti di Bali," ungkap Shanny Poijes, Managing Director CORE Concept Living dalam keterangan tertulis, yang dikutip pada Kamis (12/6/2025).
Lebih lanjut, Shanny mengatakan Munggu, Pererenan, dan Canggu merupakan bagian dari Kabupaten Badung, lokasi pariwisata utama di Bali. Canggu merupakan area yang telah mapan, dikenal dengan kehidupan malamnya yang semarak, komunitas digital nomad, dan harga properti yang tinggi.
Kemudian, Pererenan area yang tak jauh dari Canggu merupakan daerah alternatif yang juga tak kalah trendy, tetapi di sini tidak seramai Canggu. Banyak kafe dan resor yang sedang berkembang di sini.
Sementara Munggu merupakan salah satu kawasan terakhir di Bali Selatan yang bisa menawarkan ketenangan daripada kedua tempat sebelumnya. Munggu juga masih dekat jika ingin pergi ke area yang ramai seperti Ubud, Pererenan, Cemagi, hingga ke Tabanan tanpa harus terjebak kemacetan selama berjam-jam.
"Jarak antara Munggu dengan Pererenan sekitar 1-3 km, sementara Canggu berjarak 5-8 km, dan posisi ini menjadikannya pilihan yang menarik untuk tempat tinggal dan investasi, terutama pada tahun 2025, karena pasar pariwisata dan properti di Bali terus tumbuh," ungkapnya.
Dicap sebagai daerah yang tengah berkembang, Munggu menawarkan kenaikan harga properti yang signifikan, terutama ditopang oleh peningkatan infrastruktur jalan yang baik, peningkatan akses telekomunikasi, dan rencana perluasan bandara internasional baru di Bali Utara senilai Rp 150 triliun yang mampu menampung 20 juta penumpang per tahun.
Rata-rata keuntungan sewa properti di Munggu diperkirakan sebesar 8-12 persen karena lokasinya yang dekat dengan tempat wisata populer seperti Canggu dan Pererenan. Nilainya tidak beda jauh dengan nilai sewa properti di Canggu (7-15 persen) dan Pererenan (10-11 persen untuk pembangunan baru).
"Biaya investasi awal yang lebih rendah dan potensi pertumbuhan yang lebih tinggi juga menjadi indikator utama di sini. Namun, manfaat terbesar dari Munggu adalah Anda benar-benar dapat bepergian dan menikmati kehidupan sehari-hari yang berkualitas sebagai faktor utamanya," jelasnya.
Faktor lainnya, Munggu dinilai menarik adalah faktor terpenting kedua adalah ketenangan dan gaya hidup. Lingkungan Munggu yang tenang, yang dicirikan oleh pantai berpasir hitam, sawah, dan situs budaya seperti Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, menawarkan tempat peristirahatan yang damai.
"Perlu juga diketahui, bahwa zonasi green belt Munggu mendukung pembangunan berkelanjutan, dan hal ini menarik bagi pembeli/penyewa yang peduli lingkungan, dengan potensi keuntungan sewa sebesar 8-12 persen," ungkapnya.
Sementara itu, CORE Concept Living akan merilis proyek perdana yang digadang sebagai hunian bergaya SKANDINASIA pertama di Bali yang mengangkat tagline: Scandinavian Design, Balinese Soul.
Menurut rencana, proyek tersebut bakal diluncurkan pada Oktober 2025 dan mulai dibangun pada Desember 2025. Sementara serah terima akan dilakukan pada Kuartal keempat 2027 mendatang.
"Ketelitian Skandinavia berpadu dengan spiritualitas Bali, menciptakan hunian yang mendefinisikan ulang kehidupan di Pulau Dewata. CORE Concept Living bukan hanya tentang membangun hunian, namun membangun sebuah warisan di mana keluarga berkembang, persahabatan tumbuh secara organik, dan bangunan yang memiliki nilai dalam jangka panjang," tutur Shanny.
(aqi/zlf)