.webp)
Direktur Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Titra Ardhia Rinjani (Tiara) Lombok Tengah, Bambang Supratomo, merespons keluhan pelanggan terkait kualitas air yang keruh. Bambang kualitas air yang disalurkan kepada pelanggan terdampak curah hujan yang relatif tinggi.
"Memang yang sedikit menjadi soal sekarang ini adalah kualitas air kami. Kualitas yang saya maksud hari ini adanya perubahan warna air," kata Bambang saat ditemui di Kantor Bupati Lombok Tengah, Selasa (23/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang mengeklaim proses penyaluran air bersih kepada para pelanggan Perumdam Tiara tidak ada masalah. "Kami pastikan walaupun kondisi air bakunya seperti itu, secara sistem pelayanan kami dimungkinkan dilakukan pengolahan meski dengan sistem cukup sederhana," imbuhnya.
Di sisi lain, Bambang mengakui saat ini Perumdam Tiara belum memiliki instalasi pengolahan air (IPA) di sumber mata air di wilayah Batukliang dan Batukliang Utara. Menurutnya, warna air yang keruh tersebut masih dapat digunakan untuk mandi maupun mencuci.
"Itu tidak berbahaya untuk dimanfaatkan, seperti mandi, mencuci, dan lainnya. Kalau diminum, harus diolah terlebih dahulu," ujar Sekretaris Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) NTB itu.
Bambang menjelaskan pembangunan IPA membutuhkan anggaran sekitar Rp 20 miliar. Nominal tersebut sudah mencakup lahan, bangunan, dan mesin pengolahan air keruh menjadi bersih.
"Pengolahannya itu butuh IPA. Ada mesin, ada sistem pengolahan, DED (detail engineering desaign) sudah ada, sekitar Rp 20 miliar. Itu terdiri dari lahan, alat, mesin, dan bangunannya seperti yang ada di Bendungan Batujai dan Spam Mandalika," pungkasnya.
(iws/iws)
