Pemerintah pusat menetapkan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai salah satu dari 14 provinsi prioritas dalam penanganan stunting. Penetapan itu dilakukan karena angka prevalensi stunting di NTT masih tinggi.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan, Sukadiono, menyampaikan hal tersebut saat melakukan kunjungan kerja di Kota Kupang, Jumat (17/10/2025).
"Untuk NTT masuk dalam 14 provinsi prioritas yang menjadi perhatian pemerintah pusat, yang dilihat dari angka prevalensinya tinggi," kata Sukadiono.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan pemerintah pusat terus mendorong agar setiap daerah mampu menekan angka stunting. Pemerintah menargetkan angka stunting nasional pada 2026 turun menjadi 18,7 persen dari total 37,18 persen.
"Secara nasional penurunan stunting ditargetkan 18,7 persen di 2026. Tentu pemerintah daerah untuk langsung turun 37,18 persen kan perlu upaya konferensi selama satu tahun ini, tapi dengan upaya pencegahan yang saat ini ditekankan terjadinya stunting baru, dikerjakan secara integrasi semua OPD dan komitmen pemerintah daerah pasti akan turun," terangnya.
Menurutnya, stunting menjadi perhatian serius baik di tingkat nasional maupun daerah. Berbagai upaya dilakukan mulai dari pendampingan sejak dini kepada perempuan usia produktif hingga anak balita.
"Jadi pemerintah pusat hingga daerah terus berkomitmen untuk mengatasi masalah stunting, bagaimana caranya yaitu dengan memberikan pendampingan bagi perempuan usia produktif, ibu hamil, dan juga balita," pungkasnya.
Stunting di Kota Kupang Capai 3.377 Kasus
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Kupang, I Gusti Agung Ngurah Suarnawa, menyebut angka stunting di Kota Kupang hingga Agustus 2025 mencapai 3.377 kasus atau sekitar 29 persen.
"Kasus stunting di Kota Kupang hingga Agustus 2025 tercatat 3.377 kasus atau 29 persen," ujar Suarnawa.
Ia mengatakan, Pemkot Kupang terus melakukan berbagai langkah untuk menekan angka tersebut.
"Beberapa upaya yang sudah kami lakukan yakni pemenuhan kebutuhan. Kami sadar posyandu yang terdaftar di Kota Kupang 369. Ada peningkatan kapasitas kader untuk memantau simulasi perkembangan pertumbuhan. Pemantauan pertumbuhan sudah dilakukan secara rutin," terangnya.
Data Stunting di 51 Kelurahan
Berikut persentase stunting di 51 kelurahan di Kota Kupang:
- Lahi-Lai Bissi Kopan (LLBK): 14,3%
- Nunbaun Delha (NBD): 13,0%
- Namosain: 12,2%
- Mantasi: 12,1%
- Oesapa Selatan: 11,1%
- Manulai II: 10,5%
- Airnona: 10,5%
- Oetete: 10,2%
- Nunbaun Sabu (NBS): 10,2%
- Solor: 10,1%
- Nunhila: 9,5%
- Kolhua: 9,3%
- Bonipoi: 9,1%
- Tode Kisar: 7,8%
- Nefonaek: 7,5%
- Oeba: 5,8%
- Nunleu: 6,7%
- Alak: 6,7%
- Airmata: 6,3%
- Naikoten I: 6,0%
- Pasir Panjang: 5,5%
- Oepura: 27,3%
- Lasiana: 24,8%
- Oesapa: 24,5%
- Oesapa Barat: 24,2%
- Fatukoa: 23,6%
- Belo: 23,5%
- Maulafa: 23,4%
- Oebufu: 23,1%
- Bakunase: 20,7%
- Naimata: 20,2%
- Naikolan: 19,8%
- Kayu Putih: 19,8%
- Tuak Daun Merah (TDM): 19,6%
- Naioni: 19,5%
- Kelapa Lima: 18,9%
- Penfui: 17,7%
- Batu Plat: 16,9%
- Bakunase II: 16,9%
- Kuanino: 16,4%
- Liliba: 16,2%
- Oebobo: 16,1%
- Sikumana: 15,8%
- Fatululi: 15,1%
- Fatufeto: 14,9%
- Fatubesi: 14,7%
- Manutapen: 14,5%
- Penkase Oeleta: 5,2%
- Merdeka: 3,4%
- Bakunase: 2,7%
- Naikoten II: 1,9%.
(dpw/dpw)