Ratusan warga di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami keracunan massal setelah menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG). Korban terdiri dari balita, ibu hamil, dan anak sekolah. Total korban mencapai 380 orang.
Bupati TTS Eduard Markus Lioe mengatakan satu dapur MBG ditutup sementara buntut insiden ini. Penutupan dilakukan terhadap dapur yang melayani 16 penerima manfaat di wilayah Kota Soe.
"Pemda saat ini masih koordinasi dan kami sudah bentuk satgas untuk menangani persoalan ini. Sementara ini kan yang dilakukan untuk menyingkapi soal kemarin itu oleh BGN program MBG dihentikan sementara dengan waktu yang tidak ditentukan," ujar Eduard saat diwawancarai di kantor bupati, Rabu (8/10/2025).
Pemkab Bentuk Satgas
Pemkab TTS membentuk satuan tugas (satgas) untuk menangani para korban yang kini dirawat di sejumlah rumah sakit. Hasil laboratorium atas sampel makanan masih ditunggu dari BPOM Kupang.
"Hasil evaluasi kini kami menunggu hasil lab yang sudah dikirim ke BPOM Kupang dan kepolisian juga sudah ambil sampel untuk diteliti. Hingga saat ini korban keracunan 380 orang ada balita, ibu hamil, anak sekolah juga ada," jelas politikus Gerindra itu.
Eduard menuturkan, seluruh korban mendapat menu MBG dari satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG yang melayani 16 penerima manfaat, termasuk sekolah dan Posyandu.
"Khususnya untuk dapur satu yang melayani 16 penerima manfaat. Ada sekolah, Posyandu, TK dan lainnya, itu sementara disetop dulu, menunggu hasil lab," katanya.
TTS diketahui memiliki enam SPPG. "Untuk di TTS ada enam SPPG. Empatnya di Kota Soe, satu di Kualin, dan satu di Koa. Yang saat ini ditutup sementara itu satu SPPG di kota sambil menunggu hasil lab," lanjutnya.
Simak Video "Video: Kasus Keracunan MBG Melonjak, Pemerintah Didesak Moratorium"
(dpw/dpw)