Kupang Tak Mau Lagi Disebut Kota Terkotor, Fokus Atasi Sampah

Kupang Tak Mau Lagi Disebut Kota Terkotor, Fokus Atasi Sampah

Simon Selly - detikBali
Selasa, 07 Okt 2025 20:33 WIB
Suasana saat penyerahan Hoist Crane di Bank Sampah Mutiara Timor di Kupang, Selasa (7/10/2025). (Simon Selly/detikBali)
Foto: Suasana saat penyerahan Hoist Crane di Bank Sampah Mutiara Timor di Kupang, Selasa (7/10/2025). (Simon Selly/detikBali)
Kupang -

Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), gencar mengatasi personal sampah dan sekaligus menghapus predikat kota terkotor kedua di Indonesia. Hal ini ditegaskan Wakil Wali (Wawali) Kota Kupang, Serena Francis.

"Target kami di 2026 Kota Kupang tidak lagi ada stima kota terkotor se-Indonesia. Kami terus berupaya supaya bisa lebih baik lagi dan tahun ini juga ada penilaian Adipura, dan bersama-sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup kita tetap berupaya untuk menghilangkan stikma kota terkotor di periode kami saat ini," tegas Serena, Selasa (7/10/2025) di Kupang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Politikus Gerindra ini menjelaskan pemerintah daerah gencar mengatasi persoalan sampah dengan terus berkolaborasi dengan semua pihak. Mulai dari kolaborasi dengan Bank Sampah Mutiara Timor hingga pelatihan K3 bagi para pekerja kebersihan.

"Kami menerima CSR Penyerahan Hoist Crane dan pelatihan K3 untuk bapak-mama pekerja kebersihan di Bank Sampah Mutiara Timor," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Menurut dia, kerja kolaborasi dibutuhkan sekali sehingga ke depannya perhatian terhadap keberhasilan di Kota Kupang semakin lebih baik lagi.

Sementara itu, Ade Suharso perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengapresiasi kemajuan Bank Sampah Mutiara Timor yang kini mampu mengelola lebih dari 40 ton sampah terpilah per bulan.

"Kita patut apresiasi Bank Sampah Mutiara Timor ya. Dulunya itu hanya bisa hasilkan 25 ton per bulan sampah. Saat ini mengalami peningkatan signifikan dari 25 ton per bulan pada tahun sebelumnya kini sudah 40 ton per/bulannya," terang Ade Suharso.

Ia menilai capaian Bank Sampah Mutiara Timor patut dijadikan contoh atau roll model. KLHK pun terus mendukungnya.

"Ini capaian luar biasa dan patut dijadikan contoh nasional. KLHK terus mendorong terbentuknya jejaring bank sampah di Nusa Tenggara Timur, termasuk di wilayah perbatasan dan lembaga keagamaan," ungkapnya.

Sebagai bentuk dukungan, KLHK juga menyerahkan bantuan satu unit mobil pikap untuk memperkuat operasional Bank Sampah Mutiara Timor. Ade menekankan pentingnya mengubah cara pandang terhadap sampah.

"Dalam konsep ekonomisirkular, sampah bukan musuh, melainkan sumber daya bernilai yang bisa mendukung kesejahteraan," jelasnya.

Kupang sendiri pernah mendapat cap 'kota terkotor' versi penilaian Adipura 2018. Pada 2024, Kupang kembali masuk lima besar kota terkotor di Indonesia.

Lima Kota Terkotor Versi HLKH dalam ajang Adipura Tahun 2024

1. Kota Sorong
2. Kota Kupang
3. Manado
4. Bandar Lampung
5. Medan




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads