Tekanan Gas Masih Kuat, Gunung Lewotobi Bisa Erupsi Mendadak

Flores Timur

Tekanan Gas Masih Kuat, Gunung Lewotobi Bisa Erupsi Mendadak

Yurgo Purab - detikBali
Senin, 08 Sep 2025 07:50 WIB
Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus Jumat (11/7/2025), pukul 14:10 Wita.
Gunung Lewotobi Laki-Laki. (Foto: dok. PVMBG)
Flores Timur -

Gas di perut Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih tertahan. Kondisi ini membuat material pijar tidak terdorong ke permukaan kawah gunung. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid.

"Secara visual maupun kegempaan aktivitas Gunung Lewotobi masih tinggi. Terjadi tremor menerus pada 6 September 2025, dan terjadi erupsi menerus dengan material abu mengarah ke utara-barat laut, erupsi ini menandakan adanya tekanan gas yang kuat namun masih tertahan sehingga material pijar belum dapat terdorong ke permukaan," kata Wafid dalam keterangan resmi yang diterima detikBali, Senin (8/9/2025).

Wafid menjelaskan, pada Minggu (7/9/2025), Gunung Lewotobi Laki-Laki sempat terlihat jelas sebelum tertutup kabut tipis. Saat itu masih teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal, dengan ketinggian 20-200 meter dari puncak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terjadi letusan dengan tinggi 1.000 meter dari puncak, kolom abu letusan berwarna kelabu," ujarnya.

Berdasarkan data kegempaan 6-7 September 2025 pukul 12.00 Wita, tercatat 1 kali gempa erupsi, 4 kali gempa guguran, 10 kali gempa hembusan, 14 kali gempa tremor non-harmonik, 19 kali gempa low frequency, 31 kali gempa vulkanik dalam, 2 kali gempa tektonik lokal, 5 kali gempa tektonik jauh, dan 3 kali tremor menerus dengan amplitudo dominan 4,4 mm.

ADVERTISEMENT

Wafid menambahkan, dalam sepekan terakhir terjadi peningkatan gempa low frequency dan gempa vulkanik dalam. Kondisi itu mengindikasikan sistem magmatik masih belum stabil sehingga suplai gas dan magma terus berlangsung.

"Hal ini dapat berpotensi menyebabkan terjadinya erupsi, sehingga perlu diwaspadai adanya peningkatan yang tiba-tiba pada gempa ini," terangnya.

Hasil pemantauan tiltmeter menunjukkan tren inflasi yang menandakan tekanan dari dalam masih terjadi sehingga tubuh gunung mengalami penggembungan.

Sementara data Global Navigation Satellite System (GNSS) memperlihatkan penurunan pada komponen vertikal (deflasi). Kondisi ini mengindikasikan adanya migrasi magma dari kedalaman dalam menuju kedalaman dangkal.

"Berdasarkan analisis visual dan instrumental tersebut, aktivitas Gunung api Lewotobi Laki-laki masih tinggi, sehingga tingkat aktivitas Gunung api Lewotobi Laki-laki masih ditetapkan pada Level IV (AWAS)," paparnya.

Imbauan untuk Masyarakat

Wafid mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius 6 km serta 7 km sektoral barat laut-timur laut dari pusat erupsi. Ia juga meminta warga tetap tenang dan mengikuti arahan pemerintah daerah.

Selain itu, warga di sekitar wilayah rawan bencana diminta mewaspadai potensi banjir lahar bila hujan lebat turun, terutama di daerah aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki, seperti Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.

"Warga yang terdampak hujan abu dianjurkan menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk melindungi saluran pernapasan," tandasnya.

Abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki juga berpotensi mengganggu operasional bandara dan jalur penerbangan jika sebarannya mengarah ke area tersebut.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads