Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Barat mengusulkan untuk memperluas Tempat Pembuatan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Rencana itu disampaikan Bupati Lombok Barat, Lalu Ahmad Zaini (LAZ).
Menurut LAZ, usulan perluasan TPA Kebon Kongok telah disampaikan kepada Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal. Karena, pengelolaan TPA Kebon Kongok adalah wewenang Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB.
"Intinya masalah TPA Kebon Kongok kami bersama pemerintah NTB berkomitmen menyelesaikan. Kami sedang cari skema, termasuk salah satu melakukan perluasan lahan," ujar LAZ, Jumat (11/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana perluasan TPA Kebon Kongok tersebut juga akan segera dikomunikasikan dengan warga.
Selain berencana melakukan perluasan, LAZ berujar, Iqbal juga akan mencari investor untuk pengembangan dan pengelolaan sampah yang jauh lebih baik di TPA tersebut.
"Karena kalau semua (sampah) dibuang ke TPA tidak pernah cukup. Makanya nanti pasti akan kolaborasi bersama pemerintah provinsi," jelas LAZ.
Warga Menolak
Tokoh masyarakat lingkar TPA Kebon Kongok, Muhammad Zaini, menolak rencana LAZ untuk melakukan perluasan. Menurut dia, desain perluasan sebelumnya tidak tertera area perluasan tambahan kembali.
"Itu sudah disosialisasikan ke warga pabrik. Karena juga banyak janji-janji pemerintah yang belum terealisasi, termasuk beasiswa untuk warga lingkar TPA itu nihil," terang Zaini.
"Jadi kalau pemerintah merencanakan pelebaran untuk pembuangan, itu artinya pemerintah sudah memasang ancang-ancang lagi untuk melakukan kebohongan terhadap warga kembali," lanjut Zaini mengkritik.
Zaini meminta kepada pemerintah untuk tidak melanjutkan berbagai kebohongan yang dahulu dijanjikan kepada masyarakat. Ia meminta, jika memang pemerintah ingin memperluas area TPA Kebon Kongok, pemerintah harus membuat master plan pembangunan yang dahulu disosialisasikan ke masyarakat.
Di sisi lain, Zaini juga menyoroti permasalahan gas metan yang terkubur di bawah timbunan sampah TPA Kebon Kongok. Hal itu menjadi permasalahan besar yang sampai sekarang belum tertangani secara maksimal.
"Jangan sampai tragedi ledakan TPA Leuwigajah akibat ledakan gas metan terjadi di TPA Kebon Kongok," tegas Zaini.
(iws/iws)