Disambut Tangisan, Jenazah Guru Korban Pembunuhan OPM Tiba di Flores Timur

Disambut Tangisan, Jenazah Guru Korban Pembunuhan OPM Tiba di Flores Timur

Yurgo Purab - detikBali
Selasa, 25 Mar 2025 18:24 WIB
Jenazah Rosalia Sogen tiba di Kabupaten Flores Timur, Selasa (25/3/2025). (Yurgo Purab)
Foto: Jenazah Rosalia Sogen tiba di Kabupaten Flores Timur, Selasa (25/3/2025). (Yurgo Purab)
Flores Timur -

Jenazah Rosalina Barek Sogen (30) tiba di Bandara Gewayantana Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Selasa (25/3/2025) pukul 14.23 Wita. Jenazah Rosalina disambut langsung oleh Bupati Flores Timur, Antonius Doni Dihen dan Wakil Bupati Flores Timur, Ignasius Boli Uran beserta pimpinan OPD setempat di Bandara Gewayantana Larantuka.

Rosalina juga diterima oleh aparat gabungan dari unsur TNI, Polri, dan Satpol PP Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) cabang Flores Timur datang mengenakan pakaian warna khaki dan meyakinkan lagu Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.

Ratusan motor dan mobil mengular di sepanjang jalan. Suasana duka menyelimuti keluarga. Isak tangis memecah keheningan jalan Larantuka tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bupati Flores Timur, Anton Doni Dihen, sempat menangis saat memberikan kata sambutan di depan Kantor Bupati Flores Timur. "Saudari kami ini pahlawan kemanusiaan. Dia adalah pahlawan dalam dunia pendidikan. Kami perlu menerima secara protokol karena saudari kami adalah pahlawan di daerah kami," ujar Anton dengan suara serak-serak sambil menangis, Selasa.

Anton mengatakan meski dalam keadaan sedih sekali pun, Rosalina mempertemukan semua pihak yang tentu tidak mengurangi persaudaraan. "Tentu kita semua menerima saudari kita ini dengan sedih, duka yang mendalam karena peristiwa nahas yang dialami saudari kami ini. Ibu Rosalina sudah menunjukkan dia adalah pahlawan keluarga. Dan dia adalah pahlawan dalam dunia pendidikan," paparnya.

ADVERTISEMENT

Anton juga mengatakan bahwa Rosalina adalah pahlawan kemanusiaan. Di saat-saat terakhir, dia masih menyelamatkan teman-temannya.

"Dan kami menganggap dia sebagai pahlawan kemanusiaan. Karena itu Rosalina sudah mengambil bagian dalam upaya mencerdaskan bangsa ini. Karena itu kami menerima dan sungguh sadar menerima saudari kami sebagai pahlawan di tempat ini," tandasnya.

Sementara, salah satu perwakilan Pemerintah Daerah (Pemda) Yahukimo mengucapkan terima kasih kepada Rosalina karena turut mengabdi di Kabupaten Yahukimo.

"Terima kasih ibu guru, engkau adalah pahlawan pendidikan di Yahukimo. Terima kasih semuanya dukungan doa karena kami bisa tiba dengan selamat," ujar salah satu perwakilan dari Pemda Yahukimo yang ikut menghantar jenazah Rosalina.

Kronologi Insiden Rosalina

Rosalina tewas setelah ditebas menggunakan senjata tajam (sajam) oleh orang yang diduga anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Yahukimo, Papua Pegunungan. Nelson Sogen, sepupu Rosalina, mengungkapkan kronologi peristiwa mengerikan tersebut.

Menurutnya, Rosalina bekerja sebagai guru di Yakuhimo sejak 2022. Kabar kematian anak dari pasutri Agustinus Ehak Sogen dan Valentina Weli Hewen ini baru diketahui sekitar pukul 14.00 Wita, Minggu (23/3/2025). Kabar itu disampaikan oleh kerabat Rosalina yang juga sama-sama menjadi guru di sana.

Nelson mengisahkan penyerangan itu terjadi sekitar pukul 17.00 WIT, Jumat (21/3/2025). Saat itu, Rosalina dan kerabatnya yang sedang berada di mes guru melihat ada tiga orang di depan mes. Mereka menebas-nebas bunga menggunakan sajam.

"Guru-guru lihat ada muka baru. Akhirnya ke depan lagi. Kejar guru tiga orang itu. Ade Rosalina penasaran, dia buka pintu mereka tebas di leher, tangan, tulang rusuk, lalu di kaki," ujar Nelson saat ditemui kampung halaman Rosalina, Desa Lewotala, Kecamatan Lewolema, Senin (24/3/2025).

Seusai menebas Rosalina, OPM mengejar para guru lain yang berada di mes itu. Dengan brutal, para anggota OPM menebas mereka. Akibatnya, para guru mengalami luka-luka serius. Beruntung, sejumlah guru lain, kecuali Rosalina, bisa menyelamatkan diri saat OPM beralih menuju Pondok Bersalin Desa (Polindes) dan membakarnya.

"Yang lain kena tebas tapi tidak meninggal. Mereka lari ke Polindes dan bakar di sana, itu kesempatan mereka (guru) lari," imbuh anggota keluarga Rosalina lainnya, Kornelis Bopo Hewen (34).

Setelah ditebas dengan senjata tajam, para guru berlari untuk menyelamatkan diri. Jarak mes tempat para guru tinggal dengan permukiman warga cukup jauh. Saat para guru berlari menyelamatkan diri, mereka tidak menyadari Rosalina Barek Sogen tidak ada bersama mereka.

"Jenazah Rosalina baru dievakuasi menggunakan helikopter, Minggu (23/3/2025) oleh aparat setelah mendengar kabar di sana," kata Nelson Sogen.




(nor/nor)

Hide Ads