Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta dukungan dari Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, untuk turut menangani persoalan PMI. Sebab, PMI asal NTT yang meninggal di Malaysia selama 2025 sudah mencapai 26 orang.
"Kami membuat permohonan kolaborasi bersama dalam penanganan permasalahan PMI asal NTT kepada Bapak Gubernur NTT," ujar Kepala BP3MI NTT, Suratmi Hamida, Rabu (12/3/2025).
Suratmi menjelaskan permohonan itu disampaikan saat BP3MI NTT melakukan audiensi bersama Melki Laka Lena di kantor Gubernur NTT, Rabu siang. Dalam pertemuan itu, Suratmi menyampaikan pentingnya peran pemerintah provinsi (pemprov) untuk mendukung peningkatan kapasitas PMI agar pengirimannya tidak hanya ke Malaysia. Namun, bisa ke Jepang, Jerman, Korea, serta negara-negara di Timur Tengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan juga mereka hanya sebagai pekerja kebun dan rumah tangga, tetapi sektor formal seperti pertanian, rumah sakit, dan kesehatan," jelas Suratmi.
Menurut Suratmi, selama Januari hingga pekan kedua Maret 2025, BP3MI NTT telah melaksanakan kegiatan pelayanan publik kepada PMI asal NTT beserta keluarganya dengan capaian penempatan PMI di luar negeri berjumlah 124 orang.
Kemudian, layanan pengaduan kasus berjumlah 46 kasus aduan serta layanan pendataan kepulangan PMI dengan jumlah 28 orang di lounge & help desk Bandara El Tari Kupang. Selanjutnya pendataan remitansi PMI pada bank pemerintah telah terdata sejumiah Rp 1,2 miliar lebih dari 478 PMI.
"Kalau total penempatan PMI di luar negeri sejak Januari hingga Februari 2025, berjumlah 302 orang. Jadi, mereka itu tersebar di Malaysia sebanyak 278 orang, Singapura 12 orang, Hongkong 3 orang, Jepang 8 orang, dan Brunei Darussalam satu orang," beber Suratmi.
Sementara itu, Melki Laka Lena mengatakan Pemprov NTT Gubernur NTT berkomitmen untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) asal NTT agar mampu bersaing di kancah internasional. Melki juga meminta BP3MI NTT, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTT, serta BPVP Kementerian Ketenagakerjaan di Kupang untuk berkolaborasi dalam menyiapkan tenaga kerja yang terampil.
"Tentunya kami menyambut baik audiensi BP3MI NTT untuk penanganan bersama masalah PMI asal NTT. Tetapi kami mengharapkan adanya pertemuan lanjutan untuk membahas lebih lanjut bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan," kata Melki.
(hsa/hsa)