Bau Nyale Dimulai, Warga Lombok Tengah Tumpah Ruah Berburu Cacing di Pantai

Bau Nyale Dimulai, Warga Lombok Tengah Tumpah Ruah Berburu Cacing di Pantai

Edi Suryansyah - detikBali
Minggu, 16 Feb 2025 09:31 WIB
Warga tumpah ruah menangkap cacing laut atau bau nyale di Pantai Tampah, Lombok Tengah, NTB, Minggu (16/2/2025). (Foto: Edi Suryansyah/detikBali)
Warga tumpah ruah menangkap cacing laut atau bau nyale di Pantai Tampah, Lombok Tengah, NTB, Minggu (16/2/2025). (Foto: Edi Suryansyah/detikBali)
Lombok Tengah -

Warga tumpah ruah untuk berburu cacing laut atau bau nyale di sejumlah pantai di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (16/2/2025). Mereka bahkan mulai turun ke pantai sejak pukul 04.00 Wita sembari membawa jaring, senter, dan toples sebagai wadah nyale.

"Alhamdulillah dapat banyak (nyale) hari ini. Cukuplah buat dimasak sama istri di rumah," kata Lalu Fathul Hizbi, salah satu warga di Pantai Tampah, Desa Mekarsari, Lombok Tengah, Minggu pagi.

Kemunculan nyale di pesisir Lombok Tengah berbeda dengan prediksi pemerintah daerah setempat. Berdasarkan hasil Sangkep Warige, pemerintah menetapkan puncak event bau nyale pada 18-19 Februari 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Fathul, nyale sudah muncul di pesisir tersebut sejak Sabtu (15/2/2025). Warga pun sudah mulai berdatangan untuk menangkap cacing laut itu sejak kemarin.

Warga lainnya, Jumedan, memperkirakan puncak bau nyale akan jatuh pada Selasa (18/2/2025). Berdasarkan penuturan orang tua di sana, bau nyale tahun ini disebut pula dengan istilah lampaq lime.

ADVERTISEMENT

"Karena nyale ini muncul selama lima hari berturut-turut, maka orang tua dulu menyebut lampaq lime," ujar Jumedan.

Bau nyale dilakukan setiap tanggal 20 bulan 10 dalam penanggalan tradisional Sasak. Bau nyale berkaitan dengan kisah Putri Mandalika, seorang putri berparas cantik dan berbudi luhur yang diperebutkan oleh banyak pangeran dari berbagai kerajaan.

Konon, Sang Putri tidak menerima berbagai pinangan para pangeran tersebut karena jika ia memilih salah satunya, bencana besar akan datang. Dia kemudian membuang dirinya ke tengah laut dan menjelma menjadi nyale.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan seluruh pemangku kepentingan guna mempersiapkan perayaan bau nyale. Agenda rutin tahunan itu dijadwalkan berlangsung pada 18-19 Februari 2025.

Bau nyale merupakan tradisi tahunan masyarakat Lombok dalam menangkap cacing laut sebagai bentuk penghormatan terhadap pengorbanan Putri Mandalika. Kata bau nyale berasal dari bahasa Sasak, yakni 'bau' berarti menangkap dan 'nyale' berarti cacing laut.

Puncak acara Bau Nyale akan berlangsung di Pantai Seger, Desa Kuta, Kecamatan Pujut. Pemkab Lombok Tengah juga telah berkoordinasi dengan Injourney Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pemilik kawasan untuk memastikan kelancaran acara.

Rangkaian Acara Bau Nyale 2025

  • Peresean: 14-16 Februari 2025 di Kuta Beach Park (KBP).
  • Karnaval Putri Mandalika: 17 Februari 2025 di Pantai Kuta Mandalika.
  • Malam Puncak Festival Bau Nyale: 18-19 Februari 2025 di Pantai Seger, Kuta, Mandalika.



(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads