Sekolah Rusak Dihantam Longsor, Siswa SDN Fatululat Kupang Diliburkan

Sekolah Rusak Dihantam Longsor, Siswa SDN Fatululat Kupang Diliburkan

Yufengki Bria - detikBali
Senin, 10 Feb 2025 14:03 WIB
Gedung SDN Fatululat, Desa Fatumonas, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara (NTT), rusak total diterjang longsor dan angin kencang.
Gedung SDN Fatululat, Desa Fatumonas, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara (NTT), rusak total diterjang longsor dan angin kencang. (Foto: dok. Istimewa)
Kupang -

Siswa di SDN Fatululat, Desa Fatumonas, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), diliburkan selama dua hari. Kebijakan itu diambil setelah sekolah tersebut rusak akibat longsor dan angin kencang.

"Ya sementara ini para siswa diliburkan. Tadi pagi memang mereka masuk sekolah, tetapi karena cuaca tidak memungkinkan sehingga kami liburkan sampai hari Rabu," ujar Camat Amfoang Tengah, Marsyuner Prayudin Bureni, Senin (10/2/2025).

Marsyuner menjelaskan bahwa kebijakan tersebut sudah dilaporkan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kabupaten Kupang, Eliazer Teuf. Rencananya, Disdikbud mengecek langsung kondisi sekolah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, satu gedung sekolah mengalami kerusakan parah dengan dua ruangan roboh dan satu ruangan lainnya retak-retak. Selain itu, atap bangunan juga mengalami kerusakan parah.

"Kami sedang menunggu Pak Kadis (Eliazer Teuf) untuk bersama-sama melihat langsung kondisi bangunan sekolah yang rusak," jelasnya.

ADVERTISEMENT

31 KK Terdampak Longsor Dievakuasi

Sementara itu, sebanyak 31 Kepala Keluarga (KK) yang rumahnya terdampak longsor di Kampung Sonan, Dusun 1, Desa Bitobe, Kecamatan Amfoang Tengah, telah dievakuasi dari tempat pengungsian semula ke Gereja GMIT Pos Pelayanan Bioba Baru.

"Jumlah jiwa yang terdata tadi malam itu ada 74 orang dan untuk rumah yang rusak ada 20 rumah. Hari ini kami ke lokasi longsor lagi untuk mencari warga yang masih bertahan di kebun maupun rumahnya supaya diamankan ke satu titik posko pengungsian," kata Marsyuner.

Tim tanggap darurat yang terdiri dari BPBD, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Dinas Sosial, Dispenda Kabupaten Kupang, Polsek Amfoang Selatan, serta beberapa pimpinan Gereja GMIT telah menyalurkan bantuan bagi para korban.

"Kemarin dari Dinas Sosial, PMD, dan BPBD sudah turun ke lokasi untuk mengevakuasi para korban hingga pukul 22.00 Wita baru selesai," ungkapnya.

Marsyuner menambahkan bahwa akses jalan menuju pemukiman warga terdampak tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda enam karena tertimbun longsor, sehingga menyulitkan proses evakuasi.

"Medan ke sana sangat sulit. Sehingga kami mengevakuasi warga dengan berjalan kaki menyusuri hutan sejauh 5 kilometer," jelasnya.

Ia juga memastikan bahwa bangunan serta fasilitas di sekitar Observatorium Nasional Timau tidak terdampak longsor karena lokasinya masih jauh dari Kampung Sonan.

Sebelumnya, sebanyak 18 rumah warga di Kampung Sonan, Dusun 1, Desa Bitobe, nyaris tertimbun longsor pada Sabtu (8/2/2025), sehingga warga terdampak harus mengungsi ke gereja setempat.

"Untuk sementara ada 18 rumah yang terdampak. Warga sudah mengungsi ke gereja," ujar Marsyuner, Minggu (9/2).




(dpw/dpw)

Hide Ads