Warga Desa Waduwani, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), terisolir selama tiga hari terakhir akibat genangan air banjir dan putusnya jembatan penghubung antardesa.
"Iya benar (terisolir), sudah tiga hari," kata Kepala Desa Waduwani, Herry, Jumat (24/1/2025).
Herry menjelaskan, warga tidak bisa beraktivitas normal sejak Rabu (22/1) akibat meluapnya air dari Dam Pela Parado. Genangan air setinggi 1,2 meter menutup akses jalan menuju desa tetangga, yaitu Desa Naru, Desa Nisa, hingga ke Pasar Tente.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ruas jalan tak bisa dilewati karena masih ditutup luapan air banjir setinggi 1,2 meter. Hal ini membuat aktivitas warga Desa Waduwani sampai dengan hari ini menjadi terhambat," ungkap Herry.
Selain itu, jembatan penghubung Desa Waduwani dengan Desa Keli juga terputus akibat banjir. Meski sempat dibuat jalan alternatif, jembatan tersebut kembali rusak diterjang banjir.
"Jembatan penghubung Desa Waduwani-Keli, kita upayakan lagi bangun jalan alternatif," ujarnya.
Warga Desa Waduwani kini terpaksa menggunakan jalur alternatif melalui jalan pertanian dan jalan ekonomi untuk bepergian, termasuk menuju Pasar Tente untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Harus keluar lewat jalan Risa-Kalampa dulu baru bisa ke Pasar Tente dan memutar keliling dengan jarak yang cukup jauh," imbuhnya.
Herry menyatakan bahwa persoalan ini telah dilaporkan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima. Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melakukan survei pada Selasa (21/1/2025), namun hingga Jumat (24/1/2025) belum ada tindak lanjut perbaikan.
"Kami berharap kepada pihak Pemkab Bima agar dapat menangani serius persoalan ini," tutup Herry.
(dpw/dpw)